Sabtu, 19 November 2011

Tukang Kredit Mahari Cincin Pelaris Abah Rahman



Ternyata, persaingan di dunia perkreditan tradisional cukup tajam. Itu terbukti, seorang tukang kredit datang ke tempat praktek Abah Rahman, untuk memahari sebuah cincin pelaris. Setelah melakukan konsultasi lewat ponsel 0813 7630 6023 milik sang paranormal muda itu.
Seorang ibu bermarga, kita sebut saja namannya Ny Embun, mendatangi tempat praktek paranormal Abah Rahman. Dia tidak perduli jaket bermerek sebuah sepeda motor dan celana lee yang dikenakannya hari itu basah, terkena guyuran hujan. Karena memang, hujan di hampir seluruh kawasan Medan sejak malam harinya belum juga berhenti.
Abah Rahman yang pagi itu bersama Mas Kodir, seorang stafnya sedang menata ulang ruang prakteknya, spontan melempar senyum begitu Ny Embun muncul dan membilang, hujan harus diterobosnya, karena persaingan bisnis perkreditan uang yang ditekuninya secara tradisional sejak tujuh tahun yang lalu makin membuat kepalanya panas.
“Lagi kan aku sudah janji sama Abah pagi ini datang kemari. Waktu ku telpon Abah ke nomor.., 0813 7630.., em.. 6023. Ya itu nomornya. Hapal kan aku, Bah,” celotehnya sembari minta dipinjami handuk untuk melap wajah dan rambutnya yang juga basah. Sedangkan jakatnya, ia kembangkan di sadel motor matic milik Abah Rahman yang terparkir di teras depan tempat praktek Abah.
Terhadap ungkapannya itu, Abah Rahman menyambutnya dengan tertawa kecil. Dan mengatakan,” Kepala boleh panas, Bu. Tetapi hati harus sejuk. Karena sebesar apa pun persoalan hidup yang datang, harus dihadapi dengan kesejukan. Sehingga kita bisa berpikir realistis, dan bertindak yang benar,”.
Persaingan Tajam
Kepada Ny Embun, Abah Rahman menyatakan, percaya bahwa persaingan di dunia prekreditan mulai tajam. Itu terbukti, iklan kredit makin ramai di media massa. Juga di Facebook dan situs-situs internetlainnya. Bahkan, iklan pengumuman yang dipasang di pohon-pohon di pinggir jalan besar. Karena memang, masyarakat yang memerlukan jasa prekreditan dari waktu ke waktu makin bertambah jumlahnya, disebabkan keadaan ekonomi bangsa yang belum membaik. Yang berdampak menjamurnya layanan jasa kredit uang kontan, apakah itu yang dikelola secara tradisional maupun dengan lembaga seperti yang mengatas namakan koperasi.
“Dan Ibu, bukan orang pertama yang datang kemari. Sudah pernah datang, pengelola koperasi maupun yang tradisional. Mereka juga bilang, butuh cincin peralis karena persaingan yang tajam. Makanya saya bilang, percaya sama Ibu,” ungkap Abah.
Niat dan Keyakinan
Dan diceritakan Abah Rahman, mereka yang sudah menggunakan cincin pelaris itu, kini sudah bebas dari hal yang dikeluhkan. Tidak lain karena, niat yang dipasang mereka fokus. Bertujuan untuk membangkitkan kembali usaha yang digeluti. Bukan untuk yang lain-lain, misalnyauntuk pelet atau pengasih. Karena dalam olah bathin yang dilakukan, spesial untuk pelarisan.
Kedua, sambung Abah, karena mereka bisa memahami bahwa, ada proses yang mesti dijalani untuk memperoleh hasil dari penggunaan batu cincin pelaris. Yakni prosespenyerapan atau penyedotanenergi-energi yang mengitari calon konsumen, terutama calon konsumenyang berjarak dekat dengan cincin, supaya merekadatang mendekati cincin. Dan setelah dekat, diharapkan ketertarikannya muncul untuk membeli produk atau menerima tawaran yang dilakukan si pemakai cincin pelaris.
Kemudian ketiga, mereka juga bisa meyakini bahwa, pemakaian cincin merupakan sebuah usaha alternatif. Mengharap kekuatan magis yang terdapat pada cincin tersebut, berfungsi sebagaimana yang dimunajatkan oleh Abah Rahman. Dan harapan itu, hanya dilimpahkan kepada Sang Pencipta. Bukan kepada Abah Rahman yang hanyalah seorang hamba. Dan bukan pula
kepada batu cincin, yang hanyalah sebuah benda alam hasil kreasi manusia. “Jadi, kalau niat dan keyakinan ibu seperti mereka, Insya Allah akan berhasil. Ini yang paling penting harus saya sampaikan, supaya mahar yang dikeluarkan tidak sia-sia,” jelas Abah Rahman.
Pemakaian cincin pelaris disebut usaha alternatif, lanjut Abah, karena memang masih banyak usaha-usaha lainnya dalam mengatasi masalah bisanis yang dihadapi. Misalnya, dengan melakukan perbaikan managemen usaha, peningkatan pelayanan dan promosi, berkabolarasi dengan usaha sejenis, dan sebagainya.
“Dan usaha-usaha semacam itu tidak memerlukan mahar. Hanya memerlukan ilmu pengetahuan diri sendiri,” kata Abah Rahman. Maksud dari penjelasan itu, kata Abah Rahman, supaya jangan terjadi peralihankeyakinan dari Sang Pencipta kepada yang lain, hanya karena melakukan sebuah usaha alternatif, yang dalam hal ini memakai cincin pelaris.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar