Kamis, 03 Februari 2022

Heboh, Tuyul Mbak Yul Datangi Abah Rahman (1)

Duit Banyak, Karier Bagus, tapi Jodoh Sulit Didapat  
                                      
EITSS.... Ini bukan alur cerita sinetron yang booming di ujung era 90-an itu. Bukan. Ini kisah nyata dengan sang tokoh nyata kebetulan bernama Yul. Lengkapnya: Yul++ In*** S***. Inilah kisah seorang wanita karier yang lama tak sadar hidup bersama tuyul.
                                                        

  Begitulah. Abah Rahman selalu penuh kisah. Itu terjadi karena jasa kleniknya banyak dipakai orang. Juga akibat dia rajin melakukan laku batin. Saking rajin, pengoleksi pusaka-pusaka bertuah ini akhirnya digolongkan sebagai pemilik daya linuwih. Deteksi mata kebatinan itulah yang membuatnya acap menangkap kisah-kisah tak kasat mata dalam kehidupan kasat mata ini. Seperti kisah Yul. "(Kisah mistik Yul) ini dapat secara tak sengaja,"

Abah Rahman memulai cerita.  Bermula dari kedatangan Mbak Yul (dia mengaku biasa disapa 'Mbak'). Setelah mendapat nomor WhatsApp Abah Rahman, lalu mulai nge-chat, pemilik dada ukuran semangka ini datang ke tempat praktik sang paranormal. Perempuan 36 tahun ini datang membawa problem aneh hidupnya. "Malam, hampir mau dekat malam tahun baru (2022) itu," tutur Abah Rahman, mengingat pertemuan pertama dengan Mbak Yul. "Dia salah satu pasien yang kedatangannya sedikit bikin Abah kaget," imbuhnya.                                               

Kaget bukan karena mendengar keluhan perempuan itu. Mbak Yul tak bercerita seperti jamaknya pasien. Dia tak mengeluh soal ekonomi. Dia bahkan heran melihat rejekinya yang selalu bagus. Mbak Yul hanya berkeluh soal suasana janggal di rumahnya. Juga soal asmaranya yang selalu kandas. Ini  gambaran hidupnya.                                                     


Yul janda tanpa anak. Tujuh tahun lalu suaminya tewas ditabrak mobil. Sejak itu, Yul bekerja. Mulanya sekadar cari kesibukan, lepas dari bayang kenangan suami. Tapi nasib berkata lain. Yul yang tamatan SMK diterima di sebuah perusahaan distributor minyak goreng. Awalnya berstatus kerja harian lepas. Namun itu tak lama. Yul disenangi atasan. Itu yang membuat kariernya moncer. Bahkan melesat dalam tempo cepat.  

                                                        
Kini jabatannya manajer. Tiap bulan dia bergaji hampir Rp.8 juta. Itu belum ditambah rejeki 'aneh-aneh'. Misal, duit di dompetnya bertambah antara 300 - 500 ribu rupiah. Atau dua lembar uang pecahan seratus ribu tergeletak di lantai kamarnya. Temuan itu sering terjadi. Awalnya Yul menduga itu semua memang uang miliknya. Tapi setelah diteliti, Yul salah.                                     


  Pun begitu, karena sering terjadi, keanehan itu tak lagi dirasa aneh. Yul malah menikmatinya. Duit banyak membuat pola hidupnya berubah. Yul kian konsumtif. Itu terlihat dari semua barang miliknya. Mulai ponsel, pakaian, perhiasan, sampai tas, semuanya berkelas. Branded. Begitu juga mobil. Merek ternama, keluaran tahun terbaru. Yul bahkan telah memiliki rumah di sebuah komplek elite. Yul juga turut membahagiakan hidup ayahnya. Ibu Yul sudah wafat. Juga adik semata wayang. Tapi harta tak menjamin kebahagiaan. Belakangan ini, Yul acap gelisah. Sepi. Hampa. Meradang. Itu karena jodohnya tak kunjung datang.  Juga soal keanehan yang didapatnya. Misal, dia sering terjaga dari tidur karena merasa buah dadanya seperti disentuh. Tapi setelah terbangun, dia tak menemukan orang lain di rumahnya.                                           


  Semua temuan bergidik itu tak bisa ditelaah secara logika. Yul stres. Tapi tak patah arang. Dia terus mencari tahu hingga akhirnya mengenal Abah Rahman. "Tapi selama Mbak Yul bercerita panjang itu, Abah Rahman malah terus menunduk (wajah). Matanya juga terpejam terus. Sesekali kepalanya miring ke kiri, habis tu ke kanan, begitu berulang-ulang. Tak ada dia mengomentari cerita Mbak Yul. Aku ya heran juga lihat Abah. Soalnya dia tak pernah begitu saban menghadapi pasien," jelas Bunda Maya, mengenang peristiwa kedatangan pertama Mbak Yul. Bunda Maya adalah spiritualis yang acap menemani Abah Rahman saat mengobati pasien. Apa gerangan yang terjadi pada Abah Rahman?   

                         
Cenayang itu ternyata melihat 'yang lain'. Malam itu, tamu Abah Rahman tak hanya Mbak Yul. Wanita itu datang bersama sesosok makhluk halus. Yul tentu tak menyadari itu. "Tuyul," Abah Rahman tiba-tiba menyela Yul yang terus bercerita. Sepotong ucapan paranormal itu kontan membuat Yul loncat dari duduknya. Menurut Abah Rahman, tuyul lah biang segala keanehan dan kemakmuran hidup Yul. Tetap merem, menunduk, sesekali mendengus, Abah Rahman kembali ngomong pada Yul. Nadanya pelan.            

   "Jangan panik. Tenang. Dia persis di samping kirimu. Jangan takut. Bentuknya seperti anak kecil. Telanjang. Tinggi badannya sekitar 50-60 centi. Tidak bertulang. Kalau dipegang terasa lembek. Mirip lintah. Tidak. Lebih tepat lagi mirip anak tikus. Huuhh... baunya anyir." Mengapa setan kecil jago curi uang itu bisa hadir dalam hidup Mbah Yul? (*/bersambung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar