Jumat, 03 Januari 2020

Memutar Ulang Waktu (kisah awal Abah Rahman sebagai Paranormal dengan hati putih seluas jagad raya)

Sejak dini sekali, seorang Abah Rahman telah tahu bahwa dirinya memiliki kelebihan. Semacam anugerah sekaligus berkah, yang menggenapi indera selain panca inderanya. Hanya saja Abah Rahman belum memahami bahwa anugerah yang didapatkannya secara garis keturunan itu adalah berkah luar biasa yang utamanya diberikan kepada dirinya oleh Allah SWT sang pemilik semesta.

Beranjak kecil, remaja, dan memasuki usia pra dewasa, Abah Rahman mulai mengerti dengan Gift yang ada pada dirinya. Bermacam latihan dan bacaan yang rutin dilakukan oleh Eyang Sepuhnya Abah, juga kerap diberikan kepada Abah Rahman dari kecil itu. Tujuannya adalah, agar Abah mampu memberdayagunakan Gift tersebut dengan baik dan benar untuk kemaslahatan hidup orang banyak yang membutuhkan bantuan.

Namun Abah Rahman bukan tipikal orang yang cepat berpuas diri. Seperti ilmu padi yang kian berisi kian merunduk, Abah Rahman tetap merasa perlu banyak belajar, belajar, dan belajar.
Selain menerima pelajaran, pengajaran, dan bimbingan dari keluarga serta orang terdekat. Abah Rahman merasa perlu mengasah diri untuk pembekalan. Abah berpikir, ilmu spiritual tetap lebih baik jika ditambahkan dengan pengalaman dan pembelajaran dari lingkungan baik secara otodidak maupun kepatutan.

Sehingga Abah Rahman bertekad memulai tambahan "isi ilmunya" melalui skill dan juga pencerahan secara formal.
Mungkin jika diibaratkan, mirip dengan Kisah Sun Go Kong yang mencari Kitab Suci dengan Biksu/Guru dan kawan-kawannya.
Maka Abah Rahman, memulai perjalanannya. Perjuangan lahir batin turut menempuh dan menempah dalam perjalanan.

Lebih dari 20 tahun yang lalu, Abah Rahman pernah ikut pelatihan. Entah penyelenggara atau pembicaranya, pelatihan itu dikategorikan sebagai pelatihan spiritual. Melalui mata batin gurunya, Abah diukur tingkat energinya. Energi spiritual katanya. Abah pun dibuat terkesima karenanya. Ditambah lagi mungkin karena Abah tergolong orang yang gumunan (gampang heran). Lalu setelah itu, diajari cara untuk meningkatkan level energi serta diajari berbagai macam “rahasia” keberlimpahan. Tentu saja sesuai dengan namanya, untuk mendapatkan rezeki yang berlimpah ruah. Untuk mengutak-atik masa depan agar sesuai harapan. Usai mengikuti pelatihan, Abah Rahman percaya aja. Salah satu penyebab Abah percaya karena pelatihan itu buat Abah tergolong mahal harganya. Namun ini ternyata termasuk salah satu kesalahan berlogika. Seiring waktu berjalan, Abah mulai merenungkan: "Iya, ini yang saya inginkan. Tapi apakah benar ini yang dibutuhkan sisi spiritual saya?"

Tak berselang lama, Abah Rahman melanjutkan pencarian. Kali ini Abah kembali ikut pelatihan. Sama, pelatihan ini juga dikategorikan sebagai pelatihan spiritual. Tapi bedanya, kali ini ada beberapa orang yang mengikuti. Masing-masing peserta dibaca past life-nya. Lewat penerawangan juga. Lalu setelah itu, diajari berbagai macam “rahasia” untuk dilakukan biar tak menanggung beban berat akibat perbuatan masa lalu. Usai mengikuti pelatihan, juga seperti sebelumnya, Abah Rahman percaya-percaya aja. Salah satu penyebab Abah percaya karena pelatihan itu banyak pesertanya. Namun ini ternyata termasuk juga salah satu kesalahan berlogika. Seiring waktu berjalan, Abah mulai merenungkan: "Iya, ini yang saya inginkan. Tapi apakah benar ini yang dibutuhkan sisi spiritual saya?"

Pencarian pun membuat Abah Rahman berlabuh ke ilmu kesadaran diri, ilmu keheningan. Ilmu yang melatih Abah hanya untuk sadar penuh hadir utuh di sini-kini. Ikhlas menerima masa lalu, ikhlas melepaskan masa depan. Setelah sekian lama mempelajarinya, Abah Rahman pun berulang kali merenungkan: "Iya, ini yang saya inginkan. Tapi apakah benar ini yang dibutuhkan sisi spiritual saya?"
Hanya saja semenjak Abah Rahman berlatih ilmu ini, Abah merasa lebih terampil dan lebih tangguh dalam menerima apapun kenyataan yang terjadi dalam hidup.

Pelajaran yang Abah Rahman dapatkan:
Ilmu itu cocok-cocokkan. Jalan hidup setiap orang juga berbeda-beda. Yang nyaman buat Abah, belum tentu nyaman buat orang lain. Begitu pun sebaliknya. Abah Rahman tidak akan menyuruh orang untuk mengikuti jalannya. Begitu pula sebaiknya, orang lain pun tak perlu memaksa Abah Rahman untuk mengikuti jalannya. Ya tidak apa-apa berbeda arah jalan spiritual, sing penting ojo jotos-jotosan ya (jangan pukul-pukulan).

Masing-masing dari kita, dengan apa yang kita yakini. Akan menentukan jalan hidup masing-masing. Jelaslah akan ada persimpangan. Persimpangan bukanlah menunjukkan perbedaan yang selama ini ada, tapi justru menunjukkan bahwa meskipun begitu banyak perbedaan yang selama ini ada, tetap ada saja hal yang sama. Itulah gunanya persimpangan, yang akan saling memperkaya pemahaman saat melanjutkan jalan yang kita tapaki.

Dan janganlah kaget bila suatu saat nanti ternyata jalan yang kita tapaki justru bertemu dan menjadi satu. Saat itulah semua perbedaan yang selama ini kita banggakan akan kita lupakan demi kebersamaan kita memuliakan kebesaran sang pemberi hidup itu sendiri.

Maka tak heran ada yang mengatakan, damai di bumi, damai di surga.
Ujian hidup kita terletak pada pengetahuan kita.

Apapun pengetahuan yang kita miliki, disitulah letak ujian hidup itu berada. Dan ujian itu akan berakhir ketika pengetahuan kita sudah berakhir pada level kesadaran akan pengetahuan tersebut. Sama seperti anak sekolah, dimana mereka menjalani ujian sekolah sesuai dengan pelajaran yang mereka pelajari.

Pengetahuan itu letaknya di pikiran, dan pikiran selalu membawa kita kepada masa depan, jadi pengetahuan itu yang akan menggiring kita kepada masa depan yang seperti apa.

Sebenarnya inilah cara semesta untuk menggiring hidup kita supaya sesuai dan selaras dengan pengetahuan yang kita miliki. Itu sebabnya pengetahuan kita adalah masa depan kita juga.

Yang repot adalah ketika pengetahuan itu hanya sebatas pengetahuan saja tanpa ada tindakan nyata dalam hidup untuk mempraktekkan pengetahuan itu, sehingga pengetahuan itu hanya sebatas omongan yang cuma bisa dijadikan bahan obrolan. Pada saat itulah pengetahuan itu akan kembali kepada si pemilik pengetahuan sebagai cobaan hidup.

Ketika kita bisa mendapatkan sebuah pemahaman setelah mengalami ujian pengetahuan itu atau setelah kita benar-benar mempraktekkan pengetahuan itu, disitulah kita mendapatkan sebuah kesadaran.

Kalau kita merasa hidup kita penuh cobaan dan ujian, jangan-jangan itu karena terlalu banyak yang kita tahu namun tak ada satupun yang kita lakukan.

Oleh sebab itu marilah kita hidup lebih bijak, cukup belajar apa yang kita butuhkan, dan kemudian mempraktekkannya.
Sebab, apa yang telah diterima dan dimiliki Abah Rahman, tidak lain adalah kebaikan dan keberkahan, yang bagi orang lain merupakan pencerahan yang mengalami masalah, persoalan, dan kebuntuan atas hidup.

Sejak itu, Abah mulai kedatangan orang-orang yang ingin membantu menyelesaikan masalah dalam hidup mereka. Sebagian adalah mereka keturunan dari orang-orang yang sebelumnya sering datang berkunjung kepada Eyang Sepuh Abah Rahman. Dan sebagiannya lagi dari relasi, kawan ke kawan atau kekuatan mulut ke mulut, juga jaringan yang meluas akibat efek teknologi komunikasi dari media sosial. Kemudahan yang pada zaman Eyang Sepuh Abah belumlah ada.

Abah Rahman melayani beragam macam keluhan dan aduan. Baik itu persoalan di tempat kerja, persoalan dari zaman purba; yaitu cinta dan asmara, persoalan jual beli, yang mana kesemua persoalan itu mempunyai sub permasalahannya lagi. Atau masalah yang beranak lagi, seperti contoh; masalah cinta itu berarti bisa masalah pasangan, masalah segera jodoh, masalah perselingkuhan, dan lain sebagainya.
Masalah jual beli juga melingkupi perdagangan, kecurangan, kelancaran, dan lainnya.
Ada lagi masalah di tempat bekerja adalah masalah saling sikut, masalah ingin memagar diri dari serangan yang tidak suka, atau malah perlunya pengasihan untuk menarik orang lain, dan masih banyak lagi.

Abah Rahman memiliki banyak layanan dan keilmuan yang sangat mumpuni, dikarenakan telah terlatih sejak dini selain Gift dan bakat yang dipunyai. Abah Rahman kerap terus menerus belajar baik secara legal formal ataupun mengembangkan diri lewat segala media dari yang disediakan bumi, melakukan perjalanan gaib; seperti meraga sukma maupun non-gaib; seperti berkunjung ke makam keramat yang memberikan berkah lewat meditasi syahdu dan keheningan sunyi.

Sebab Abah Rahman adalah pribadi yang gemar belajar dan meneruskan pelajaran lewat pengajaran. Abah Rahman seorang Paranormal yang bekerja melayani dengan rendah hati dan sepenuh hati untuk konsultasi apa saja tentang persoalan hidup.
Mengenai mahar untuk layanan produk dan keilmuan, dapat dibahas lebih lanjut dan lebih jelas di WA Abah Rahman, yaitu 0813 7630 6023.

Mudah-mudahan apa yang menjadi permasalahan dapat segera terselesaikan lewat jalan supranatural seperti yang bertahun-tahun sudah, apabila telah berkunjung dan berkonsultasi kepada Abah Rahman.(***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar