Selasa, 29 Januari 2013

Jalan Binjai – Kuala Tiap Saat Minta Tumbal



Dibalik keheningan ruas jalan Binjai Kuala, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara,  menyimpan sebuah cerita horor. Di tempat ini, sering terjadi kecelakaan yang merenggut nyawa. Jika ditelusuri secara gaib, ada misi khusus dalam tiap peristiwa ini. Seperti apa ?
 Ruas jalan ini tak ada bedanya dengan kawasan pedesaan lainnya. Tidak sibuk. Sesekali dilintasi kenderaan bermotor. Di kiri kanannya, terdapat pemukiman penduduk. Asri dan nyaman. Lokasinya tak jauh dari Kantor Camat Kuala, Kabupaten Langkat. Saat ini, jalannya sudah di aspal hotmix. Sehingga kenyamanan dalam berkendara sangat terasa ketika melintasinya. 
 Jalan ini juga merupakan jalur utama untuk menuju Daerah Tujuan Wisata Bukit Lawang,  Bahorok. Sehingga pada hari – hari Libur Nasional, jalan ini makin ramai dilintasi oleh Wisatawan Domestik bahkan Internasional. 
 Ada pun lokasi yang kerap terjadi kecelakaan maut tersebut antara Pekan Kuala dan Pasar I. Di tempat ini kecelakaan itu terjadi tidak  pandang waktu. Baik siang maupun malam. Bahkan, nyawa pun sudah tidak terhitung lagi meregang di tempat ini. Teranyar, peristiwa di malam Tahun Baru 2013 yang membuat sekarat anak pengusaha toko mas. Ia mengalami kecelakaan fatal di tempat itu yang membuatnya harus opname berhari hari. 
 “Yah, tempat ini sering terjadi kecelakaan maut. Rata rata yang menjadi korbannya adalah anak muda. Mereka sering mengalami kecelakaann tunggal alias jatuh sendiri,” ujar salah seorang warga sekitar yang tak mau namanya di ekspos. 
 Pria paruh paya ini juga menambahkan, jika anak muda yang mengalami kecelakaan di tempat ini selalu meregang nyawa. Apakah dahulu mengalami koma berbulan bulan, atau mati kontan di tempat peristiwa. 
 “Pernah juga, yang kecelakaan di tempat ini orang tua. Tapi dia tidak begitu parah, tapi kalau anak muda, ngeri awak nengoknya,” ujar warga lain membahkan. 
  Masih menurut penuturan warga sekitar, para korban kecelakaan di tempat ini mengaku, mereka merasa ada memanggil di pinggir jalan. Tepatnya dari pohon mahoni yang banyak tumbuh di sisi jalan. Karena panggilan itulah, konsentrasi mereka jadi buyar dan mengakibatkan kecelakaan tunggal. Apalagi anak anak muda sering ngebut jika berkendara. Tak pelak, mereka makin parah ketika mengalami kejadian.  Panggilan itu pun bermacam-macam kendengarannya. Ada seperti teriakan, bentakan atau memanggil nama pengendara tadi dengan begitu kuatnya. Tak ayal, inilah yang menjadi sumber malapetaka itu. 
 Bukan hanya itu saja, para korban juga mengaku, pikiran mereka tiba tiba kosong, ketika melintasi di tempat itu. Sejurus kemudian, seperti ada yang mengendalikannya. Sehingga para korban tersebut hilang keseimbangan dan terjatuh.

Ada Uang Terjatuh, Sebagai Pertanda
 Karena seringnya peristiwa itu, Ada sebuah pertanda yang begitu diyakini warga sekitar bila kecelakaan akan terjadi. Biasanya, jika ada uang terjatuh di sekitar tempat itu, maka tak lama lagi,  akan ada nyawa melayang .
 “Seperti itulah biasanya, jika ada uang yang kami temukan jatuh di tempat ini, maka siap siaplah kita mendengar kabar akan ada tabrakan atau kecelakaan tunggal,” komentar warga sekitar. Tak peduli apakah uang terjadi logam atau kertas. Tapi itulah pertandanya. Dan jarak antara tanda tersebut dengan peristiwa tidak berlangsung lama. 

Untuk Tumbal Pesugihan
Menurut pendapat penulis, hal tersebut dilakukan oleh orang orang pelaku pesugihan kekayaan. Mereka menginginkan nyawa sebagai tumbal pesugihan mereka, maka dengan cara itulah dilakukan. Hal tersebut dilakukan agar jejak mereka tak ketahuan dan pesugihannya pun terus berjalan sukses. 

Selalu Istigfar
Sebagai cara aman agar terhindar dari mara bahaya, sebaiknya, jika anda melewati ruas jalan ini, selalu berdzikir tanpa lepas kepada Allah SWT. Agar kekuatan gaib tersebut jangan sampai mempengaruhi alam bawah sadar diri kita. Sehingga kita bisa selamat sampai tujuan. 

Diteror Gaib
Selama penulis mendapat info tentang peristiwa ini, batin penulis resah. Begitu juga setelah usai memotret dan melakukan wawancara dengan orang Kuala. Saya seperti diikuti oleh sebuah bayangan yang terus berkelebat. Sepertinya ia tidak senang kalau berita ini ditulis. Tapi saya tidak bermaksud apa apa, hanya sekadar berbagi, itu saja, tak lebih. Agar kita semua lebih berhati hati.  (Abah Rahman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar