Selasa, 01 Februari 2022

‌Akhirnya Terbongkar !! Bos Spa 'Plus-plus' Medan Perintahkan Semua Cewek Terapisnya Pasang Susuk


                                         
PERSAINGAN di kancah bisnis spa di Kota Medan terasa makin berat di tahun yang baru dibuka ini. Setidaknya itu latar motif yang mengantar temuan kasus ini. Begini ceritanya.                                                          

Adalah paranormal Abah Rahman sang penemu aksi bos 'berstrategi marketing jalan pintas' itu. Pun begitu, menjaga privasi bisnis, dia tak ingin membuka identitas usaha spa kini 'bermistik' itu. Spiritualis ini bercerita.                                        

Temuan terjadi secara tak sengaja. Itu bermula dari kedatangan tiga perempuan ke rumah pengobatan Abah Rahman (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan). Trio perempuan itu tampak tak sebaya. Satu terlihat belia, satunya lagi bertampang umur 30-an, dan yang terakhir, yang dandanannya rada menor, malah tampak cocok sebagai ibu atau tante dari dua perempuan muda itu. Peristiwa mereka mendatangi Abah Rahman terjadi Senin, 20 Desember 2021.                                                       

Seperti semua pasien paranormal ini, sebelum 'copy darat", perempuan tertua dari trio itu sudah ngobrol via seluler dengan Abah Rahman. Mereka lalu mengatur jadwal jumpa. Saat bicara lewat sambungan telepon WhatsApp, wanita paruh baya itu mengaku mengetahui Abah Rahman bukan dari info iklan media cetak. Bukan pula dari media sosial. Dia mengaku mengetahui sosok Abah Rahman lewat cerita mulut ke mulut, persisnya dari percakapan sejumlah gadis muda kenalannya yang baru-baru ini ditemuinya di sebuah kafe kawasan pertokoan Jalan Multatuli, Medan.                                                

Awalnya, begitu bertemu Abah Rahman, perempuan bergaya rada nyentrik itu mengaku sebagai pemilik sebuah usaha katering. Dia menyebut usahanya itu berada di Jalan Brigjen Katamso, Medan. Mami Itje, demikian dia mengenalkan diri. Nah, dua gadis muda bersamanya diklaim sebagai 'saudara jauh' dan hidup masing-masing dilaporkan apes dalam soal asmara. Karena mendengar keahlian Sang Abah di dunia supranatural, Mami Itje ingin dua saudara malangnya itu dipasang susuk. Pasnya, susuk pemikat dari jarum emas. Tentu agar dua gadis muda itu  selalu tampil cantik, menggairahkan, dan tak lagi mendapat cinta yang semena-mena. Sampa di sini, pun mulai menangkap gelagat aneh (namanya dukun), Abah Rahman belum menaruh curiga. Hari itu juga, ritual pemasangan susuk terhadap dua gadis muda itu digelar. Mereka, yang tampak hemat bicara dan menyerahkan semuanya pada Mami Itje, masing-masing mengaku bernama  Sarah dan Vina. Sarah mengaku berumur 19 tahun, Vina 25 tahun. Keduanya mengaku berasal dari wilayah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), serta Batubara. Prosesi pemasangan susuk tanpa efek itu kelar hari itu juga. Dan di sini, cerita trio ini pun selesai.                                        

Nah, empat hari kemudian, Jumat 24 Desember 2021, tiga gadis muda mendatangi Abah Rahman dengan keinginan seperti Sarah dan Vina. Trio ini mengaku bernama Intan (28), Soraya (25), dan Widya (27). Di sinilah keanehan mulai terbetik. Mulanya, Intan Cs mengaku tahu soal kehebatan susuk Abah Rahman dari pengakuan dua teman mereka, Sarah dan Vina yang telah lebih dulu 'diisi' paranormal ini. Nah, saat pemasangan susuk kelar, seiring melangkah pamit, Intan nyeletuk pada Abah Rahman. Katanya, besok lusa tiga temannya juga akan datang untuk memasang susuk yang sama. Ucapan gadis itu langsung membuat Abah Rahman mengernyitkan dahi. Aksi berantai delapan gadis sekawanan memasang susuk dalam tempo tak sampai dua pekan bukanlah hal lumrah bagi paranormal ini. Sebagai mantan wartawan, kejanggalan itu langsung membuat Abah Rahman bertanya pada Intan Cs. Dia menyebut Mami Itje. Dan, keanehan pun makin jelas. Intan dan dua temannya tak kenal dengan nama yang disorong  Abah Rahman. "Mami Itje? Siapa tu? Bukan, (namanya) Mami aja, gak pake Itje  Dia memang Mami (dalam kerja) kami. Dia yang mengharuskan kami semua  pasang susuk ke sini" papar Intan. Gadis molek ini tak sadar, pengakuannya membongkar kebohongan Mami Itje pada Abah Rahman. Lalu siapa sebenarnya Mami Itje? Apa hubungannya dengan gadis-gadis muda yang secara berantai pasang susuk lewat paranormal ini? Abah Rahman tak buru-buru membongkar kedok wanita paruh baya itu. Ia cukup menunggu kedatangan rombongan ketiga, seperti diucap Intan Cs. Dan, betul. Senin 27 Desember 2021, trio gadis yang disebut Intan tiba di rumah Abah Rahman. Jelang prosesi pemasangan susuk, pada trio gadis rombongan ketiga ini Abah Rahman tak lagi main tanya. Sesuai feeling, dia main tembak langsung. "Kalian kerja di spa mana?" sergap Abah Rahman. Dan seperti gelinding bola salju di gurun es, pertanyaan itu kontan membuka tabir rombongan gadis 'berkloter' ini.

Mereka, Intan Cs adalah 'anak asuh' Mami (Itje), bos sebuah spa modern yang berada di wilayah Kecamatan Medan Baru, Kota Medan. Spa mereka tergolong 'plus-plus'. Semua perempuan terapis di situ 'bisa dipake'. Dari rombongan ketiga dan keempat yang mendatanginya itulah Abah Rahman akhirnya tahu semuanya soal latar gadis-gadis muda itu. "Spa saingan mereka. Tapi yang terberat yang berada di kawasan Jalan Abdullah Lubis. Ya, di situ bisa esek-esek juga. Menurut cewek-cewek itu, spa saingan terberat itu kini bahkan diisi banyak cewek muda dari Pulau Jawa, dan katanya  semua gadis baru itu pakai susuk. Makanya Mami mereka jadi galau, lalu dia dapat cerita soal saya dan mengerahkan semua anak didiknya ke sini. Sayang, kedatangannya bersama niat ke sini tak disertai kejujuran. Coba kalo dia jujur, ya tentu akan Abah dongkrak pencapaian usahanya tahun ini. Tapi kita lihat dululah, sekarang semua terapisnya kan telah pakai susuk dan pengasihan," beber Abah Rahman. Hingga rombongan kelima yang datang pada Senin 3 Januari 2022, total jumlah 'anak didik' sang mami bos spa yang 'diisi' Abah Rahman ada 15 perempuan terapis. Pihak Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Medan menyebut spa dan panti pijat adalah jenis usaha pariwisata. Diisi ribuan terapis-terapis cantik dan menggoda, sedikitnya ada 300 jumlah spa yang berdiri di Medan. Dengan label usaha pariwisata, semua spa itu nyaris menjual syahwat. "Ya begitulah, ketika pariwisata dibisniskan maka prostitusi pun tak bisa ditangkal," tandas Abah Rahman. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar