Kamis, 03 Mei 2018

Doa Memanggil Pembeli, Gorengan Yanto Diserbu

REZEKI memang sudah diatur 'dari atas'. Pun begitu, wajib hukumnya untuk terus berusaha dan berdoa agar yang diinginkan bisa terlaksana. Itulah titah orang hidup. Ini cerita soal itu.

Agustus 2017 menjadi catatan sejarah bagi Riyanto (45). Itu karena Yanto -sapaan akrabnya- membanting setir hidupnya. Dari bekerja sebagai penjaga malam di sebuah showroom motor menjadi pedagang gorengan. Ayah 3 anak itu menjual aneka gorengan. Dari tahu, pisang, tempe, risol, bakwan, sampai molen.


Gerobak berjualan serta peralatan masak milik seorang kenalannya ia beli seharga Rp.2.300.000,-. Bersama istri, Sumarni (39), Yanto menjualgorengan di sebuah persimpangan ramai di Jalan Medan Binjai. Mereka memulai usaha dari siang hingga malam pukul 10.


Hari pertama, Yanto mengeluarkan modal Rp.120 ribu untuk belanja bahan. Tapi hasil penjualan yang didapat seharian hanya Rp.87 ribu. Yanto dan istri tak mengeluh. Bagi Yanto, mencari nafkah harus dengan ketekunan, dan memohon kepada Sang Pemberi Rezeki. Sehari kemudian dengan modal masih Rp.120 ribu, Yanto mendapatkan uang Rp.93 ribu.

Begitulah. Dua bulan berlalu. Hari demi hari membuat tangan Yanto semakin cekatan di atas wajan penggorengan. Panasnya minyak goreng pun semakin tak dirasa. Dan jutaan pengendara telah hilir mudik di depan gerobak gorengannya. Tapi uang yang didapat masih 'segitu-segitu' juga.

Karena itu, sejak bulan ketiga, Yanto tak lagi tahu persis soal penghasilan hariannya. Yang ia tahu jika sudah dihitung bulanan. “Kalau harian saya tidak tahu berapa persisnya, tapi kalau bulanan ya di atas  satu setengah juta dan tak sampai dua juta," ujarnya, mengenang.


Rp1,5 juta per bulan, itu bukanlah penghasilan bersih. Nah, jika dihitung secara bersih tentu berkurang banyak dari jumlah itu. Penghasilan sebesar itu jelas belum mencukupi kebutuhan sehari-hari. Di sinilah Yanto dan istri diharuskan pintar 'main akrobat'. Tutup lubang gali lubang. Ngutang sana sini pun menjadi tradisi Yanto dan keluarga.


Kondisi memprihatinkan itu tak nyana diperhatikan Ny Marni. Ini pemilik sebuah grosir dekat lokasi mangkal gerobak gorengan Yanto. Dari perempuan 44 tahun itulah Yanto mengenal istilah spiritualitas dalam berdagang. Karena iba, Marni pula yang kemudian membawa Yanto pada  Abah Rahman.

Itu paranormal yang telah membuat omset usaha grosir Marni melesat bak roket (baca : Laris Manis!! Ada Pasukan Gaib di Balik Foto 'Bakso Mas Tris'). "Padahal, setahun lalu, saya pusing bukan main. Sudahlah grosir semakin sepi (pembeli), saya pun berutang Rp150 juta. Dikejar-kejar tukang tagih!" kenang Marni, menceritakan masa pahit usahanya pada Yanto.

Singkat cerita, lewat proses ritual gaib di makam seorang tokoh yang dikenal gamis, Abah Rahman pun memberi Yanto amalan sebuah doa. Kekuatan doa itulah yang sampai sekarang membuat gorengan Yanto 'diserbu' para pembeli. Antrian para pembeli itu bahkan terlihat saban sore sampai matahari tenggelam.

Mulai dari kalangan bawah sampai kaya, rela antri demi gorengan Yanto. Di antara antrian mengular itu ternyata ada yang berasal dari luar kota, semisal Pekanbaru dan Banda Aceh. Bahkan seorang anggota DPRD Binjai pun tak segan ikut memesan gorengan Yanto. "Rasanya kata orang makin lezat. Beda dari yang lain, garing dan minyaknya tidak telalu banyak," kata Yanto, sumringah soal kemajuan usahanya.

Pun begitu, dia yang ditanya soal perubahan kemajuan itu, tak mau banyak banyak bicara. Seraya mengucap syukur, Yanto malah mengaku takut sesumbar. "Apalagi memang saya sudah janji dengan Abah, nggak akan ngomong-ngomong soal kemajuan ini. Tapi malah bersedekah yang harus ditingkatkan," sambung  Yanto.

Alih-alih buka kartu soal bacaan dari doa pemanggil pembeli, Yanto bahkan tak mau bicara soal nilai omset dagangannya yang belakangan ini bak meteor.  Beruntung soal fakta itu, Marni, yang Selasa (1/5) siang lalu ditemui di Pancur Gading, pemandian Putri Hijau, Delitua, Sumatera Utara, mau turut bersaksi.

"Ya sering jumpa (Yanto). Kemarin saya tanya tentang omset penjualan per hari dari usaha gorengannya. Awalnya, pengakuannya tak langsung saya percaya. Karena grosir saya tak jauh dengan lokasi gerobak gorengannya, pengakuannya saya cek. Eh, benar! Dari buka siang sampai malam, sekarang usahanya setiap hari sedikitnya bisa mendapatkan 100 pembeli. Hitung saja. Minimal kalau 1 orang beli Rp10 ribu dan dalam satu hari ada 100 pembeli, maka omset dia sehari mencapai Rp 1 juta. Dari omset itu paling tidak dia mendapat untung sampai 50 persen. Jadi, dalam satu bulan omsetnya Rp30 juta, maka dia mendapat untung Rp15 juta," bebernya. Wow... (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar