Senin, 07 Maret 2022

Rahasia Perempuan Tua Silaukan Mata Toke-toke

UMURNYA hampir 50, tapi lekuk body sintal perempuan ini selalu meluluhkan hati setiap laki yang mendekatinya. Apa resepnya? 

Mayang, sebut saja begitu. Perempuan ini adalah legenda pelacur di Medan. Ia melacur sejak usia 18 tahun. 
Gang Sepur, kawasan Jalan Wahidin, Medan, menjadi lokasi perdana gadis ini menjual diri. 

"Dari situ lalu mulai main ke diskotek. Dulu (diskotek Medan) ya belum banyak. Paling sering main ke Fire (diskotek di Thamrin Plaza)," jelas Mayang, ditemui belum lama ini. 

Praktis kini telah 29 tahun dia bergelut di kancah prostitusi lokal. O ya, pun berstatus pemuas birahi, Mayang diketahui pernah dua kali menikah. Tapi status istri hanya dimilikinya seumur jagung. Suaminya (masing-masing) kabur saat tahu tabiat sang istri yang suka umbar seks. 

Mayang berasal dari sebuah wilayah di Sumatera bagian utara. Kampungnya itu dulu berkondisi memprihatinkan. Terbelakang dan melarat. Penduduknya memelihara kebodohan dan rasa malas. Termasuk Mayang dan orang tuanya. 

Saking malas, Mayang hanya sekolah sampai kelas tiga SD. Sejak itulah sang bibi membawanya tinggal di Medan. Dan masalah ekonomi kemudian mengenalkan perempuan ini pada bisnis cinta kilat. 

Mayang pun tercebur di situ sampai sekarang. 

Tapi pendidikan bukanlah faktor utama seseorang meraih hidup mapan. Tidak juga. Garis tangan bisa mengubah prediksi umum. Mayang, contoh nyatanya. 

Sejak bermukim di Medan dan mandiri, perempuan hedon ini mengaku tak pernah hidup berkekurangan. 

"Ini rumahku. Rumah milik sendiri. Isi dalamnya bisa dilihat. Semua (perabotan) lengkap. Rumah yang khusus kusewakan juga ada tiga unit di (Medan) Denai sana. Kendaraanku pun ada, walau cuma motor. Tabungan (di bank) juga ada, meski belum banyak. Suami aja yang sering tak ada, hehe..." beber Mayang, terdengar bangga, ditemui di rumahnya yang terbilang bagus di kawasan Pulo Brayan, Medan Timur. 

Usut punya usut, semua aset itu belumlah lama dimiliki Mayang. Semua harta itu juga bukan warisan mantan suami-suaminya. Ternyata, satu demi satu pundi-pundi itu mulai dimiliki Mayang sejak sepuluh tahun terakhir. 

"Ssttt...persisnya sejak aku pasang susuk pada Abah Rahman," desisnya. Begitulah. Mayang akhirnya membongkar rahasia hidup mapannya.  Perempuan kelahiran '75 ini pun mengungkap sebuah fakta. 

Menurutnya, sembilan belas tahun malang melintang sebagai pelacur di sejumlah tempat tak membuat hidupnya mapan. Kenyataan itu disadari Mayang pada 2011.  Saat itu dia berumur 36. 

Persaingan kala itu sudah kian ketat. Sosok-sosok baru nan muda dan cantik terus mendominasi. Sementara Mayang, meski wajahnya tetap manis, tapi body perempuan lacur ini mulai kendor. Bahkan makin tak proporsional. 

Nilai itulah yang membuat Mayang kian tersingkir dari pasar. 

Beruntung kesadaran itu langsung berujung tindakan. Seorang teman seprofesi mengenalkan Mayang pada Abah Rahman. Perempuan ini bahkan langsung dibawa ke tempat praktik si cenayang (Jalan Halat Gang Umar No.1 Medan). 

Di situlah, tanpa tedeng aling-aling, Mayang langsung berminat memasang susuk. Tapi tidak di wajahnya yang memang tetap enak untuk dilirik. Sesuai petunjuk Abah Rahman, Mayang menanam dua susuk di dada, persis di atas payudara. 

"Aku masih ingat betul, itu awal tahun 2012. Tapi sumpah, sejak itu aku merasa seperti 25 tahun lalu. Aku yang sudah tuwir (tua -red) mendadak jadi primadona. Toke-toke itu seperti dibutakan matanya. Semuanya menyebutku sangat cantik. Dan semuanya kemudian bertekuk lutut padaku. Apa yang kuinginkan, selalu mereka beri. Aku bangga dengan susuk ini," tandas Mayang. Fakta hidupnya telah merangsang sejumlah "Mayang lain" yang kesehariannya berada di sekitar Mayang. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar