Sabtu, 23 Februari 2013

Diganggu Arwah Penasaran di Amplas


Ini pengalaman gaib seorang pemuda warga Jalan Balai Desa, Amplas. Karena  kencing sembarangan Di Perumahan Nusantara, juga di daerah yang sama,  ia diteror makhluk gaib !

 Dani nama pemuda itu. Kesehariannya ia menjadi petugas bongkar muat buah di Jalan Turi. Awalnya, ia percaya tak percaya dengan peristiwa ini. Namun setelah mengalaminya ia merasakan ketakutan luar biasa.
Ini memang peristiwa klenik. Saat itu, usai pulang kerja, ia berniat mengunjung Omnya yang tinggal di daerah situ. Dasar sial, sebelum berkunjung ia tidak menghubunginya terlebih dahulu. Begitu ia sampai, pintu rumah Omnya malah tertutup rapat. Karena yang dituju tak di rumah dan tidak enak hati kalau menghubungi melalu ponsel, Dani milih nonkrong di bawah pohon. Persis di depan rumah Omnya. Lama bengong, Dani merasa ingin pipis. Situasi mendukung, diilhatnya kiri kanan tak ada mata memandang, serta merta ia menurunkan resletingnya. Dan ia pun menikmati sensasi itu.

Usai membuang air seninya, Dani menikmati kesegaran yang luar biasa. Badannya ringan dan plong. Tapi, tunggu punya tunggu, Omnya belum datang  juga. Ia bosan. Ia putuskan balik kanan, pulang ke rumah.

 Sesampainya di rumah, ia pun rebahan. Saat itu, adzan Magrib baru saja berkumandang. Seiring selesainya adzan Magrib, Dani merasakan ada yang aneh di tubuhnya. Tiba tiba ia merasa hawa panas menjalar  dari kakinya. Kian lama kian terasa. Lama kelamaan ia merasakan panas badan yang tiada tara. Namun untuk menjerit atau pun berteriak ia tak kuasa.

Disaat saat seperti itulah, berkelebat bayangan di asbes kamarnya. Mula mula hanya berbentuk seluet merah, dan berubah bentuk menjadi sesosok manusia buruk rupa. Serta merta, di tengah ketidaksanggupannya bergerak maupun bicara, bayangan merah itu menampar wajah Dani.
“Kamu kurang ajar, tak ada otak, tak punya kesopanan,” ujar Dani pada Abah Rahman, ketika menceritakan kisahnya.

Dani juga menambahkan, bayangan itu sangat marah dan mencak mencak. Ternyata, akar pohon yang  kukencingi itu adalah rumahnya. Untunglah, keadaan itu tak berlangsung lama. Orang tuanya melihat kejadian yang dialami Dani. Mereka kemudian menyiraminya. Oleh sang Ayah, Dani diberikan minum yang sudah dibacakan doa Alfatiha. Perlahan-lahan, pengaruh panas tersebut mulai menurun. Ia pun tidur sampai siang keesokan harinya. Badannya seperti remuk redam, bagai digilias traktor, begitu pengakuan Dani. Untunglah, setelah meminum air doa tersebut, kesadaran Dani pulih. Tapi badannya terasa lemas berhari hari.

Belakangan baru diketahui, kalau di tempat itu dulunya, pernah ada orang bunuh diri. Herman namanya. Sehingga kuat dugaan, bahwa arwah penasaran yang mengganggu Dani karena kencing sembarangan.
“Ini merupakan pelajaran buat kita semua, kalau kencing, apalagi di tempat tempat lembab, seperti bawah pohon rindang, rumah yang lama tidak berpenghuni, hutan belantara dan tempat sejenisnya agar jangan sembrono, karena di tempat itu makhluk halus senang mendiaminya,” ujar Abah Rahman.
Sejak peristiwa itu, Dani kian berhati hati dalam bersikap. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar