Selasa, 29 Januari 2013

Kehidupan Gaib Persimpangan Jalan Putri Hijau Medan

 Sesuai dengan namanya, Jalan Putri Hijau Medan, menyimpan banyak sisi sisi gaib. Karena nama yang digunakan  bukanlah sembarangan. Putri Hijau, kekuatan gaibnya sampai kini masih ada. Paling tidak begitulah bila dilihat dari kaca mata para dukun.
Sejarah Putri Hijau dimulai dengan keinginan Raja Aceh mempersunting Wanita cantik yang ada di Deli. Namun, karena adanya penolakan sehingga timbul peperangan. Saat itulah Putri Hijau, yang hendak dibawa ke Aceh setelah Kerajaan Aru Baru takluk di tangan pasukan Kerajaan Aceh, dihadang seekor naga yang diyakini jelmaan dari abangnya Mambang Diazid. Keberadaan Putri Hijau sejak saat itu hingga kini misterius, namun ada versi menyebut dia sampai sekarang berada di lautan.
Cerita tentang kecantikan Putri Hijau tidak berbeda dalam dua versi yang berkembang. Konon, karena cantiknya sampai-sampai Raja dari Kerajaan Aceh yang tidak terungkap jelas namanya tergiur. Tetapi, Putri Hijau menolak lamaran itu.
Raja Aceh merasa tersinggung dan terhina sehingga mencari pasal lain untuk menyerang Kerajaan Aru, dan akhirnya putri tunggal Kerjaan Aru itu takluk. Dalam versi itu juga disebutkan bahwa Putri Hijau punya dua saudara laki laki, yaitu Mambang Diazid yang menjelma jadi naga dan Mambang Khayali yang menjelma jadi Meriam Puntung. Penemuan benteng Putri Hijau di Desa Delitua Kampung, Kec. Namorambe, Kab. Deliserdang, atau sekitar 10 Km dari Kota Medan pada 1970-an semakin menguatkan keyakinan bahwa Putri Hijau memang ada. Bila dilakukan penelitian seksama untuk itu, hasil penelitian para sejarawan lokal ataupun asing terhadap keberadaan benteng Putri Hijau bersama tempat pemandian yang dikenal dengan Pancuran Gading Pemandian Putri Hijau di kawasan yang sama, juga akan membuka tabir baru tentang Putri Hijau dalam versi lain.
Ya begitulah sekilas sejarah Putri Hijau yang penulis rangkum. Sementara dari sisi mata klenik, Putri Hijau secara gaib terus ada di tengah tengah masyarakat Medan ini, tentunya bagi yang percaya dan yakin akannya. Bukan bermaksud memuja atau menduakan Tuhan Yang Maha Esa, pengalaman pribadi penulis, Putri Hijau mau membantu siapa saja yang ingin dibantu dalam berbagai hal.
Pengalaman pribadi penulis, awalnya berkenalan dengan gaib Putri Hijau karena kerap mengunjungi Pancur Gading. Di tempat itu, saya sering berdoa, bermeditasi mendoakan orang orang yang minta tolong. Baik dalam masalah usaha, asmara, perjodohan, karir dan lain lain. Ketika melakukan ritual di tempat itu, saya seperti memiliki energi yang kuat dalam mendoakan  hajat. Setelah mempersiapkan segala sesuatunya, kemudian saya memberikan fadiah Alfatiha kepada Putri Hijau. Kemudian berdoa atas izin Allah SWT minta bantu pada Putri Hijau.
Sudah menjadi kebiasaan saya. Sebelum melakukan ritual di tempat itu, saya membawa sesajen. Terdiri dari bunga datuk, telon, hio dan bunga macan kera jika ingin mandi di pancuran. Suasana yang alami, ditambah tempat ini sering dijadikan tempat ritual, membuat saya menjadi betah ngalap berkah di tempat ini.  Apalagi, hasilnya selalu mustajab.

Mistik Persimpangan Jalan Putri Hijau
Ada hal gaib lain yang bersentuhan dengan Putri Hijau. Lokasinya persis di persimpangan Jalan Putri Hijau Medan dan Jalan Guru Patimpus, depan Stasiun TVRI Sumut. Berdasarkan mata batin  seorang cenayang perempuan, yang tak ingin namanya di ekspos di media, gaib Putri Hijau kerap berada di persimpangan jalan itu.
“Ia disana untuk singgah saja, bukan untuk tujuan apa apa. Jadi saya sarankan, jika melintasi jalan itu, terutama senja hari, jangan suka ngomong kotor atau pun bertingkah di luar kewajaran, bisa bisa kesambet, imbuhnya kemudian.
Catatan saya, melintasi jalan Putri Hijau pada malam hari memang menyisakan pengalaman gaib tersendiri. Suasananya terkadang mencekam, dingin dan menghanyutkan. Apakah itu pertanda gaib Putri Hijau lagi berada di tempat itu ? Silahkan anda  uji nyali malam nanti. (Abah Rahman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar