Rabu, 23 Februari 2022

Pandemi tak Goyahkan Mereka

SUKA tidak suka, inilah komunitas yang pundi-pundi ekonominya (relatif) tak tergoyahkan sejak hantaman pertama gelombang pandemi Covid-19 pada 2020. Siapa? 

Mereka adalah kalangan perempuan pengguna susuk pemikat diri. Susuk diakui berhasil mendongkrak dan melanggengkan kekayaan mereka. 

Di Medan, pun jumlahnya minoritas, komunitas ini  hadir di antara banyak sendi kehidupan masyarakat kota. 

Status mereka beragam. Dari perempuan malam, mahasiswi nakal, istri simpanan hingga pengusaha tempat hiburan. 

Informasi ini didapat dengan menggabungkan data pasien susuk di WhatsApp Abah Rahman, laporan berkala  atas ritual mereka dengan sang paranormal, serta pengakuan sejumlah di antara kalangan itu dan berita berbagai media massa. 

Soraya (31), misalnya. Si seksi ini mengaku melacur sejak umur 22 tahun. Sembilan tahun menjadi pemuas nafsu lelaki yang membutuhkan membuat Soraya kian lama dikelilingi pesaing yang berwajah cantik dan usia jauh lebih muda. 

Itu pula yang membuat gadis ini akhirnya memakai susuk. Soraya bersusuk sejak usia 28 tahun. Persisnya Desember 2019. Tapi baru beberapa bulan mereguk manisnya uang hasil daya magnet susuk, badai pertama pandemi Covid-19 datang menghantam banyak denyut aktivitas ekonomi warga. 

Pekerja sektor informal menjadi yang paling terasa atas imbas dari hantaman pertama pandemi era itu. Soraya dan banyak pelacur lain yang mangkal di kafe atau tempat hiburan mendadak kaget. Keramaian tamu malam berubah jadi sepi. 

Beruntung Soraya termasuk wanita yang rajin melakukan perawatan susuk. Setelah bersusuk, saban bulan dia melakukan ritual nyekar bersama Abah Rahman. 

"Itu yang membuat Putri (Hijau) senang hingga kritis ekonomi tak dirasa oleh dia (Soraya, red), juga pasien-pasien saya lain yang rajin merawat susuknya," jelas Abah Rahman.  

Pengakuan cenayang itu diamini Soraya. 
"Banyak teman perempuanku heran, kok mereka lihat aku tetap aja bisa sering shopping, haha... tak tahu mereka sebabnya...." desis gadis ini. 

Testimoni senada juga meluncur dari bibir seksi Rini (22), "ayam kampus" di Medan. 

"Ya tetap seperti tahun-tahun lalu saat Corona belum muncul. Tetap bisa shopping ke mall seminggu tiga kali, tetap bisa plesir ke luar kota saat week end," beber Rini dengan nada terdengar bangga. Gadis hedonis ini menjadi "ayam kampus" sejak 2018. 

Gaya hidup "sangat mewah" di era pandemi bahkan ditemukan dari Tante Lisa (37). Wanita simpanan petinggi BUMN ini tutup tahun 2021 lalu diketahui plesiran ke Dubai, Uni Emirat Arab. Tanpa sang "suami kontrak",  perempuan aduhai itu pergi ke sana ditemani dua adiknya. 

Sepulang dari sana, tante bersusuk ini pun sedikit bercerita. Menurutnya, kisah hubungan terlarang tak kan terhenti sepanjang jaman. Sebagai kebutuhan "yang dibatasi", hubungan terlarang bahkan diakuinya telah memasuki zona eksklusif. Maksudnya? 

"Ya eksklusif, seperti kisah terlarang tante ini, bisa plesiran dan shopping ke sana sini," jelas Tante Lisa. 

"Hubungan (asmara) terlarang itu," sambungnya, "sebenarnya punya potensi kekuatan yang hebat. Apalagi kalau didukung dengan kekuatan susuk. Wah jadi lebih hebat lagi. Dia bisa digunakan untuk tujuan apa saja. Ekonomi (yang mapan), ya sudah tentu." 

Tante Lisa, yang membeli jasa susuk dari Abah Rahman pada 2016 diketahui kini tinggal di sebuah rumah mewah di kawasan Jermal, Medan Denai.  Duh, tiga cukilan kisah di atas memang bikin iri. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar