Selasa, 29 Januari 2013

Kisah Penampakan dari Tanjung Morawa

 KISAH ini merupakan antara percaya dan tidak. Desa Bangun Sari di Tanjung Morawa, berdasarkan pengakuan orang orang yang menggeluti dunia supranatural, bukan lah desa biasa. Ia juga banyak dihuni makhluk dari kalangan lemembut. Seperti  apa kisahnya ?

Inilah desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa.  Sebuah desa yang mempunyai banyak pesona, salah satunya sebagai sentra bisnis bunga dan tanaman hias lainnya. Bahkan, oleh Amri Tambunan, Bupati Deli Serdang , Desa Bangun Sari digadang gadangkan menjadi Kawasan Wisata Bunga yang menjadi tempat berkunjung turis sekaligus tempat jual beli beraneka ragam bunga. Kawasan tersebut akan ditata rapi sehingga setiap orang akan berkeinginan singgah di desa tersebut setidaknya saat melintas.

Demikian diungkapkan Bupati Deli Serdang Drs H Amri Tambunan di hadapan ratusan penangkar bunga dan gerabah serta warga sekitar, saat mengadakan temu wicara di Desa Bangun Sari Gang Madirsan Tanjung Morawa, tahun 2008 lalu. Bunga yang dibudidayakan di lokasi itu sudah menembus pasar mancanegara seperti Thailand, Malaysia, Singapura dan negara lainya. Namun para petani menyatakan tidak bisa berbuat banyak karena kekurangan modal dalam mengembangkan produksinya.

 Begitulah sekilas gambaran desa Bangun Sari ini. Mengenai penampakan ganjil  tentang munculnya sosok sosok mahluk gaib, hal tersebut dialami oleh Kang Fitri dan Kang Bandi.

 Alkasih seperti diceritakan Kang Fitri, hal ikhwal penampakan yang dialaminya bersama Kang Bandi karena kesenangan mereka bergadang sampai larut.

 “Yah namanya anak muda kita sering keluyuran hingga larut malam,” ujarnya di awal pembicaraan. Lokasi penampakan ini berada di belakang sebuah pabrik pengolahan pakan ternak dan sebuah lembaga pendidikan, tepatnya dijung Gang Suka Mulia.

 Menurut Kang Fitri, peristiwa yang dialami Kang Bandi rekannya, ketika senja  hari. Saat itu Kang Bandi baru saja pulang mancing. Di tengah perjalanan, persisnya diujung Gang Sukamulia ia bertemu dengan wanita cantik dan aduhai, mirip wanita wanita pada zaman raja raja dahulu. Kulitnya putih mulus dan hanya dibalut oleh kain merah. Seolah wanita itu membiarkan mata Kang Bandi menikmati tiap lekuk tubuhnya.

 “Kang boleh aku ikut,” ujar wanita itu.

 “Tentu dinda, silahkan naik,” kata Kang Bandi sambil senyum sumringah. Dan, tanpa sungkan, tangan wanita yang baru dikenalnya itu sudah  melingkar di pinggang Kang Bandi.

 “Mau kemanakah Dinda sebenarnya ?” tanya Kang Bandi dengan suara berat, karena tak tahan dengan aroma tubuh wanita itu yang begitu menggairahkan.

 “Pokoknya kita jalan aja dulu,” kata wanita itu dengan suara mendesak mirip artis Julia Perez.

 Kang Bandi pun memacu kereta bebeknya meninggal tempat itu. Ia bagai dikomando oleh wanita itu. Kang Bandi bagai lupa diri ketika membonceng wanit a itu.

 “Kang sudah kang, sudah sampai saya,” ujar wanita itu seraya turun dari boncengan. Bagai tersadar dari mimpi, Kang Bandi bengong. Ia melihat suasana sekitar jadi lain. Sunyi dan gelap. Ia ternyata berada di komplek pemakaman desa. Badannya sontak menggigil ketakutan, Kang Bandi pun menggenjot kereta bebeknya kembali ke Gang Suka Mulia dan disitulah dia bertemu dengan Kang Fitri, sohib kentalnya.

 “Saat itu saya lihat Kang Bandi ketakutan sekali,” kata Kang Fitri mengingat kelakukan sohibnya itu. Sedangkan Kang Fitri sendiri, juga mengalami kejadian yang tak kalah serunya. Sewaktu ia melintas tak jauh dari ujung Gang Sukamulia sewaktu malam , tepatnya di daerah perkebunan kelapa sawit, ia melihat banyak sekali bayangan bayangan gaib. Seperti  pasukan serdadu Belanda tanpa kepala dan kambing kaki tiga.

  “Memang banyak orang yang tak percaya kalau saya mengisahkannya, tapi saya sendiri yang mengalaminya ,” ujar Kang Fitri dengan mimik wajah serius.

 Begitulah sekelumit sisi gaib dari desa Bangun Sari Tanjung Morawa. Ini hanya fenomena kehidupan gaib di sekitar kita. Terserah Anda , boleh percaya boleh juga tidak. (Abah Rahman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar