Selasa, 11 Januari 2022

4 Tahanan Bebas !! Kasus Beres Berkat Ritual Damai Perkara

                                                           ANUGERAH-anugerah kegaiban selalu berembus dari hati-hati yang telah mencapai tahap makrifat. Nah, Abah Rahman satu di antara itu. Saking makrifat, lewat ilmu gaibnya, orang tengah menjalani sanksi hukuman mendadak bebas dari bui. Ini fakta soal itu.  
                                                                  Dari markas terapi supranaturalnya (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan), Abah Rahman, ahli dalil-dalil ilmu gaib, itu pun bercerita. Menurutnya, kisah itu awalnya dibawa Faisal (43), warga Jalan Quba, Kelurahan Kwala Bekala, Medan Johor. "Ini nomor WA-nya, cek (kebenarannya) ke dia," kata Abah Rahman pada wartawan Anda usai menyebut nomor 0815 3683 6916. Begitulah. Mendatangi Abah Rahman, Faisal kemudian menceritakan nahas empat temannya.                 
     
Ceritanya, dengan temuan barang bukti sebutir pil diduga ekstasi, 4 teman Faisal itu ditangkap polisi. Peristiwa terjadi dekat Peringan, Jalan Iskandar Muda, Medan. Empat pemuda itu, AN (35), RM (31), AA (30), dan MD (28), langsung digelandang ke Polsek S. Tak lama seusai tiba di Polsek, lewat AN yang mengontak via seluler, Faisal lalu mengetahui peristiwa itu.                              

Kabar nahas kwartet teman itu seketika mengingatkan Faisal dengan sosok Abah Rahman. Ini ahli natural magic dengan ritual 'damai perkara' yang pernah disaksikannya di tahun-tahun berlalu. Saat itu, untuk mendamaikan perkara 'tali air' teman dari temannya, Faisal diminta menemani seorang kawannya ke rumah Abah Rahman. Di situlah dia menyaksikan beberapa ritus yang digelar dukun 'the big body' itu. Juga segala 'artefak' terkait itu. Mulai dupa dan kemenyan untuk ritual di pintu utama, lalu di dalam rumah ada saja manusia yang diam membisu untuk keperluan 'mendapatkan sesuatu'. 'Keseraman' itu tak membuat rumah itu luang, tetapi justru merangsang banyak pendatang. Itulah gambaran rumah perdukunan Abah Rahman. Guna keperluan kawannya tempo hari, Faisal juga menyaksikan gelaran ritus sang dukun di luar rumah praktiknya. Itu terjadi tengah malam di dekat Sungai Deli alur Delitua, Deliserdang. Di tanah lapang dekat situ, pada malam tertentu, Abah Rahman menggelar atraksi jalan dengan menutup mata. Atraksi itu sekilas bisa dianggap sebagai mainan atau hiburan semata. Itu karena atraksi tampak tak disertai alunan mantra. Tapi sejatinya itu adalah bagian dari ritual melihat nasib dan peruntungan. Abah Rahman akan bergembira kalau atraksinya berhasil melewati pohon beringin di kawasan itu. Dan dia akan berusaha melakukan ritual lagi jika gagal. Semua demi 'mengubah' nasib orang yang membutuhkan pertolongannya.   

Begitulah. Demi 'mengubah' nasib 4 teman yang memohon bantuannya, Faisal akhirnya menemui Abah Rahman dan dia kembali menyaksikan ritual 'mengubah' nasib orang dalam jerat perkara. Hasilnya? Seperti kisah teman dari temannya yang akhirnya bebas dari jeratan bui kasus 'tali air', nasib kwartet 'stengky ekstasi' itu pun idem ditto. Sama-sama mendadak bebas bui. Ceritanya, peristiwa sangat tak dinyana terjadi di hari kelima penahanan kwarted itu. Di situ, usai ritual 'peruntungan damai perkara' sukses digelar Abah Rahman, Faisal yang telah mendapat 'bacaan keramat' dari sang Abah pun berhasil menghadap sang Kapolsek. Nah, di tempat terpisah, Faisal yang kemudian berhasil dikonfirmasi untuk kisah ini, menyebut peristiwa itu terjadi di era Polsek S dipimpin perwira berinisial HA. "Hari (kelima) itu, habis menghadap Kapolsek, malamnya saya disuruh nemui seorang pejabat perwira Polsek itu. Di situ saya kemudian disodori tiga lembar kertas (berisi akta perjanjian) yang harus saya teken. Yawdah, habis neken surat itu, tak sampai sejam kemudian, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun, empat teman saya itu pun dibebaskan," kata Faisal, tampak sumringah mengenang peristiwa di luar akal itu. Dalam surat pembebasan yang ditandatanganinya, Faisal tertulis sebagai pimpinan 4 tersangka. "Malam itu, dengan perasaan senang tak kepalang, mereka (4 kawan, red) yang  saya  jemput dengan mobil pikap, terus tertawa sepanjang perjalanan pulang," kenang Faisal lagi. Pun kisah itu terjadi di tengah suasana tahun baru 2016, sampai sekarang Faisal mengaku masih hafal dengan seuntai 'ayat keramat' pemberian Abah Rahman. "Ritual dan bacaan itu memang khusus untuk orang dalam sasaran meluluhkan perkara. Pasnya, perkara yang sudah masuk ranah hukum. Di luar itu, untuk urusan asmara, misalnya, ya tak bisa. Dan itu sudah saya buktikan," tandas Faisal. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar