Senin, 14 Februari 2022

Putri Hijau Moksa


ENERGI astral Putri Hijau telah lama jadi objek pemuas hasrat manusia haus kebahagiaan hidup. 

Ditulis Oleh : 
Abah Rahman 

Putri Hijau --dan dua saudaranya-- bukanlah semata tokoh klasik Tanah Deli. Situs-situs peninggalannya juga bukan hanya "antropologi simbol" tentang kabar mistisnya yang menembus jaman. Ia lebih sekadar warisan budaya. 

Ratu Kerajaan Haru itu dikenal cantik sekaligus sakti. Kekuatan tentara (Aceh) tak bisa menculiknya. Sang Putri moksa. Wujudnya (bersama roh) masuk ke alam lain. 

Takdir yang sama pun dialami abang sang Putri yang berwujud ular (Naga Simangombus). Naga dan sang Putri moksa di Selat Malaka. Peristiwa terjadi saat Putri Hijau menggelar ritual tabur bertih dan telur di laut lepas itu. 

Moksa juga dipercaya terjadi pada sejumlah tokoh sakti Pulau Jawa. Dari Prabu Siliwangi, Brawijaya V, Gajah Mada, Raja Jayabhaya, hingga Sabdo Palon Noyo Genggong. 

Moksa disebut sebagai bentuk kesaktian tingkat tinggi. Sosok level ini dianugerahi karomah tak sembarang. Itu yang membuat situs pancuran Putri Hijau di Delitua tak pernah sepi dengan para pencari berkah. Begitu juga situs lain sang Putri seperti di Pulau Berhala. 

Tapi si Meriam beda. 

Adik Putri Hijau itu tidak moksa. Wujudnya pecah di medan perang. Ia pecah karena "menyalak" tanpa henti, membombardir bala tentara yang ingin menculik kakaknya. Kepala atau bagian moncongnya terpental hingga seratusan kilometer dari arena perang. 

Sejak itulah dia dinamai Meriam Puntung. Dan folklore membumi soal itu membuat dirinya dikenal tak kalah sakti. 

Saking diakui sakti, potongan "kepalanya" yang terdampar di Sukanalu lama diincar kolektor benda antik dari Belanda. Meriam purba itu diyakini memiliki daya magis. Ia bisa mendongkrak sekaligus melanggengkan kekuasaan. 

Aksi percobaan pencurian terhadap Meriam Puntung diketahui terjadi beberapa kali. Semuanya tentu memakai cara-cara mistik. Hasilnya? Meski si maling berilmu, tak ada aksi yang berhasil. Aksi gagal terakhir terjadi pada 1997. 

Tahun berikutnya, 1998, giliran potongan "badan" si meriam bikin cerita heboh. Dari rumah semayam di halaman Istana Maimoon, "badan" adik Putri Hijau itu ditemukan "turun" ke jalan raya depan istana. Tengara apa? 

Jawaban datang sebulan setelah temuan aneh tersebut. Seantero negeri mendadak geger. Rakyat turun ke jalan. Kekacauan massal menjalar. Reformasi bergulir. Orang-orang lalu menyimpulkan aksi Meriam Puntung "ke luar dari rumahnya" pertanda jatuhnya presiden otoriter Soeharto . 

Dari momen dua peristiwa mistik 25 tahun lalu itulah perjalanan spiritual saya mengenal Putri Hijau and two brothers dimulai.  Napak tilas edan berhari-hari itu saya mulai dari Sukanalu. Itu terjadi saat badan saya belum "bengkak" seperti sekarang. 

Sukanalu adalah desa tua dekat tempat kelahiran Putri Hijau dan dua saudara saktinya. Letaknya di dataran tinggi Karo, persisnya di kecamatan Barusjahe, sekira 100 Km arah tenggara Kota Medan.  

Di sini, potongan "kepala" adik Putri Hijau itu telah lama bersemayam. "Kami memanggilnya "Nini"," kata Thomas Sitepu, kepala desa Sukanalu era '97 pada saya, dua puluh lima tahun lalu. 

Di Sukanalu, di depan "sang Nini", di bawah rimbun jabi-jabi (pohon beringin) di situ, saya lama tepekur. Mengolah rasa, melakukan kontak gaib. 

Putri Hijau dan dua saudaranya lahir tak biasa. Tanpa ayah biologis, Naga, Meriam, dan Putri Hijau lahir dari rahim Putri Merak Jingga. Proses kelahiran nipe (ular), sepotong besi (lama-lama berwujud meriam), dan bayi perempuan cantik itu terjadi di gua Lau Pirik. 

Lau Pirik pun menjadi situs kedua "tour" spiritual saya. 

Usai semalaman ritual di Sukanalu, saya bergeser ke Seberaya. Gua Lau Pirik berada di desa ini. Seberaya --yang masuk wilayah kecamatan Tigapanah-- bersebelahan dengan Sukanalu. Di kedai kopi desa, saya temui sesepuh Seberaya. Saya lupa namanya. Tapi dia bermarga Karo Sekali. Dari laki uzur itulah saya "dapat restu" mendatangi Lau Pirik. 

Gua keramat Lau Pirik berada di tepi desa. Di sini, usai meletak uborampe di mulut goa, saya tepekur lebih lama lagi. Dari pagi hingga hingga lepas maghrib. Suasana gua di lembah belantara Gunung Barus itu memang tampak angker. 

Tepekur di Lau Pirik membuat benak saya  tercampak ke era ratusan tahun lalu. Masa ketika kelana Putri Merak Jingga dan tiga anak anehnya dimulai. Meninggalkan Seberaya, mereka pun menelusuri hutan, naik turun menyusuri terjalnya Bukit Barisan. 

Ilham mendirikan kerajaan terjadi saat anak beranak ini tiba di Penatapan. Dari ketinggian lokasi itu, "kompas" pun menuntut mereka, nun...ke hamparan luas belantara jauh di bawahnya. Dan medan ke arah itu dicapai usai menuruni tepi air terjun (Sikulikap) lalu menelusuri alur Sungai Petani (Sungai Deli) hingga hulu di bawah mata air panas Penen (Sibiru-biru). 

Delitua. Di sinilah perjalanan berakhir. Di daerah ini, fakta kesaktian Putri Hijau dan dua saudaranya kian lama kian mendulang banyak pengikut. Kabar soal itu bahkan mampir ke telinga penduduk yang tinggal di Labuhandeli hingga Kota Rantang. 

Dari wilayah pesisir Belawan dan Hamparan Perak itu dukungan ke Putri Hijau menjadi ratu makin menguat. Istana berikut benteng-benteng pertahanan sepanjang tepi Sungai Deli di Pamah (Delitua) kemudian tercipta. Begitu pula pelabuhan, persis dibuat menghadap zona perdagangan internasional. 

Ya, Selat Malaka. Tapi kisah kemakmuran Haru dipimpin ratu sakti nan elok rupa itu tak berlangsung lama. Bala tentara kerajaan seberang datang membawa  angkara. Haru habis dibantai. Tapi dari puing kerajaan berlegenda mistik itulah kemudian lahir kesultanan berjuluk Deli het dollar land. 

Tulisan ini dibuat menyusul areal situs Putri Hijau di Delitua belakangan tampak ditata pihak pemerintah propinsi Sumatera Utara. Merangkul Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lokasi keramat itu dirancang sebagai areal cagar budaya yang harus dilindungi. Semua demi merawat jati diri bangsa. 

Saya sangat mendukung itu. Apalagi dengan merajut rangkaian situs sejarah sang Putri yang telah disebut. Juga tanpa menyingkirkan faedah kekuatan astral  dari lokasi-lokasi wingit itu. 

Pancuran Putri Hijau, salah satunya. Bukti fakta faedah lokasi klenik itu terbentang sejak doeloe. Tak terhitung sudah kemujaraban air pancuran Putri Hijau mengalirkan kebaikan masif. 

Dari situ muncul banyak perempuan tangguh. Tercipta 1001 rumah tangga bebas dari jeratan dilema. Banyak kemudaratan lain tersingkirkan. Semoga semua manfaat itu terus terjaga. Semoga. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar