Sabtu, 18 Desember 2021

Dukun AS, Abah Rahman, & Mistik 'Suluk Cinta' (3)

Gadis-gadis Kesurupan Massal,      Semuanya Jalan Menuju Telaga      

    DI HAMPARAN Taman Cadika yang asri, di antara ceruk beberapa pohon tua mengarah Sungai Babura, setidaknya ada empat kisah narapidana dieksekusi mati. "Termasuk Dukun AS, walau untuk itu di sini kita boleh berbantah-bantah, tapi saya yakin karena petunjuk gaib yang saya terima ya mengatakan seperti itu," kata Abah Rahman, tak yakin soal kabar yang menyebut lokasi eksekusi mati terhadap dukun pemangsa 42 gadis muda itu berada di areal perkebunan Deliserdang.                                       
Begitulah. Lewat laku ritual sekujur badan telentang berbalut kafan di tepi Telaga Paya Badau lalu mulut Abah Rahman komat-kamit membaca mantera, ritual di malam akhir Juni 2021 itu pun berakhir dengan tamatnya kisah teror gaib di rumah keluarga nahas tersebut. Sampai sekarang peristiwa di luar akal itu tak lagi pernah terjadi di sana. Tapi menariknya, berkat ritual mengusir roh, sang paranormal kemudian merasakan kisah 'sekali mendayung dua tiga pulau  terlampaui'.Ya, siapa nyana, usai berhasil mengusir roh-roh peneror, cenayang ini juga mendapat petunjuk tak biasa dari ular gede penghuni Telaga Paya  Badau. Petunjuk gaib itu berupa perintah agar Abah Rahman melanjutkan ritual yang baru saja dikelarkannya. "Di situlah saya rupanya disuruh ngelmu, ya ngelmu nyatukan kesamaan ilmu pelet asmara saya dengan ilmu jenis sama sisa dari belum tuntasnya ritual lelaku Dukun AS semasa hidup," jelasnya.                      

Babak kedua ritual di tepi telaga angker itu tampak berupa aksi gerakan tawa lengking sang Abah dengan mulut dibuka selebar-lebarnya. Dan sejurus kemudian, dengan badan tetap dibungkus kafan, tangan kaki serta kepala spiritualis ini klesak-klesik bagaikan menari. Sekilas aksinya mirip banteng nyeruduk. Ritual 'part two' itu berlangsung hampir 30 menit. Selesai? Belum. "Besoknya, saya bikin ritual penutup dengan puasa 24 jam selama 3 hari, itu ya tak melulu harus berada di sini, trus diakhiri dengan kenduri. Syarat kenduri berupa 2 ekor      ayam putih yang kemudian bersama kain kafannya (serta dua ayam hidup tadi) dilempar ke tengah telaga," beber Abah Rahman seraya menyebut keanehan soal ayam-ayam yang tak bersuara hingga tenggelam ke dasar telaga. Guna menyucikan 'dua ilmu aliran beda' itu, rangkaian ritual semacam tadi wajib kembali dilakukan saban malam Jumat Kliwon dan Wage hingga total semuanya ada sembilan ritual.  "Lama dan berat memang (ritualnya). Apalagi saat proses telentang ditutup kafan itu. Di situ saya merasakan jelasnya roh saya dibawa ke bentangan alam lain. Selama sembilan    kali ritual itu, saya selalu diperlihatkan dengan adegan gadis-gadis muda berpakaian Pramuka. Mereka semuanya kesurupan, meraung nangis dan sama-sama berjalan terseok menuju tepi telaga. Ada juga penampakan seorang laki lari pontang-panting akibat dikejar banyak warga. Lelaki yang dikejar itu lalu lompat ke telaga dan mati," papar Abah Rahman. Belakangan, saat dicek ke sejumlah warga lama di kawasan Cadika, dua peristiwa di alam bawah sadar paranormal itu ternyata peristiwa nyata di Taman Cadika. Peristiwa gadis-gadis  Pramuka kesurupan massal dan lelaki      tewas di telaga usai disangka maling itu terjadi sekira enam tahun lalu. "Kejadian orang nyemplung dan tenggelam di telaga itu malam, tapi mayatnya baru nampak ngambang di tengah telaga besok paginya," sambung Andri (41), warga Komplek Tirta Suka Residence, Medan Johor, mengaku di lokasi peristiwa saat petaka maut itu terjadi. "Yang jelas, sejak dua peristiwa seram itu, sampai sekarang tak pernah lagi ada kegiatan para Pramuka berkemah di Taman Cadika," imbuhnya.                        
Begitulah. 'Kesamaan' Aji Jaran Goyang amalan Dukun AS dengan ilmu 'guna-  guna' cinta milik Abah Rahman ternyata menjadi  ‘pintu masuk’ terciptanya ritual 9 malam Jumat itu.  Berkat bantuan ular laskar naga abang Puteri Hijau penghuni telaga, 'kesamaan’ ilmu itu akhirnya berhasil menggugah batin Abah Rahman untuk melakukan ‘kreatifitas tinggi’. Dia menggodok tiap paham lelaku yang datang sebelum ilmu itu dipeluknya. Untuk itulah ketika kini Abah Rahman mengamalkan sebuah ilmu baru, maka hakekatnya ilmu itu bukanlah ilmu yang datang dan dipersilakan masuk tadi. Bukan. Ilmu itu sejatinya telah berganti ‘baju’. Ya, 'baju' itu hasil modifikasi, adonan yang berasal dari berbagai paham ilmu. Dan bagi Abah Rahman Itulah ‘paham ilmu baru’. 'Suluk Cinta', demikian dia menamakan paham ajian barunya itu. "Khasiatnya khusus untuk mengobati para wanita yang nasib karier dan asmaranya selalu jauh dari rasa kebahagiaan. Ya semacam pelet pengasih, dan karena hasil leburan dua ilmu, tingkat keampuhannya menyucikan lahir batin penggunanya menjadi tinggi," pungkas Abah Rahman.  (*/tamat)

Dukun AS, Abah Rahman, & Mistik 'Suluk Cinta' (2)

Di TKP Ritual Ini, Jangkrik                        Pun Tak Berani Berbunyi                                                                                
AKSI ritual 'menyucikan' khodam Dukun AS bukanlah tanpa sebab. Ya, ekspedisi gaib Abah Rahman ini terjadi bukan karena 'tanpa angin tanpa hujan'.  Ini  ulasannya.                                             

Semua berawal dari sebuah sore, akhir Juni 2021. Dua penghuni Komplek Citra Wisata, Medan Johor, mendatangi Abah di 'pesanggrahannya' (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan). Wajah mereka tegang saat bercerita. Apa gerangan?                                            

Dua pemuda yang minta identitasnya ditutup rapat itu mengaku menghadapi serangkaian kejadian bernuansa mistik di rumah kerabat mereka. Sudah hampir sebulan mereka tinggal sementara di rumah itu. Selama itu pula teror gaib terjadi. Mereka yang bertalian saudara itu pun bercerita.                                     

Peristiwa sering terjadi di lantai dua. Di lantai berteras itulah letak kamar mereka. Di sinilah ragam suara mengerikan itu mereka dengar, nyaris saban malam. Meski bukan adegan penampakan, teror suara saja telah membuat mereka takut setengah modar.                                                     

Awalnya, tutur mereka, suara-suara gaib itu terdengar seperti rengeng-rengeng. Ngeng....ngeng...ngeng...Itu sering terjadi di atas jam 12 malam. Tapi lamat-lamat, rengeng-rengeng itu terdengar berpadu dengan suara orang-orang semacam nyanyi. Nyanyi yang menyedihkan. Diiringi jerit tangis mistis, nyanyian di sana sini   itu jelas terdengar seram. Keseraman yang nyaris menjadi irama rutin tengah malam itu semakin menakutkan saat terjadi di antara gemerisik  dedaunan tertiup angin. Kalau sudah begitu, jerit tangis serta lolongan minta tolong pun terdengar kian menggema di mana-mana. Apa biang peristiwa itu? Adakah penyebabnya makhluk astral penghuni rumah itu? Bukan.                                  

Guna menyingkap keanehan itu, malam harinya, Abah Rahman pun dibawa ke rumah dua pemuda itu. Nah, teras lantai atas rumah itu ternyata menghadap ke Cadika. Ini areal bumi perkemahan seluas lebih 25 hektar yang dike
l mistis. Tak hanya rerimbunan pohon-pohon besar, di areal hijau itu juga terdapat telaga eksotis. Telaga Paya Badau. "Telaga ini awalnya  kawasan rawa. Di dalamnya ada mata air yang bersumber dari Sungai Babura (di belakangnya)," kata Abah Rahman setiba di kawasan rumah dua pemuda itu. Cadika atau Telaga Paya Badau bersebelahan dengan Komplek Citra Wisata. "Peristiwa mistik terkenal di areal ini ya dimulai sejak danau atau telaga itu dibuat. Di situlah areal penuh makhluk halus ini mulai 'diacak-acak' manusia. Akibatnya, yang saya tau saja, tiga      buldoser yang dulu mengeruk dan melebarkan tanah rawa itu tiba-tiba amblas. Buldoser-buldoser itu jadi separuh tenggelam. Beberapa saksi menyebut penampakan sosok ular besar muncul dan menarik tiga buldoser itu ke dalam rawa. Akhirnya, tiga alat berat itu baru bisa terangkat setelah seorang dukun perempuan tua turun tangan. Tiga buldoser itu terangkat berkat ritual '7 rupa benang'," beber Abah Rahman seraya menyebut, ular besar penunggu Telaga Paya Badau adalah bagian dari laskar Naga, saudara tua Puteri Hijau. Karena sejarah mistik areal itulah sejak  awal dia tak heran mendengar laporan dua pemuda tersebut.                       

Begitulah. Abah Rahman pun tiba di rumah dua warga itu. Posisi rumah sasaran teror gaib ini berada di barat laut belakang Cadika, mendekati Sungai Babura. Beda dengan aura telaga atau wilayah depan Cadika, menurut Abah Rahman kawasan belakang areal itu melulu dipenuhi makhluk halus berenergi negatif. Itulah yang membuat                                              keasrian Cadika ditatap siang hari dari lantai atas rumah ini kontras ketika malam. Semakin malam, keremangan Cadika kian mengantar bayang-bayang   seram. Setidaknya, begitulah hasil terawang batin Abah Rahman usai tepekur beberapa saat di teras atas rumah itu. Pengakuannya kontan diamini dua pemuda itu. Bahkan pada malam tertentu, menurut mereka, jangkrik pun tak berani berbunyi. "Saya bukan dukun aliran hitam. Karena itu sedari tadi saya hanya kontak batin dengan ular penunggu Telaga Paya Badau, bukan dengan makhluk-makhluk halus jahat beragam rupa penunggu wilayah belakang Taman Cadika ini. Bukan. Kalau (penunggu) yang di belakang ini semuanya berenergi hitam, beda dengan ular telaga di depan." Di sela asap    kemenyan dari dupa, Abah Rahman menjelaskan itu sambil berdiri di teras seberang kegelapan belakang areal Cadika. Nah, di areal penuh horor itu pula sejumlah terpidana meregang nyawa di hadapan polisi regu tembak. Termasuk Dukun AS?  (*/bersambung)

Sabtu, 11 Desember 2021

Dukun AS, Abah Rahman, & Mistik 'Suluk Cinta' (1)

Niat Ritual Ini Untuk Karier & Kebahagiaan Asmara Wanita 

ANDA sangat ingin dicinta? Ops, baru ditinggal cinta? Atau lagi jatuh cinta? Apapun itu, rasanya tentu macam-macam. Ada yang senang luar biasa, atau sedih tak tertahankan, ada pula di luar akal, bahkan bikin 'gila' dan 'buta'. Itulah cinta. Seperti ajal, cinta juga misteri. Penuh mistis, tak terduga. Saking mistis, insting bisa lebih tajam daripada analisis rasional.

Itu pula yang sampai sekarang membuat dunia sains masih terus bereksperimen untuk membuktikan rasa cinta terjadi semata karena proses kimia di otak. Belum ada kelengkapan ilmiah soal itu. Ilmu pengetahuan ternyata tak gampang membongkar rasa cinta. Itu di ranah rasionalitas. Di sini, di negeri kita yang kaya khasanah budaya leluhur, cinta dengan gumpalan kabut misteri masa depan acap membentuk romantisme dalam mistisme dan menjadi bagian tak terpisahkan. 

Dua soal itu, cinta atau seks dan jagad spiritual terkemas dalam ritus sulit terpisahkan. Karena itu ada kemaluan perempuan dijadikan sarana pemujaan. Begitu pula sebaliknya. Dan dari penyatuan anu laki-perempuan itu dipercaya mendatangkan kekuatan. Seks sebagai sumber energi. Begitu dogmanya. Nah tentang itu, ritual ala dukun Ahmad Suradji (AS) adalah contoh nyata terdekat. Bernama lain Nasib Klewang alias Datuk, Dukun AS memang melakukan ritual seperti itu. Demi mendapat ramuan 'guna-guna' cinta, atau mantera pengasih mujarab yang membuat rezeki mengalir seperti air bah, rumah dukun ini pun terus didatangi para perempuan. Alhasil, laki kelahiran 1949 yang ternyata suka membunuh, main seks, dan amat diyakini sakti itu dikelilingi gadis-gadis muda nan montok. Mereka --sebelum satu per satu dibunuh--dipaksa harus melayani kebutuhan seksnya yang tinggi. Kisah dukun killer asal Deliserdang itu menggemparkan dunia 27 tahun lalu. Tanpa ingin kembali menyoal rentetan aksi biadab yang membuatnya meringkuk 14 tahun di bui dan akhirnya dieksekusi mati, seorang paranormal di Medan malah ditemukan fokus menggali 'warisan ajian-ajian cinta' sang dukun, tentu bukan lewat ritual persetubuhan, apalagi membunuh. Meski begitu, ritual mistis dengan objek Dukun AS diyakini tak pernah terpikirkan siapa pun. Abah Rahman, dialah spiritualis 'beda' itu. Meski laku ritualnya rada edan, tapi karena karomah pengobatannya, publik --utamanya Medan dan sekitarnya-- telah lama mengenalnya. Tak terkecuali netizen. Begitulah. Hampir empat bulan proses lelaku 'mengangkat dan memutihkan' ilmu-ilmu masa lalu Dukun AS itu dilakoninya. Selama ritual itu dia tepekur semadi, meditasi, diam dalam sepi. Pasnya, hening dalam kebisingan batin. Tak hanya untuk ritual kontak khodam Dukun AS, lelaku semacam itu diketahui sudah 12 tahun menjadi hobi paranormal body tambun ini. Menjadi tradisi sehari-hari selepas dia mengobati orang-orang. Kalau tidak percaya, datanglah tengah malam ke makam Mbah Raden (tepi Sungai Bederah Hamparan Perak), atau kuburan Datuk Rubiah (Sungai Babura Kwala Belaka), atau pusara tua Nyi Ronggeng' (Kampung Kolam, Deliserdang). Abah Rahman bercerita soal ritualnya berjuang 'menyadarkan' khodam dukun geger lebih dua dekade lalu itu. Menurutnya, ritualnya berlatar haqqul yakin tentang ajaran peninggalan cenayang hitam itu bisa disucikan. Ini memang soal hasil pertarungan gaib. Dan dalam ritual itu, nawaitu sang Abah tentu untuk kebaikan hidup ke depan, utamanya kaum perempuan agar nasib karier dan asmaranya berjalan mulus, terhindar dari aksi tipu-tipu atau kekerasan lain yang sering terjadi di zaman edan ini. "Terawangan (gaib) saya menyebut beliau dulu ingin memiliki banyak ilmu. Ya biar sakti, sulit tertandingi," Abah Rahman mulai menukik ke sosok masa lalu Dukun AS. Tentu berdasarkan hasil ritual terawang gaibnya. "Awalnya beliau sudah menamatkan Ajian Jaran Goyang. Ya itu sudah dimilikinya, makanya banyak gadis lengket ke dia. Nah, karena sudah punya ilmu itu, beliau pun mulai mendalami lelaku ilmu lain. Kalau yang saya lihat, itu kayak Ajian Tolak Gaman. Itu memang ilmu hitam. Syarat (mendapatkan) ilmu itu memang harus menyetubuhi gadis muda, tapi bukan dengan kemudian membunuhnya. Di situ salahnya." Menurut Abah Rahman, ajaran atau bisikan gaib 'nyalah' itulah yang kemudian menguasai diri Dukun AS hingga mengantarnya menjadi sosok pembunuh berantai. "Tolak Gaman itu," sambungnya lagi, "memang ngeri, kalau kita tak kuat menahan kendali ya kita yang dikendalikan roh-roh itu. Setahu saya itu salah satu warisan dari jaman paham animis, ya itu sebelum 'agama-agama langit' datang ke negeri kita ini. Khusus di sini (Sumatera Utara), jejak awal tumbuh mekarnya ilmu itu dulu ada di Gunung Barus (Tanah Karo). Jika sempurna mempelajarinya, kekuatan mistik ilmu ini memang dahsyat. Tubuh pemiliknya jadi kebal dari segala serangan senjata tajam, badan sangat ringan untuk bergerak jumpalitan sekalipun. Bahkan untuk tahap penguasaan di atasnya lagi, pemilik ilmu itu bisa mengubah wujudnya. Ngeri memang..." Lalu bagaimana cara Abah Rahman 'memutihkan' warisan klenik sesat itu? Di mana dia menggelar ritual? Apa saja tantangannya? Ditayangkan secara bersambung, inilah tulisan berantai soal itu. (bersambung)

Kamis, 02 Desember 2021

‌1000 Perempuan Malam Berobat ke Abah Rahman, Terbanyak Pasang Susuk

INFO kemanjuran pengobatan kebatinannya melesat dari mulut ke mulut. Abah Rahman... Awalnya banyak yang mencibirnya. Tapi sejarah akhirnya menemukan kebenaran. Kini, lebih sudah satu dekade dia dipercaya banyak orang, terutama komunitas anak malam. Ini cerita terbaru dari pasiennya. 

Kenalkan, namanya : Linda. Kadang disapa : Rini. Lho? Ya, lengkapnya : Rini Malinda. Ops, itu bukan nama asli. Itu nama komersil gadis ini di kancah industri dunia malam Kota Medan. "Dia pasien anak malam saya yang ke-1058, lihat di sini," Abah Rahman menyorongkan seabreg buku tebal berisi daftar pasiennya sejak Mei 2009. Dengan nawaitu menginginkan pesona diri lebih cantik, memikat, hingga digilai banyak lelaki, nama Linda tampak tertera di urutan bawah dalam daftar. Seperti Linda, hampir 850 nama perempuan lain di daftar itu ditemukan mendatangi Abah Rahman guna memasang susuk. Motif mereka beragam. Ada yang bersusuk guna menambah pesona atau daya pikat, buang sial, menumbuhkan kepercayaan diri, juga sebagai penglaris dalam bisnis. "Kamu terlambat. Kalo (datang) Sabtu (30/10/2021) malam lalu, pas ada pasien cewek malam yang ke-1000. Nih lihat (daftar), namanya: Sophia," sambung sang cenayang pada wartawan Anda yang menyambanginya di tempat praktik (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan), baru-baru ini. 

Abah lalu bercerita soal Linda. Sebelum menanamkan susuk jarum emas ke wajah gadis 30 tahun itu, seperti biasa, Abah Rahman menjadi pendengar Budiman. Dia mendengarkan segala uraian pasiennya. Linda menyampaikan segala sesuatu yang sudah terjadi padanya, terutama soal tak banyak lelaki yang mabuk dengan kecantikannya. Itu masalah klasik yang juga dialami banyak wanita lain. 

Begitulah. Lewat nalurinya, Linda kemudian meyakini, ritual dari Abah Rahman mampu membuang kesialan dirinya dan membuat tampilan fisiknya lebih cantik hingga kaum Adam tak bosan memandangnya. 

Nah, kini, tiga Minggu setelah pasang susuk, adakah harapan itu mulai disemai Linda? Ditemui di kawasan mangkalnya, Ringroad (Medan Sunggal), Linda pun mau bercerita. Menurutnya, yang terjadi sekarang malah melebihi keinginannya. Tak hanya lebih cantik dan menggairahkan, saban usai berhubungan badan (meski ulang kali dilakukan), Linda tetap tampak segar bugar. Tak setitik pun terlihat letih di wajahnya. Temuan itu kontan membuat Linda girang tak karuan. Karena itu, perempuan yang berpengalaman ini sekarang mulai sering dapat bokingan. Di situlah, pada setiap lelaki yang menikmati tubuhnya, Linda pun memberi pelajaran bermain cinta. Karena wajah, pergaulan, dan servis ranjangnya, Linda kini menjadi gadis yang menonjol di kawasan mangkalnya. Dalam sepekan terakhir November (2021) saja, Linda mengaku mulai banyak lelaki yang terpanah asmara dengannya. Sebegitu dahsyatnya? "Itu memang keniscayaan dari efek susuk," jawab Abah Rahman. "Magis dari pancaran aura di wajah Linda membuat para lelaki di sekitarnya akan selalu mencari kesempatan agar bisa berdekatan," tandas paranormal pemilik ponsel bernomor 0813 7630 6023 ini. (*)