Sabtu, 11 Desember 2021

Dukun AS, Abah Rahman, & Mistik 'Suluk Cinta' (1)

Niat Ritual Ini Untuk Karier & Kebahagiaan Asmara Wanita 

ANDA sangat ingin dicinta? Ops, baru ditinggal cinta? Atau lagi jatuh cinta? Apapun itu, rasanya tentu macam-macam. Ada yang senang luar biasa, atau sedih tak tertahankan, ada pula di luar akal, bahkan bikin 'gila' dan 'buta'. Itulah cinta. Seperti ajal, cinta juga misteri. Penuh mistis, tak terduga. Saking mistis, insting bisa lebih tajam daripada analisis rasional.

Itu pula yang sampai sekarang membuat dunia sains masih terus bereksperimen untuk membuktikan rasa cinta terjadi semata karena proses kimia di otak. Belum ada kelengkapan ilmiah soal itu. Ilmu pengetahuan ternyata tak gampang membongkar rasa cinta. Itu di ranah rasionalitas. Di sini, di negeri kita yang kaya khasanah budaya leluhur, cinta dengan gumpalan kabut misteri masa depan acap membentuk romantisme dalam mistisme dan menjadi bagian tak terpisahkan. 

Dua soal itu, cinta atau seks dan jagad spiritual terkemas dalam ritus sulit terpisahkan. Karena itu ada kemaluan perempuan dijadikan sarana pemujaan. Begitu pula sebaliknya. Dan dari penyatuan anu laki-perempuan itu dipercaya mendatangkan kekuatan. Seks sebagai sumber energi. Begitu dogmanya. Nah tentang itu, ritual ala dukun Ahmad Suradji (AS) adalah contoh nyata terdekat. Bernama lain Nasib Klewang alias Datuk, Dukun AS memang melakukan ritual seperti itu. Demi mendapat ramuan 'guna-guna' cinta, atau mantera pengasih mujarab yang membuat rezeki mengalir seperti air bah, rumah dukun ini pun terus didatangi para perempuan. Alhasil, laki kelahiran 1949 yang ternyata suka membunuh, main seks, dan amat diyakini sakti itu dikelilingi gadis-gadis muda nan montok. Mereka --sebelum satu per satu dibunuh--dipaksa harus melayani kebutuhan seksnya yang tinggi. Kisah dukun killer asal Deliserdang itu menggemparkan dunia 27 tahun lalu. Tanpa ingin kembali menyoal rentetan aksi biadab yang membuatnya meringkuk 14 tahun di bui dan akhirnya dieksekusi mati, seorang paranormal di Medan malah ditemukan fokus menggali 'warisan ajian-ajian cinta' sang dukun, tentu bukan lewat ritual persetubuhan, apalagi membunuh. Meski begitu, ritual mistis dengan objek Dukun AS diyakini tak pernah terpikirkan siapa pun. Abah Rahman, dialah spiritualis 'beda' itu. Meski laku ritualnya rada edan, tapi karena karomah pengobatannya, publik --utamanya Medan dan sekitarnya-- telah lama mengenalnya. Tak terkecuali netizen. Begitulah. Hampir empat bulan proses lelaku 'mengangkat dan memutihkan' ilmu-ilmu masa lalu Dukun AS itu dilakoninya. Selama ritual itu dia tepekur semadi, meditasi, diam dalam sepi. Pasnya, hening dalam kebisingan batin. Tak hanya untuk ritual kontak khodam Dukun AS, lelaku semacam itu diketahui sudah 12 tahun menjadi hobi paranormal body tambun ini. Menjadi tradisi sehari-hari selepas dia mengobati orang-orang. Kalau tidak percaya, datanglah tengah malam ke makam Mbah Raden (tepi Sungai Bederah Hamparan Perak), atau kuburan Datuk Rubiah (Sungai Babura Kwala Belaka), atau pusara tua Nyi Ronggeng' (Kampung Kolam, Deliserdang). Abah Rahman bercerita soal ritualnya berjuang 'menyadarkan' khodam dukun geger lebih dua dekade lalu itu. Menurutnya, ritualnya berlatar haqqul yakin tentang ajaran peninggalan cenayang hitam itu bisa disucikan. Ini memang soal hasil pertarungan gaib. Dan dalam ritual itu, nawaitu sang Abah tentu untuk kebaikan hidup ke depan, utamanya kaum perempuan agar nasib karier dan asmaranya berjalan mulus, terhindar dari aksi tipu-tipu atau kekerasan lain yang sering terjadi di zaman edan ini. "Terawangan (gaib) saya menyebut beliau dulu ingin memiliki banyak ilmu. Ya biar sakti, sulit tertandingi," Abah Rahman mulai menukik ke sosok masa lalu Dukun AS. Tentu berdasarkan hasil ritual terawang gaibnya. "Awalnya beliau sudah menamatkan Ajian Jaran Goyang. Ya itu sudah dimilikinya, makanya banyak gadis lengket ke dia. Nah, karena sudah punya ilmu itu, beliau pun mulai mendalami lelaku ilmu lain. Kalau yang saya lihat, itu kayak Ajian Tolak Gaman. Itu memang ilmu hitam. Syarat (mendapatkan) ilmu itu memang harus menyetubuhi gadis muda, tapi bukan dengan kemudian membunuhnya. Di situ salahnya." Menurut Abah Rahman, ajaran atau bisikan gaib 'nyalah' itulah yang kemudian menguasai diri Dukun AS hingga mengantarnya menjadi sosok pembunuh berantai. "Tolak Gaman itu," sambungnya lagi, "memang ngeri, kalau kita tak kuat menahan kendali ya kita yang dikendalikan roh-roh itu. Setahu saya itu salah satu warisan dari jaman paham animis, ya itu sebelum 'agama-agama langit' datang ke negeri kita ini. Khusus di sini (Sumatera Utara), jejak awal tumbuh mekarnya ilmu itu dulu ada di Gunung Barus (Tanah Karo). Jika sempurna mempelajarinya, kekuatan mistik ilmu ini memang dahsyat. Tubuh pemiliknya jadi kebal dari segala serangan senjata tajam, badan sangat ringan untuk bergerak jumpalitan sekalipun. Bahkan untuk tahap penguasaan di atasnya lagi, pemilik ilmu itu bisa mengubah wujudnya. Ngeri memang..." Lalu bagaimana cara Abah Rahman 'memutihkan' warisan klenik sesat itu? Di mana dia menggelar ritual? Apa saja tantangannya? Ditayangkan secara bersambung, inilah tulisan berantai soal itu. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar