Selasa, 15 Februari 2022

Gunung 9 Makam Keramat Tuntaskan Banyak Problem

"SAYA pernah nyaris buntu menyelesaikan masalah sebuah keluarga. Kompleks: semua soal ada di situ. Dari selingkuh, guna-guna, hingga terlilit utang dan usaha yang telah setengah hancur. Untung petunjuk gaib Putri Hijau mengantar saya ke sebuah gunung yang penuh karomah." 

Demikian kata Abah Rahman. Itu diucapnya pada Selasa (15/02/2022), mengenang setahun tragedi keluarga malang tersebut. "Tak usahlah saya ceritakan detail tragedi itu. Ini menyangkut privasi sebuah keluarga terkenal di sini (Kota Medan)," jelas Abah Rahman. "Tapi semua masalah itu berpangkal dari ulah suami," tambahnya.

Abah Rahman lalu fokus berkisah soal upaya dirinya membebaskan keluarga itu dari segala belitan masalah. Seperti biasa, cenayang ini meminta petunjuk gaib. Dia tepekur di depan Kubah Terbang. Ini makam keramat yang berada di wilayah Patumbak, Deliserdang.

Di situ Abah Rahman menumpahkan segala masalah keluarga publik figur itu. Mulutnya memang membisu, tapi hatinya membising. Itulah komunikasi transendental alias gaib.

Di depan Kubah Terbang, Abah Rahman tepekur hingga selepas peristiwa terbukanya portal gaib. Fenomena ini terjadi setiap Maghrib tiba. Tapi kali ini sesuatu tak biasa didapat Abah Rahman. Apa itu?

Hingga tiga malam tepekur di Kubah Terbang, khodam makam keramat itu hanya memberi petunjuk agar Abah Rahman mendatangi Blang Cuping. Ini salah satu tempat keramat Putri Hijau yang terletak di perbukitan atas wilayah Delitua, Deliserdang. Tak ada petunjuk soal cara klenik guna menuntaskan masalah yang dibawa Abah Rahman. 

Cenayang ini pun manut. Ia ikuti saran gaib itu. Dari Kubah Terbang, ritual tepekur dirinya berpindah ke Blang Cuping. Tidak seperti Kubah Terbang, nama terakhir ini berbentuk gua.  

Idem ditto. Di Blang Cuping, Abah Rahman juga menemukan sesuatu yang tak biasa. Ceritanya, hingga tiga malam tepekur di Blang Cuping, khodam Putri Hijau hanya memberi petunjuk (ke tempat keramat lain) seperti yang didapat Abah Rahman di Kubah Terbang. Kali ini jaraknya bahkan jauh: titik petunjuk itu berada di luar Sumatera, persisnya Pulau Jawa.

Tanpa petunjuk lain, di sana, khodam Putri Hijau menyuruh Abah Rahman mendatangi sebuah gunung yang di puncaknya terdapat sembilan makam tokoh sakti zaman baheula. Itu petunjuknya, tanpa nama gunung, juga lokasi persisnya. 

Tak butuh waktu lama, Abah Rahman segera tahu apa yang dimaksud khodam Putri Hijau. Gunung petunjuk itu adalah 
Gunung Nyungcung. Gunung dengan ketinggian di bawah 2000 meter (dpl)  ini berada di wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Selain di puncaknya ada sembilan makam keramat, gunung ini diyakini dihuni ular raksasa. Mitos yang sama juga ada pada Putri Hijau. Saat berkunjung ke sana, Abah Rahman menemukan banyak pengakuan soal kemunculan ular raksasa dari Gunung Nyungcung. 

Begitulah. Di antara sembilan makam keramat di puncak gunung batu terjal itu, Abah Rahman pun menggelar tirakat hingga tiga malam berturut. Hasilnya? Petunjuk dari sembilan khodam di sana menyuruh Abah Rahman menggali empat sudut rumah keluarga malang itu. 

"Lalu apa pun yang saya dapat dari empat sudut rumah yang digali itu secepatnya dimusnahkan dengan cara dibakar," jelas Abah Rahman. Lalu apakah yang didapat dari perintah gaib Gunung Nyungcung? 

Dibantu sejumlah kerabat keluarga, dari penggalian itu Abah Rahman menemukan empat buntalan kecil kain putih yang di dalamnya berisikan potongan kecil besi dan tulang belulang. "Itulah media santetnya. Benda itu kiriman dari dukun bayaran si wanita simpanan suami keluarga tersebut," jelas Abah Rahman lagi. 

Nah, begitu empat bundelan santet itu dibakar hingga isi dan bungkusnya musnah, petaka di keluarga itu pun berakhir. Sang suami kembali ke pelukan istri dan anak-anaknya. Usaha mereka juga perlahan bangkit. Dan tak sampai setahun kemudian, semua utang perusahaan keluarga itu pun bisa terlunaskan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar