Sabtu, 18 Desember 2021

Dukun AS, Abah Rahman, & Mistik 'Suluk Cinta' (3)

Gadis-gadis Kesurupan Massal,      Semuanya Jalan Menuju Telaga      

    DI HAMPARAN Taman Cadika yang asri, di antara ceruk beberapa pohon tua mengarah Sungai Babura, setidaknya ada empat kisah narapidana dieksekusi mati. "Termasuk Dukun AS, walau untuk itu di sini kita boleh berbantah-bantah, tapi saya yakin karena petunjuk gaib yang saya terima ya mengatakan seperti itu," kata Abah Rahman, tak yakin soal kabar yang menyebut lokasi eksekusi mati terhadap dukun pemangsa 42 gadis muda itu berada di areal perkebunan Deliserdang.                                       
Begitulah. Lewat laku ritual sekujur badan telentang berbalut kafan di tepi Telaga Paya Badau lalu mulut Abah Rahman komat-kamit membaca mantera, ritual di malam akhir Juni 2021 itu pun berakhir dengan tamatnya kisah teror gaib di rumah keluarga nahas tersebut. Sampai sekarang peristiwa di luar akal itu tak lagi pernah terjadi di sana. Tapi menariknya, berkat ritual mengusir roh, sang paranormal kemudian merasakan kisah 'sekali mendayung dua tiga pulau  terlampaui'.Ya, siapa nyana, usai berhasil mengusir roh-roh peneror, cenayang ini juga mendapat petunjuk tak biasa dari ular gede penghuni Telaga Paya  Badau. Petunjuk gaib itu berupa perintah agar Abah Rahman melanjutkan ritual yang baru saja dikelarkannya. "Di situlah saya rupanya disuruh ngelmu, ya ngelmu nyatukan kesamaan ilmu pelet asmara saya dengan ilmu jenis sama sisa dari belum tuntasnya ritual lelaku Dukun AS semasa hidup," jelasnya.                      

Babak kedua ritual di tepi telaga angker itu tampak berupa aksi gerakan tawa lengking sang Abah dengan mulut dibuka selebar-lebarnya. Dan sejurus kemudian, dengan badan tetap dibungkus kafan, tangan kaki serta kepala spiritualis ini klesak-klesik bagaikan menari. Sekilas aksinya mirip banteng nyeruduk. Ritual 'part two' itu berlangsung hampir 30 menit. Selesai? Belum. "Besoknya, saya bikin ritual penutup dengan puasa 24 jam selama 3 hari, itu ya tak melulu harus berada di sini, trus diakhiri dengan kenduri. Syarat kenduri berupa 2 ekor      ayam putih yang kemudian bersama kain kafannya (serta dua ayam hidup tadi) dilempar ke tengah telaga," beber Abah Rahman seraya menyebut keanehan soal ayam-ayam yang tak bersuara hingga tenggelam ke dasar telaga. Guna menyucikan 'dua ilmu aliran beda' itu, rangkaian ritual semacam tadi wajib kembali dilakukan saban malam Jumat Kliwon dan Wage hingga total semuanya ada sembilan ritual.  "Lama dan berat memang (ritualnya). Apalagi saat proses telentang ditutup kafan itu. Di situ saya merasakan jelasnya roh saya dibawa ke bentangan alam lain. Selama sembilan    kali ritual itu, saya selalu diperlihatkan dengan adegan gadis-gadis muda berpakaian Pramuka. Mereka semuanya kesurupan, meraung nangis dan sama-sama berjalan terseok menuju tepi telaga. Ada juga penampakan seorang laki lari pontang-panting akibat dikejar banyak warga. Lelaki yang dikejar itu lalu lompat ke telaga dan mati," papar Abah Rahman. Belakangan, saat dicek ke sejumlah warga lama di kawasan Cadika, dua peristiwa di alam bawah sadar paranormal itu ternyata peristiwa nyata di Taman Cadika. Peristiwa gadis-gadis  Pramuka kesurupan massal dan lelaki      tewas di telaga usai disangka maling itu terjadi sekira enam tahun lalu. "Kejadian orang nyemplung dan tenggelam di telaga itu malam, tapi mayatnya baru nampak ngambang di tengah telaga besok paginya," sambung Andri (41), warga Komplek Tirta Suka Residence, Medan Johor, mengaku di lokasi peristiwa saat petaka maut itu terjadi. "Yang jelas, sejak dua peristiwa seram itu, sampai sekarang tak pernah lagi ada kegiatan para Pramuka berkemah di Taman Cadika," imbuhnya.                        
Begitulah. 'Kesamaan' Aji Jaran Goyang amalan Dukun AS dengan ilmu 'guna-  guna' cinta milik Abah Rahman ternyata menjadi  ‘pintu masuk’ terciptanya ritual 9 malam Jumat itu.  Berkat bantuan ular laskar naga abang Puteri Hijau penghuni telaga, 'kesamaan’ ilmu itu akhirnya berhasil menggugah batin Abah Rahman untuk melakukan ‘kreatifitas tinggi’. Dia menggodok tiap paham lelaku yang datang sebelum ilmu itu dipeluknya. Untuk itulah ketika kini Abah Rahman mengamalkan sebuah ilmu baru, maka hakekatnya ilmu itu bukanlah ilmu yang datang dan dipersilakan masuk tadi. Bukan. Ilmu itu sejatinya telah berganti ‘baju’. Ya, 'baju' itu hasil modifikasi, adonan yang berasal dari berbagai paham ilmu. Dan bagi Abah Rahman Itulah ‘paham ilmu baru’. 'Suluk Cinta', demikian dia menamakan paham ajian barunya itu. "Khasiatnya khusus untuk mengobati para wanita yang nasib karier dan asmaranya selalu jauh dari rasa kebahagiaan. Ya semacam pelet pengasih, dan karena hasil leburan dua ilmu, tingkat keampuhannya menyucikan lahir batin penggunanya menjadi tinggi," pungkas Abah Rahman.  (*/tamat)

Dukun AS, Abah Rahman, & Mistik 'Suluk Cinta' (2)

Di TKP Ritual Ini, Jangkrik                        Pun Tak Berani Berbunyi                                                                                
AKSI ritual 'menyucikan' khodam Dukun AS bukanlah tanpa sebab. Ya, ekspedisi gaib Abah Rahman ini terjadi bukan karena 'tanpa angin tanpa hujan'.  Ini  ulasannya.                                             

Semua berawal dari sebuah sore, akhir Juni 2021. Dua penghuni Komplek Citra Wisata, Medan Johor, mendatangi Abah di 'pesanggrahannya' (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan). Wajah mereka tegang saat bercerita. Apa gerangan?                                            

Dua pemuda yang minta identitasnya ditutup rapat itu mengaku menghadapi serangkaian kejadian bernuansa mistik di rumah kerabat mereka. Sudah hampir sebulan mereka tinggal sementara di rumah itu. Selama itu pula teror gaib terjadi. Mereka yang bertalian saudara itu pun bercerita.                                     

Peristiwa sering terjadi di lantai dua. Di lantai berteras itulah letak kamar mereka. Di sinilah ragam suara mengerikan itu mereka dengar, nyaris saban malam. Meski bukan adegan penampakan, teror suara saja telah membuat mereka takut setengah modar.                                                     

Awalnya, tutur mereka, suara-suara gaib itu terdengar seperti rengeng-rengeng. Ngeng....ngeng...ngeng...Itu sering terjadi di atas jam 12 malam. Tapi lamat-lamat, rengeng-rengeng itu terdengar berpadu dengan suara orang-orang semacam nyanyi. Nyanyi yang menyedihkan. Diiringi jerit tangis mistis, nyanyian di sana sini   itu jelas terdengar seram. Keseraman yang nyaris menjadi irama rutin tengah malam itu semakin menakutkan saat terjadi di antara gemerisik  dedaunan tertiup angin. Kalau sudah begitu, jerit tangis serta lolongan minta tolong pun terdengar kian menggema di mana-mana. Apa biang peristiwa itu? Adakah penyebabnya makhluk astral penghuni rumah itu? Bukan.                                  

Guna menyingkap keanehan itu, malam harinya, Abah Rahman pun dibawa ke rumah dua pemuda itu. Nah, teras lantai atas rumah itu ternyata menghadap ke Cadika. Ini areal bumi perkemahan seluas lebih 25 hektar yang dike
l mistis. Tak hanya rerimbunan pohon-pohon besar, di areal hijau itu juga terdapat telaga eksotis. Telaga Paya Badau. "Telaga ini awalnya  kawasan rawa. Di dalamnya ada mata air yang bersumber dari Sungai Babura (di belakangnya)," kata Abah Rahman setiba di kawasan rumah dua pemuda itu. Cadika atau Telaga Paya Badau bersebelahan dengan Komplek Citra Wisata. "Peristiwa mistik terkenal di areal ini ya dimulai sejak danau atau telaga itu dibuat. Di situlah areal penuh makhluk halus ini mulai 'diacak-acak' manusia. Akibatnya, yang saya tau saja, tiga      buldoser yang dulu mengeruk dan melebarkan tanah rawa itu tiba-tiba amblas. Buldoser-buldoser itu jadi separuh tenggelam. Beberapa saksi menyebut penampakan sosok ular besar muncul dan menarik tiga buldoser itu ke dalam rawa. Akhirnya, tiga alat berat itu baru bisa terangkat setelah seorang dukun perempuan tua turun tangan. Tiga buldoser itu terangkat berkat ritual '7 rupa benang'," beber Abah Rahman seraya menyebut, ular besar penunggu Telaga Paya Badau adalah bagian dari laskar Naga, saudara tua Puteri Hijau. Karena sejarah mistik areal itulah sejak  awal dia tak heran mendengar laporan dua pemuda tersebut.                       

Begitulah. Abah Rahman pun tiba di rumah dua warga itu. Posisi rumah sasaran teror gaib ini berada di barat laut belakang Cadika, mendekati Sungai Babura. Beda dengan aura telaga atau wilayah depan Cadika, menurut Abah Rahman kawasan belakang areal itu melulu dipenuhi makhluk halus berenergi negatif. Itulah yang membuat                                              keasrian Cadika ditatap siang hari dari lantai atas rumah ini kontras ketika malam. Semakin malam, keremangan Cadika kian mengantar bayang-bayang   seram. Setidaknya, begitulah hasil terawang batin Abah Rahman usai tepekur beberapa saat di teras atas rumah itu. Pengakuannya kontan diamini dua pemuda itu. Bahkan pada malam tertentu, menurut mereka, jangkrik pun tak berani berbunyi. "Saya bukan dukun aliran hitam. Karena itu sedari tadi saya hanya kontak batin dengan ular penunggu Telaga Paya Badau, bukan dengan makhluk-makhluk halus jahat beragam rupa penunggu wilayah belakang Taman Cadika ini. Bukan. Kalau (penunggu) yang di belakang ini semuanya berenergi hitam, beda dengan ular telaga di depan." Di sela asap    kemenyan dari dupa, Abah Rahman menjelaskan itu sambil berdiri di teras seberang kegelapan belakang areal Cadika. Nah, di areal penuh horor itu pula sejumlah terpidana meregang nyawa di hadapan polisi regu tembak. Termasuk Dukun AS?  (*/bersambung)

Sabtu, 11 Desember 2021

Dukun AS, Abah Rahman, & Mistik 'Suluk Cinta' (1)

Niat Ritual Ini Untuk Karier & Kebahagiaan Asmara Wanita 

ANDA sangat ingin dicinta? Ops, baru ditinggal cinta? Atau lagi jatuh cinta? Apapun itu, rasanya tentu macam-macam. Ada yang senang luar biasa, atau sedih tak tertahankan, ada pula di luar akal, bahkan bikin 'gila' dan 'buta'. Itulah cinta. Seperti ajal, cinta juga misteri. Penuh mistis, tak terduga. Saking mistis, insting bisa lebih tajam daripada analisis rasional.

Itu pula yang sampai sekarang membuat dunia sains masih terus bereksperimen untuk membuktikan rasa cinta terjadi semata karena proses kimia di otak. Belum ada kelengkapan ilmiah soal itu. Ilmu pengetahuan ternyata tak gampang membongkar rasa cinta. Itu di ranah rasionalitas. Di sini, di negeri kita yang kaya khasanah budaya leluhur, cinta dengan gumpalan kabut misteri masa depan acap membentuk romantisme dalam mistisme dan menjadi bagian tak terpisahkan. 

Dua soal itu, cinta atau seks dan jagad spiritual terkemas dalam ritus sulit terpisahkan. Karena itu ada kemaluan perempuan dijadikan sarana pemujaan. Begitu pula sebaliknya. Dan dari penyatuan anu laki-perempuan itu dipercaya mendatangkan kekuatan. Seks sebagai sumber energi. Begitu dogmanya. Nah tentang itu, ritual ala dukun Ahmad Suradji (AS) adalah contoh nyata terdekat. Bernama lain Nasib Klewang alias Datuk, Dukun AS memang melakukan ritual seperti itu. Demi mendapat ramuan 'guna-guna' cinta, atau mantera pengasih mujarab yang membuat rezeki mengalir seperti air bah, rumah dukun ini pun terus didatangi para perempuan. Alhasil, laki kelahiran 1949 yang ternyata suka membunuh, main seks, dan amat diyakini sakti itu dikelilingi gadis-gadis muda nan montok. Mereka --sebelum satu per satu dibunuh--dipaksa harus melayani kebutuhan seksnya yang tinggi. Kisah dukun killer asal Deliserdang itu menggemparkan dunia 27 tahun lalu. Tanpa ingin kembali menyoal rentetan aksi biadab yang membuatnya meringkuk 14 tahun di bui dan akhirnya dieksekusi mati, seorang paranormal di Medan malah ditemukan fokus menggali 'warisan ajian-ajian cinta' sang dukun, tentu bukan lewat ritual persetubuhan, apalagi membunuh. Meski begitu, ritual mistis dengan objek Dukun AS diyakini tak pernah terpikirkan siapa pun. Abah Rahman, dialah spiritualis 'beda' itu. Meski laku ritualnya rada edan, tapi karena karomah pengobatannya, publik --utamanya Medan dan sekitarnya-- telah lama mengenalnya. Tak terkecuali netizen. Begitulah. Hampir empat bulan proses lelaku 'mengangkat dan memutihkan' ilmu-ilmu masa lalu Dukun AS itu dilakoninya. Selama ritual itu dia tepekur semadi, meditasi, diam dalam sepi. Pasnya, hening dalam kebisingan batin. Tak hanya untuk ritual kontak khodam Dukun AS, lelaku semacam itu diketahui sudah 12 tahun menjadi hobi paranormal body tambun ini. Menjadi tradisi sehari-hari selepas dia mengobati orang-orang. Kalau tidak percaya, datanglah tengah malam ke makam Mbah Raden (tepi Sungai Bederah Hamparan Perak), atau kuburan Datuk Rubiah (Sungai Babura Kwala Belaka), atau pusara tua Nyi Ronggeng' (Kampung Kolam, Deliserdang). Abah Rahman bercerita soal ritualnya berjuang 'menyadarkan' khodam dukun geger lebih dua dekade lalu itu. Menurutnya, ritualnya berlatar haqqul yakin tentang ajaran peninggalan cenayang hitam itu bisa disucikan. Ini memang soal hasil pertarungan gaib. Dan dalam ritual itu, nawaitu sang Abah tentu untuk kebaikan hidup ke depan, utamanya kaum perempuan agar nasib karier dan asmaranya berjalan mulus, terhindar dari aksi tipu-tipu atau kekerasan lain yang sering terjadi di zaman edan ini. "Terawangan (gaib) saya menyebut beliau dulu ingin memiliki banyak ilmu. Ya biar sakti, sulit tertandingi," Abah Rahman mulai menukik ke sosok masa lalu Dukun AS. Tentu berdasarkan hasil ritual terawang gaibnya. "Awalnya beliau sudah menamatkan Ajian Jaran Goyang. Ya itu sudah dimilikinya, makanya banyak gadis lengket ke dia. Nah, karena sudah punya ilmu itu, beliau pun mulai mendalami lelaku ilmu lain. Kalau yang saya lihat, itu kayak Ajian Tolak Gaman. Itu memang ilmu hitam. Syarat (mendapatkan) ilmu itu memang harus menyetubuhi gadis muda, tapi bukan dengan kemudian membunuhnya. Di situ salahnya." Menurut Abah Rahman, ajaran atau bisikan gaib 'nyalah' itulah yang kemudian menguasai diri Dukun AS hingga mengantarnya menjadi sosok pembunuh berantai. "Tolak Gaman itu," sambungnya lagi, "memang ngeri, kalau kita tak kuat menahan kendali ya kita yang dikendalikan roh-roh itu. Setahu saya itu salah satu warisan dari jaman paham animis, ya itu sebelum 'agama-agama langit' datang ke negeri kita ini. Khusus di sini (Sumatera Utara), jejak awal tumbuh mekarnya ilmu itu dulu ada di Gunung Barus (Tanah Karo). Jika sempurna mempelajarinya, kekuatan mistik ilmu ini memang dahsyat. Tubuh pemiliknya jadi kebal dari segala serangan senjata tajam, badan sangat ringan untuk bergerak jumpalitan sekalipun. Bahkan untuk tahap penguasaan di atasnya lagi, pemilik ilmu itu bisa mengubah wujudnya. Ngeri memang..." Lalu bagaimana cara Abah Rahman 'memutihkan' warisan klenik sesat itu? Di mana dia menggelar ritual? Apa saja tantangannya? Ditayangkan secara bersambung, inilah tulisan berantai soal itu. (bersambung)

Kamis, 02 Desember 2021

‌1000 Perempuan Malam Berobat ke Abah Rahman, Terbanyak Pasang Susuk

INFO kemanjuran pengobatan kebatinannya melesat dari mulut ke mulut. Abah Rahman... Awalnya banyak yang mencibirnya. Tapi sejarah akhirnya menemukan kebenaran. Kini, lebih sudah satu dekade dia dipercaya banyak orang, terutama komunitas anak malam. Ini cerita terbaru dari pasiennya. 

Kenalkan, namanya : Linda. Kadang disapa : Rini. Lho? Ya, lengkapnya : Rini Malinda. Ops, itu bukan nama asli. Itu nama komersil gadis ini di kancah industri dunia malam Kota Medan. "Dia pasien anak malam saya yang ke-1058, lihat di sini," Abah Rahman menyorongkan seabreg buku tebal berisi daftar pasiennya sejak Mei 2009. Dengan nawaitu menginginkan pesona diri lebih cantik, memikat, hingga digilai banyak lelaki, nama Linda tampak tertera di urutan bawah dalam daftar. Seperti Linda, hampir 850 nama perempuan lain di daftar itu ditemukan mendatangi Abah Rahman guna memasang susuk. Motif mereka beragam. Ada yang bersusuk guna menambah pesona atau daya pikat, buang sial, menumbuhkan kepercayaan diri, juga sebagai penglaris dalam bisnis. "Kamu terlambat. Kalo (datang) Sabtu (30/10/2021) malam lalu, pas ada pasien cewek malam yang ke-1000. Nih lihat (daftar), namanya: Sophia," sambung sang cenayang pada wartawan Anda yang menyambanginya di tempat praktik (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan), baru-baru ini. 

Abah lalu bercerita soal Linda. Sebelum menanamkan susuk jarum emas ke wajah gadis 30 tahun itu, seperti biasa, Abah Rahman menjadi pendengar Budiman. Dia mendengarkan segala uraian pasiennya. Linda menyampaikan segala sesuatu yang sudah terjadi padanya, terutama soal tak banyak lelaki yang mabuk dengan kecantikannya. Itu masalah klasik yang juga dialami banyak wanita lain. 

Begitulah. Lewat nalurinya, Linda kemudian meyakini, ritual dari Abah Rahman mampu membuang kesialan dirinya dan membuat tampilan fisiknya lebih cantik hingga kaum Adam tak bosan memandangnya. 

Nah, kini, tiga Minggu setelah pasang susuk, adakah harapan itu mulai disemai Linda? Ditemui di kawasan mangkalnya, Ringroad (Medan Sunggal), Linda pun mau bercerita. Menurutnya, yang terjadi sekarang malah melebihi keinginannya. Tak hanya lebih cantik dan menggairahkan, saban usai berhubungan badan (meski ulang kali dilakukan), Linda tetap tampak segar bugar. Tak setitik pun terlihat letih di wajahnya. Temuan itu kontan membuat Linda girang tak karuan. Karena itu, perempuan yang berpengalaman ini sekarang mulai sering dapat bokingan. Di situlah, pada setiap lelaki yang menikmati tubuhnya, Linda pun memberi pelajaran bermain cinta. Karena wajah, pergaulan, dan servis ranjangnya, Linda kini menjadi gadis yang menonjol di kawasan mangkalnya. Dalam sepekan terakhir November (2021) saja, Linda mengaku mulai banyak lelaki yang terpanah asmara dengannya. Sebegitu dahsyatnya? "Itu memang keniscayaan dari efek susuk," jawab Abah Rahman. "Magis dari pancaran aura di wajah Linda membuat para lelaki di sekitarnya akan selalu mencari kesempatan agar bisa berdekatan," tandas paranormal pemilik ponsel bernomor 0813 7630 6023 ini. (*)

Selasa, 30 November 2021

‌Jarum Emas si Ronggeng, Ini Susuk Istri Simpanan Om Amir

KEHIDUPAN Mira (32) kontan berubah. Dia dengan mudah mendapatkan uang dan harta dari seorang Om tajir asal Aceh yang kini menjadi suami simpanannya. Ini penuturannya. 

Jumat siang 5 November 2021. Mira galau. Hampir dua pekan sudah Om Amir tak mendatanginnya. Sejak Maret 2021, sejak mendapat uang jajan Rp30 juta/bulan, Mira pun 'disimpan' laki 58 tahun itu di sebuah rumah komplek bilangan Krakatau, Medan. Si Om tak datang bukan karena gaduh dengan gadis 'hebat di ranjang' itu. Bukan. Ceritanya, si Om minta 'off sesaat' karena kisah kasih terlarangnya mulai terendus bini tua. Tapi Mira kadung tak tahan dicekam kerinduan yang semakin menggigit. Apalagi semua akses komunikasi ke si Om terputus. Tak ada jalan lain. 'Anak didik' paranormal Abah Rahman ini pun melakukan ritual 'pemanggil sukma'. Ritus 'menggerakkan hati' orang di tempat jauh itu tentu terjadi lewat tangan sakti si cenayang. Dari rumahnya, Mira tinggal menunggu hasilnya (baca : Ritual si Kembang Malam, Tiap Hari Ngasih Makan Roh Halus). 

Begitulah. Efek dari ritual mulai terjadi. Jumat malam itu, ingatan Om Amir yang tengah asyik bersama istri mendadak melayang kepada Mira. Kepada malam terakhir mereka berasyik masyuk di Medan. Ingatan Om Amir terus saja melayang ke arah itu. Saat itu, di kamar, Mira tak kuasa menolak ajakan si Om. Enam langkah dari ranjang, gadis ini pun mulai melepas pakaian yang dikenakan. 

Satu demi satu busananya ditanggalkan. Dari baju penutup payudara sampai celana dalam. Mira pun bugil. Tubuh mulusnya tak terhalangi selembar kain pun. Payudara gadis ini sangat indah. Kelihatan montok dan kencang. Setelah bugil, Mira melangkah mendatangi Om Amir yang telentang di ranjang. Bagai diiringi musik, gerak langkah Mira nyaris tertata. 

Ia melenggang-lenggokkan pinggulnya yang mulus dan berisi. Payudaranya bergoyang-goyang menggairahkan. Gerak dari tubuh bugil Mira itu jelas d membangkitkan nafsu birahi. Om Amir pun terpesona dengan aksi pembuka wanita simpanannya itu. Ia lalu bangkit dari ranjang, berdiri, merangkul dan mencumbui Mira. 

Sebagai wanita yang profesional dalam menyervis laki-laki, Mira pun menyambut cumbuan itu. Tubuhnya bergelenjot mesra. Melalui mulut dan tangannya, gadis ini melakukan perangsangan. Dan, saat Om Amir semakin bernafsu, Mira pun dibopong ke ranjang. Di situlah mereka melepas hasrat. Begitulah. Usai melayang pada kenangan 'hih hah hih huh' terakhir itu, benak Om Amir beralih ke memori lain. Kali ini kepada pesta ulang tahun seorang teman Mira. Di pesta itu mereka berdansa dalam alunan 'Killing Me Softly' yang lembut. 

Pipi Mira yang halus melekat ke pipi Om Amir. Aroma parfum bunga mawar yang manis menggoda hidung Tubang pengusaha itu. Membangkitkan gairah cinta yang meluap di hatinya. Bibir ranum gadis itu juga begitu dekat dengan wajah si Om. Begitu menggiurkan untuk disentuh. Begitu menantang untuk dilumatkan. Tapi semua lamunan syurr Om Amir itu berakhir di ujung teriakan istri yang memanggilnya. Lamunan tentang Mira malam itu memang berakhir. Tapi seiring itu, nafsu Om Amir menemui gadis simpanannya itu semakin menggelegak. Dan...besoknya, Sabtu sore 6 November 2021, Om Amir telah tiba di hadapan Mira. Tentu setelah dia mencari alasan jitu guna meyakinkan istrinya. Nah, begitu kembali di pelukannya, malamnya, Mira pun habis-habisan menyervis Om Amir. Tiga hari di Medan, mereka pun mengobral seks. "Itu (hubungan seks -red) memang bagian wajib dari laku ritus susuk jarum emas Nyai Ronggeng yang telah dipasang di wajah dan sekujur tubuh dia," jelas Abah Rahman soal Mira, 'anak didiknya'. "Nah, kalau "begituan" sudah dilakukan, setiap permintaan dari si (wanita) pemilik susuk akan sulit ditolak oleh lelaki pasangannya. Dan hubungan pun semakin langgeng," tandas spiritualis bernomor ponsel 0813 7630 6023 itu. (*)

Rabu, 24 November 2021

Wita 'Stroom' Dikira Nagita Slavina, Luar Biasa...Susuk Abah Rahman Dongkrak Kecantikan

ANDA perempuan? Ingin tampak lebih cantik, menggoda, penuh aura kasih hingga bikin kaum Adam 'klepek-klepek'? Syaratnya satu : akal harus dibuang jauh!! 

Demikian syarat utama ritus pemasangan susuk emas pengasih made-in Abah Rahman. "Kalkulasi logis itu kan jelas berseberangan dengan hitung-hitungan rasa. Karena itu di sini akal harus dibuang. Tapi nanti lihatlah... kalau (orang) yang berobat ke saya penuh keyakinan dan tak pernah memakai logika, yang tak masuk akal itu akhirnya menjadi faktual. Keyakinan yang kuat akan mengubah wajah dan penampilan fisik menjadi lebih baik," beber Abah Rahman soal esensi dunia metafisik praktik kebatinannya. Lelaki tambun ini memang diketahui punya ilmu. Itu mengemuka sejak tabiatnya mendatangi makam-makam keramat dan menjalankan lelaku leluhur menjadi keasyikan baginya. Makam Nyai Ronggeng (Kampung Kolam, Deli Serdang), Makam Datuk Rubiah (Sungai Babura), Pancuran Puteri Hijau (Deli tua), Gua Laupirik tempat kelahiran Puteri Hijau (Seberaya, Tanah Karo), makam Putroe Neng (Lhokseumawe), adalah beberapa dari banyaknya lokasi keramat yang sering didatanginya. "Semua itu merupakan amanat gaib yang harus selalu saya jalankan," jelasnya soal motif pengelanaan ke makam-makam tua. Sejak menjalani lelaku batin itulah dia sering memberi pertolongan --terutama terhadap kalangan cewek malam yang galau lantaran ambisi duniawinya tak tergapai. Abah Rahman memantrai sekujur wajah dan tubuh gadis-gadis itu, dan ternyata banyak yang berhasil. Sejak itulah, tempat praktiknya --meski berpindah-pindah (kini di Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan)-- terus saja didatangi banyak orang yang meminta pertolongannya. 

Wita, gadis 26 tahun, asal Binjai, mengaku sering main di Stroom (karaoke di Gedung Selecta) juga tempat-tempat dugem wah lain di Medan, adalah fakta terbaru dari kemujaraban susuk emas paranormal ini. "Ya ceritakan saja apa adanya, bagaimana proses dan hasilnya, toh nanti kan nama kamu disamarkan," Abah Rahman meminta Wita sedikit bercerita pada wartawan Anda yang menemukannya di tempat praktik sang cenayang, baru-baru ini. " Ya begitulah," Wita mulai bercerita, "jelang pemasangan (susuk) dimulai, saya mengikuti semua langkah demi langkah sesuai dengan petunjuk yang diberikan Abah. Lalu, dengan menyelaraskan hati, pikiran dan rasa, saya akhirnya benar-benar merasakan sesuatu yang berbeda. Saat jarum emas (susuk) itu diperlihatkan keasliannya dan ritual dimulai, saya pun merasakan ada aliran energi yang lama kelamaan cukup besar mengalir ke dalam pikiran dan sekujur wajah serta tubuh saya." Gadis ini bercerita dengan ekspresi tampak serasa belum percaya dengan perubahan kecantikan wajah dan tubuhnya saat ini. 

"Apalagi," sambungnya, (kali ini dengan ekspresi girang) "malam-malam Minggu pertama (setelah pakai susuk emas), beberapa tamu (karaoke) tiba-tiba menyapa dan seperti berebut memanggil saya dengan nama yang beda. Saya dan teman-teman mulanya heran, siapa yang dipanggil (dengan sebutan) Nagita, eh rupanya saya yang dipanggil Om-Om keren itu. Ini benar-benar terjadi lho sampai beberapa malam, ada sekitar seminggu, dengan laki-laki (si pemanggil) yang berbeda-beda dan jumlahnya.... ya puluhan Om-Om lah. Aneh memang!! Bukan karena kompak karena memang (Om-Om) tak saling kenal dan waktunya pun beda-beda, tapi mereka semua itu memanggil saya (sebagai) Nagita karena dalam pandangan mereka saya benar-benar berwujud Nagita Slavina. Wah dikira artis, saya sih enak-enak aja jadi primadona baru, hahaha...." Dengan model rambut pendek, gadis putih berwajah bulat imut menggemaskan ini memang sekilas tampak mirip dengan istri presenter Raffi Ahmad itu. 

Lalu adakah peristiwa 'artis Nagita Slavina muncul di balik keremangan klab malam Kota Medan' itu efek mistis susuk Abah Rahman? Dilontar tanya seperti itu, paranormal ini malah menjawab dengan makna menukik. "Yang jelas, di balik glamournya dunia malam, mereka, cewek-cewek itu sejatinya membutuhkan ritual aneh yang bisa berperan 'menjaga' eksistensi mereka, minimal untuk tetap hidup di situ," pungkas Abah Rahman. So? (*)

Sabtu, 20 November 2021

‌Abah Rahman Luluhkan Hati Tubangnya Dinda

SEMPAT mesra lalu ditinggal begitu saja, Dinda (34) akhirnya berjuang hingga berhasil kembali merebut hati si Om Kadis tajir. Semua berkat 'klenak-klenik' Abah Rahman. Inilah penuturan gadis manis --yang kini semakin asyik masyuk dengan Tubang bertugas di Aceh-- itu. 

Dinda semula gadis lugu. Tapi hilangnya ketauladanan orang tua membuyarkan itu. Dia mulai keluar rumah. Berekspresi mencari eksistensi diri. Awalnya keluyuran di waktu malam. Tapi karena keseringan, orang tuanya akhirnya tak lagi mengurus Dinda pulang apa tidak. Kebebasan itu sangat menyenangkan Dinda yang saat itu mulai merambat remaja. Enam belas tahun. Buah dadanya mulai tumbuh subur. Ranum. Tubuhnya sintal karena terus dinamis berjalan. Seiring itu, dia pun mulai materialis. Apalagi sejak keranjingan main di Kristal. Ini diskotek Medan era awal 2000-an. Pergaulan 'jedag-jedug' itulah yang kemudian mengantar Dinda (dulu) menjadi dijey di diskotek tersebut. Selain memiliki sedikit kemahiran mengatur musik dalam medium cakram, Dinda punya wajah yang enak untuk dilirik. Ya, kendati kulitnya tak putih, tetapi mata, hidung dan mulutnya mempunyai daya pikat. Begitulah. Di tempat hiburan itu pula Dinda mulai bermain asmara. Dia kepincut rayuan seorang cowok Tionghoa. Di tengah riuh dentuman musik house, cinta terlarang mereka pun bersemi. Tapi belum lagi lama bermesraan dengan pacarnya, atau persis saat Dinda mulai bisa menikmati hubungan seks, tiba-tiba sang kekasih tak lagi menemuinya. Dinda stres. Uring-uringan. Tapi tak lama sejak itu, dia pun mulai menekuni profesi sebagai pelacur berkelas. Tujuannya, selain untuk melampiaskan dorongan seks, juga sekaligus cari uang bergepok. 

Lelaki yang disasar Dinda tentu berkantong tebal. Harus yang royal, gampang menghambur-hamburkan uang, dan memberi tips yang lebih jika sang tamu diservis dengan baik. Memang, untuk urusan permainan di ranjang, Dinda mengaku harus menggairahkan. Harus pandai membawa lelaki yang dikencaninya melayang sampai surga. Bahkan, jika sang Tubang suka menenggak Miras, Dinda yang dikenal pintar merayu tak segan-segan melayani dengan berbagai servis plus gaya bercinta yang terkadang aneh - aneh. 

Semua 'servis khas' itulah yang membuat seorang pejabat Kadis (Kepala Dinas) dari sebuah kabupaten dingin di Aceh klepek-klepek di tangan Dinda. Pun begitu, masa 3 tahun berkisah kasih akhirnya membuat sang Tubang kapok. Itu karena Dinda diketahui mengibulinya. Ini bukan soal uang bertipek-tipek yang selama 3 kalender mengalir ke gadis itu. Bukan. Dinda diketahui selingkuh. Gadis ini pun diputus tus tus. 

Keputusan Om pejabat daerah itu kontan membuat Dinda kelojotan tak karuan. Lebih 3 bulan dia blingsatan. Itu karena --lewat apa pun-- dia tak lagi bisa berkomunikasi dengan si Om tajir. Semua akses ditutup. Beruntung bulan kelima, Dewi Fortuna mulai mendatangi hidup Dinda. Ceritanya, lewat teman sesama anak malam, Dinda diantar ke rumah Abah Rahman. "Di sinilah keajaiban lalu terjadi. Memakai nomor (handphone) baru tiba-tiba dia menelponku. Dia yang kemarin sangat benci eh berubah jadi ngaku rindu. Aku hampir tak percaya," girang Dinda, ditemui seusai dari tempat praktik Abah Rahman (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan), belum lama ini. Alhasil, kisah kasih terlarangnya dengan si Om Kadis kini bersemi lagi. Dipisah jarak lebih 500 Km tak membuat si Om jarang mendatangi Dinda. Mengendarai mobil, hampir saban week-end laki 50-an tahun itu turun ke Medan. Lalu resep klenik apa yang meluluhkan hati si Om hingga kembali jatuh ke pelukan gadis yang telah dibencinya? 

Ditanya soal itu, Abah Rahman sedikit bercerita. Menurutnya, semua itu berkat ketekunannya dalam mendekatkan diri pada dunia gaib. Cenayang ini memang sejak lama diketahui rajin mendatangi makam-makam keramat, di mana saja, terutama di wilayah Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Itu selain dia juga mendapat bimbingan leluhurnya yang semasa hidup dikenal saleh. Karena dua hal itulah hati lelaki tambun ini acap bisa bisa "membaca" bahkan "membelokkan" hati orang lain, baik yang berada di dekatnya maupun yang jauh sekalipun. Karena karunia karomah itu pula, dia tak perlu bicara panjang lebar pada setiap lawan bicaranya, tetapi hanya ngomong sesuai dengan keadaan hati orang yang sedang dihadapinya. "Pada setiap pasien selalu saya bilang, kalau berobat ke saya jangan pernah pakai logika," tandas Abah Rahman. Ini memang soal dunia di luar nalar. (*)

Jumat, 19 November 2021

‌Berkat Abah Rahman, Inilah Kisah Hidup Lili Sang Primadona

NASIB bisa dirancang, takdir tidak. Demikian keyakinan Abah Rahman. Nah, Lili (26), satu di antara banyak perempuan sintal yang berurusan dengan paranormal itu, telah membuktikan hal tersebut. Setahun terakhir ini nasib "karir" esek-eseknya diklaim semakin membaik. Ini kisahnya. 

Awalnya, Lili dikenal sebagai biduan. Persisnya, biduan kibot keliling. Marketnya : pinggiran Kota Medan. Lili termasuk primadona panggung. Suaranya cukup 'merdu merayu'. Memamerkan paha dan belahan payudara, busananya selalu mengajak orang untuk berasosiasi yang tidak-tidak. Ya, tubuh Lili klop menjadi 'setan' penggoda iman. 

Karena itu, saban manggung, di sela duit sawer deras mengalir padanya, wajah gadis tak lagi gadis ini pun melayang menginspirasi banyak kepala lelaki penontonnya. Bahkan begitu pula seusai manggung. Bayangan erotisnya di panggung terus hidup liar di benak banyak lelaki. Bagi Lili, penghibur memang harus terus menghibur. 

Karena itu pula, saat pandemi corona mulai membunuh job-job manggungnya, dia pun dengan gampang beralih menjadi penjaja cinta. Dari panggung diam-diam Lili
menghentak ranjang-ranjang. Dia semakin membiarkan tubuhnya dinikmati lelaki. Semakin menyebarkan 'rasanya' yang beda tatkala di ranjang. Tentu demi uang bergepok terus bisa didulang. Demi mempertahankan gaya hidup metropolis. Dan demi nafsu bawah sadar agar tampil sebagai 'dewi' yang dipuja banyak lelaki. Adakah semua episode hidup 'Lili selalu banyak duit' tercipta begitu saja? Tanpa ikhtiar atau bantuan tak kasat mata? Tidak. 

Ceritanya sejak menjadi biduan, Lili ternyata telah 'berguru' pada Abah Rahman. Ini salah seorang paranormal beken di Medan. Bahkan, begitu alih wujud menjadi biduan 'plus-plus' dan 4 bulan terakhir simpanan beberapa lelaki tertentu, Lili diketahui semakin gencar mengamalkan segala petunjuk dari Abah Rahman. Apa saja rupanya resep klenik yang dimasukkan cenayang itu ke dalam hidup Lili sang primadona? 

Seperti tak ingin membongkar 'rahasia perusahaan', Abah Rahman yang baru-baru ini ditemui di tempat praktiknya (Jalan Halat Gang Umar, Medan) enggan umbar cerita. Dia mengaku hanya menghilangkan sengkolo pada diri Lili. Ini soal perasaan apes dan sial yang menerpa seseorang. Menurut Abah Rahman, Ritual Ruwatan Sengkolo bisa membebaskan diri dari kungkungan perasaan merasa sial. Perasaan tidak beruntung. Dan perasaan dijauhi keberkahan. Bagi Abah Rahman, batin-batin seperti itu perlu diruwat. Diberi pencerahan agar tidak merasa seperti katak dalam tempurung. Dunianya sempit. Gelap gulita. Tanpa penerang dalam memandang zaman ke depan. "Ruwatan itu lazimnya pembebasan yang berfungsi sebagai penyucian diri agar terbebas dari bahaya dan nasib sial," jelas Abah Rahman. "Memang," sambungnya, "berkah dan bala itu takdir dari Yang Maha Kuasa. Tapi sepanjang nyawa masih menyatu dengan raga, maka wajib hukumnya melakukan ikhtiar." 

Abah Rahman, yang memiliki banyak pasien dari kalangan wanita, dikenal dapat mengetahui watak perempuan dari bentuk rambut, kulit, mata, alis, serta lagak jalan atau bicaranya. Dari situ dia mengetahui perempuan itu tipe galak atau santun. Materealis atau spiritualis. Pengabdi atau penguji kesabaran laki-laki. Nah, usai membongkar tabir itulah Abah Rahman kemudian mulai berusaha mewujudkan niat perempuan-perempuan yang mendatanginya. Tertarik? (*)

Jumat, 28 Mei 2021

Jampi-jampi Penakluk Abah Rahman

Orangnya biasa saja. Badannya gemuk, besar, tinggi. Tampangnya pun tak tampan-tampan amat. Cuma manis dikit. Untuk ukuran orang Asia, parasnya ponten 6,5. Alias standar kandas. Tapi........

Ada tapinya. Penulis puisi satu ini punya ilmu segudang. Ilmu kebhatinan. Mulai dari pelet penakluk hati sampai pesugihan dan pengasihan. Namanya kesohor di kota ini.

Pelet biasamya digunakan untuk memikat pasangan beda kelamin. Pun ada penarik simpati buat mereka yang selera sesama jenis.

Pelet, biasanya digunakan oleh cowok memikat cewek yang tak suka dengannya. Dimaklumi saja, faktor cowok menggunakan pelet lantaran muka yang pas-pasan dan lainnya.

"Karena wajah pas-pasan itulah, banyak pasien laki-laki yang datang ke Abah. Padahal, cowok tadi kadung cinta sama cewek yang ditaksirnya. Makanya, minta diritual dan diberi jimat jampi-jampi penakluk hati,"kata Abah Rahman. 

"Dijamin, si cewek langsung bertekuk lutut karena pelet dari Abah,"tambahnya.

Selain menguasai jampi-jampi pelet, dukun yang berpraktik di Jalan Halat Gang Umar nomor 1 itu juga mampu mengobati masalah patah hati.

Juga menyelesaikan problem rumah tangga, rezeki seret, karir mandeg, pengasihan, pelarisan, ingin disayang atasan, kunci pasangan, susah dapat keturunan, mendamaikan perkara, dan masalah berat lainnya. 

"Ritualnya bisa dilakukan dari jarak jauh,"ucap Abah Rahman sambil memberikan nomor WA 081376306023, miliknya. (**)

Kamis, 27 Mei 2021

Jimat Politik

Abah Rahman meminta seorang pria gagah menyimpan jimat jelang Pileg, beberapa tahun ke depan. Sebuah kertas diikat benang putih.

Hari sudah senja. Tapi matahari masih saja mengintip, meski jam menunjuk angka 6 lewat belasan menit. Awan di langit bergelayut cerah. Terang.

Di lantai batu, di sebuah pondok, piring kaleng berisi kue dan gorengan, tergeletak. Masih tersisa pisang, ubi dan bakwan goreng. Ada juga cabe hijau. Pelengkap santap gorengan.

Di dekat piring, ada 2 cangkir kopi. Hitam pekat. Ntah punya siapa. Saya baru sampai di pondok itu. Melihat jamuan makan sore di piring kaleng itu, liur saya nyaris terjun bebas.

Tapi saya tahan, karena belum dipersila oleh penunggu pondok, Abah Rahman. Malu, karena belum diijinkan mengunyah gorengan tersebut.

Padahal, perut saya keroncongan hebat. Belum disumpal makanan lagi, selepas makan siang. Kebiasaan saya sekarang, selalu ngemil jelang sore atau senja. Ditemani kopi tentunya.

Di pondok bambu itulah saya menunggu Abah Rahman. Saya tak berani menyantap gorengan itu sebelum Abah Rahman datang. Dia lagi sibuk meritual seorang pria, tak jauh dari pondok.

Setelah ditunggu beberapa lama, Abah Rahman muncul. Saya berharap segera dipersilakan makan dan minum. Tapi ternyata belum. Abah Rahman malah bertanya dari mana saya tadi.

Hmmmm....kesal sedikit sebetulnya, karena cacing dalam perut terus saja berkicau. Minta disulangi panganan yang hangat-hangat.

Abah Rahman, berbeda jelang maghrib itu. Pakai kemeja kotak-kotak dan blangkon. Dia tak menawarkan makanan atau minuman. Dia hanya menyilakan saya duduk dan langsung berbicara tentang jimat.

Tak sopan sebetulnya, memperlakukan tamu seperti itu. Tapi sudahlah, saya coba bendung dulu liur yang kadung terjun bebas tadi. Dari pada nelangsa, menahan keroncongan.

Abah Rahman langsung to do point. Dia cerita soal pria yang baru saja diritualnya. Pria itu naik mobil Mazda warna biru. Orangnya ganteng. Berambut lurus dan kulitnya putih.

Tingginya hanya sepantaran anak SMA kelas 1. Sekitar 168 an sentimeter. Dari penampilannya, saya tebak orang beduit. Abah Rahman bilang pria itu meminta jimat.

Jimat kebal? Tak mungkin. Karena pria itu metroseksual. Tak sangar bak centeng atau preman. Abah Rahman hanya bilang, pria itu butuh 'penguat jiwa'.

Saya bingung. Apa maksud penguat jiwa versi dukun berbadan gempal itu? Abah Rahman menyeka keringat di keningnya. "Alot juga ritualnya,"katanya.

Menurut Abah Rahman, alotnya ritual disebabkan ada orang yang memginginkan kursi pria tadi. Cuma cara menginginkannya ditempuh jalur tak lazim. Cara ghoib. Bukan berkompetisi sehat menarik suara rakyat.

Saya mulai faham. Desas desus bahwa Abah Rahman juga menyediakan jimat, selain pelet dan pengasihan, terbukti.

Saya menanyakan bagaimana cara memperkuat jiwa pria tadi. Tiba-tiba cacing di perut saya, ngomel lagi. Karena tak tahan, refleks tangan kanan menyambar sepotong bakwan nganggur. Meski Abah Rahman belum menyilakan. Saya lahap secepat kilat.

Abah Rahman menjelaskan, jimat memperkuat jiwa diberikan agar posisi pria tadi dikancah politik, langgeng dalam waktu lama. Meski dihadapkan pada pesaing ketat, kursinya tak akan goyah.

"Namanya jimat politik. Biasa dipakai para politisi biar kursinya nyaman dalam waktu lama. Berfungsi juga untuk membuat pejabat atau politisi karirnya moncer, aman dari marabahaya,"kata Abah Rahman.

Seberapa ampuh jimatnya? Wallahulam. Tanyakan langsung sama Abah Rahman. WA saja dia dinomor 081376306023. Karena dia ahlinya. Bukan saya yang cuma menuliskan kisahnya. (Wiku Saptanadi)

Sang Dukun yang Pemalu

"Aku orangnya pemalu, bang. Tak tahu bergaul. Tak bisa membawa diri. Dan tak bisa kerja tim,"aku Abah Rahman, sore semalam.

Mukanya tak sedih saat mengungkap sisi lemahnya itu. Biasa-biasa saja. Nada bicaranya juga datar.

"Semasa kecil aku sering dibully sama kawan sepermainan. Makanya, kemana-mana aku selalu sendirian. Ke tempat-tempat sepi dan keramat,"tambahnya.

Lagi-lagi, nadanya datar. Awalnya saya berharap, Abah Rahman pasang muka sedih. Pura-pura mewek, netesin air mata. Dikit pun jadilah. Biar kelihatan cius (baca serius) wawancara daring dengannya. Tapi nyatanya tidak ehehee......

Itulah pengakuan cenayang Abah Rahman, saat ditanya alasan banting setir. Dari wartawan ke dukun. Dua alam yang berbeda jauh skillnya. Ibarat langit sama sumur. Jauuuuuuuuuuuuuwah nian.

Dulu setamat sekolah, antara 2007-2008 -an lah (kalau salah minta maaf), sebelum jadi dukun dan digelari Abah, dia pernah jadi jurnalis. Tapi nggak lama.

Sekali melamar, beruntungnya, Rahman langsung diterima. Dia pun bergabung di tim redaksi koran kriminal Posmetro Medan. Kantornya di Graha Pena Jalan SM Raja. Persis di seberang gerbang Tol Amplas.

Digembleng oleh orang-orang beretos kerja keras dan tegas. Awalnya, Rahman sempat down. Asanya nyaris pupus. Alasannya ya itu tadi, tak bisa kerja tim. Ditambah, pemalu.

Sementara keredaksian menuntut Rahman dan temam-temannya bisa bekerja bersama dan sama-sama kerja. Rahman berusaha menyanggupi. Tak lantas lempar handuk.

Sebulan, 2 bulan dan berbulan-bulan lamanya, Rahman berusaha beradaptasi. Dia mulai bisa mengikuti ritme kerja keredaksian. Meski, dimomen-momen tertentu dia masih canggung.

Rahman, sejatinya bukanlah pribadi pemalu tulen. Dia masih bisa membuat canda-canda kecil. Walau kadang, jokenya tidak buat orang terpingkal-pingkal.

Saya, kebetulan pernah sekantor dengannya. Tak terlalu akrab. Tapi kami sering ngobrol dengan rekan kerja yang lain.

Pernah suatu waktu, Rahman kedapatan bercanda bersama teman setim. Di koran Posmetro maupun Sumut Pos.

Minimal, candaannya ketika itu, bisa membuat kawan-kawannya melebarkan bibir. Senyum. Rahman memang dikenal irit becakap. Hanya menimpali pembicaraan orang. Itupun sekali-sekali.

Di Posmetro, Rahman pernah dipercaya memenejemeni rubrik Supranatural. Dia lihai memilih artikel-artikel yang bersinggungan hal-hal gaib, klenik. Nah dari situlah, Rahman dikira dukun.

"Dipikir pembaca aku dukun. Pernah ada yang minta berobat, langsung ku iyakan,"aku Rahman.

Rahman pun berlagak dukun yang sudah punya izin praktik. Pembaca yang mengira dia orang pintar, dimandikan. "Kumandikan di pemandian putri hijau, Namorambe,"katanya. Tempat itu adalah tempat favorit ia menyendiri dan melakukan ritual.

Syukurnya, praktik dadakan kali pertama itu berhasil. Rahman dapat salam tempel. Istilah dunia perdukunan ; disalami mahar. Tapi berapa mahar yang ia terima, tak mau dibeberkannya. Rahasia dukun, itu alasannya.

Sejak itulah Rahman mulai kebanjiran job. Menyembuhkan orang-orang yang bermohon disembuhkan dengan ilmu kebathinannya.

"Semua problem pasien kuritualkan di tempat keramat. Melalu foto dan namanya,"ucap Rahman. Sambil mengaku, mulai membuka praktik secara resmi sejak 2009. (Wik)

Rabu, 26 Mei 2021

Cenayang Bucin


Tubuhnya gemuk besar, gempal. Perut rata; rata-rata lemak kamsudnya eheheee. Bibirnya terlihat komat kamit. Entah apa yang dimantrakannya. Seketika orang yang dihadapannya berbinar.

Sirna sudah raut lesu pria ditaksir berusia 40 an tahun itu. Ya beberapa jam sebelum dihadiahii jampi-jampi, pria tadi terlihat hampa. Pikirannya kosong. Menerawang jauh memikirkan seseorang.

"Dia itu Bucin (budak cinta)," kata Abah Rahman sambil tertawa. Saya baru mahfum. Ternyata, orang yang berdatangan ke rumah di Jalan Halat Gang Umar nomor 1 itu, adalah para pasien Abah Rahman.

Salahsatunya, pria sepatu (separuh tua) tadi. Mereka datang dengan harapan sembuh dari sakit hati. Kecewa dan patah hati.

Abah Rahman, satu dari sekian banyak cenayang di kota ini. Bermula didatangi beberapa sahabat, teman, juga kenalan. Pertanyaannya ; sama. Bagaimana sembuh dari luka hati akibat asmara.

Abah Rahman, mantan jurnalis koran ternama itu menyanggupi. Pengobatan jarak jauh dilakukan. Penyembuhan secara kebathinan itupun berhasil.

"Sudah lama Abah membuka layanan untuk penyembuhan sakit bathin. Itu semua disebabkan kebiasaan hidup. Ada yang lebih utama, yaitu bagaimana sikap batin seseorang ketika mengetahui dirinya sedang sakit,"urai Abah Rahman.

Abah Rahman menganalogikan, seekor burung hinggap di ujung ranting. Tak pernah takut rantingnya patah. Bukan karena percaya pada kekuatan rantingnya,. Namun percaya pada kekuatan sayapnya.

Sama halnya dengan kehidupan, kata Abah Rahman. Sebelum seseorang “bangun” dari masalah, maka masalah tetap terus bergelayutan dalam hidupnya.

"Banyak orang terbangun bukan karena kesadarannya. Namun dipaksa oleh kejadian yang kurang sedap. Seperti masalah rumah tangga, perceraian, sakit hati, putus cinta, dan sejenisnya,"ucap Abah Rahman

"Merasa dihina, langsung menuntut. Merasa difitnah, langsung marah. Merasa dilecehkan, meledak. Terus kapan mau mencari solusi?"tambahnya.

Ketika punya masalah, seringkali mencari kambing hitam. Malah menyalahkan orang lain, masa lalu, situasi ekonomi. Bahkan pemerintah terseret-seret disalahkan.

Selama fokus hanya menyalahkan, maka menjadi kehilangan momentum untuk mencari solusi.

Abah menambahkan, Tuhan sudah sangat baik memberi potensi dan membekali anugerah besar kepada Paranormal.
Namun, jika kita tidak mau memanfaatkan dan menguji langsung, maka semua itu tetap menjadi potensi saja.

"Kenapa tidak mencoba membuka diri dan meluaskan hati untuk mendatangi tempat praktik Abah Rahman? Agar mengobati luka hati ketimbang hanya terus meratap dan kemudian malah mati penasaran?"katanya mempromosikan diri.

Abah Rahman mengaku menawarkan pencerahan penting dalam hidup dengan melihat realitas.

"Insya Allah, Abah selalu memberikan kualitas terbaik dari pengobatan seluruh permasalahan cinta dan asmara. Baik itu masalah pasangan, rumah tangga, rasa cemburu, dan juga agar hubungan menjadi rekat dan awet langgeng sampai tua,"ucapnya. (*)