Senin, 23 Mei 2022

FOTONYA DITEMPEL DI 7 MAKAM KERAMAT, KOKO EDY JATUHKE PELUKAN MASSAGE GIRL

NIAT yang kuat diendapkan ke foto objek sasaran, lalu foto itu kemudian menghasilkan daya tak kasat mata yang akhirnya hinggap dan bersemayam di hati si pemilik foto. 

Demikian proses transfer kekuatan gaib yang membuat hati seorang laki Tionghoa klepek-klepek terhadap seorang massage girl berparas 'biasa-biasa saja'. 

"Walau tak setiap hari serumah dengan Koko (Edy), gua bahagia kok. Semua kebutuhan dipenuhi," tutur Maya (31), sang massage girl pemilik kisah nyata ini. 

"Sekali pun belum pernah Koko tak memenuhi permintaan gua, apa pun itu bentuknya," sambung Maya, ditemui di rumah kontraknya, kawasan elit Multatuli, Medan, Senin 18 April 2022. 

Maya, mantan cewek tak beres itu, adalah simpanan Koko Edy (54), pengusaha properti. Dimulai pertengahan tahun 2018, hubungan pasangan terpaut usia 23 tahun itu sampai sekarang terjalin awet. Mereka bahkan baru dikaruniai anak. 

"Gua mau cerita ke kamu ya karena kita sudah lama kenal. Kalau sama wartawan lain,  preek...mana sudi gua," imbuh Maya lagi pada jurnalis penulis kisahnya, sambil tergelak kecil. 

Inilah kisah Maya dan Koko Edy. 

Drama cinta berbalut mistis ini berawal dari sebuah panti pijat di Medan. Tak usahlah disebut namanya. Yang jelas, ini salah satu panti pijat terkenal di Medan. Letaknya ada di inti kota. 

Di situ, belasan massage girl atau gadis pemijat beroperasi saban hari. Semuanya ramah dan berparas menawan. Kalau pun ada yang berparas 'biasa', lekuk bentuk tubuhnya pasti sangat menggoda. 

Ramah, cantik, ber-body aduhai. Kriteria itu menjadi "syarat wajib" untuk menjadi massage girl di panti layanan "tambahan" tersebut. Itu pula yang membuat panti pijat ini tak pernah sepi dari pasien yang semuanya lelaki nakal. 

Tak hanya menggoda, gadis-gadis di panti "palang merah" seks ini juga memang mahir memijat. Pijatan mereka penuh perasaan. 

Tangan pasien, selalu diletakkan di pahanya yang mulus telanjang. Maklum, rok pendek yang digunakan sang massage girl sudah tersingkap jauh di atas paha. 

Kalau sudah begitu, maka tangan pasien pun tak berhenti. Ia akan merangkul, atau berpilin-pilin sekitar daerah itu. Dan, sang massage girl, entah sedang berakting atau memang terangsang, mulai ikut menikmati gesekan tangan laki-laki yang dipijatnya. 

Sejak itu, pijatan gadis ini sendiri juga mulai terarah pada satu tujuan. Rangsangan. Merangsang lawan jenis untuk "berbuat lebih" dan itu dilakukan di bilik praktek dengan servis memuaskan. 

Tapi kalau long-time, mereka akan berpindah ke hotel. Di situlah sang massage girl menyervis dengan lebih memuaskan lagi. 

Demikianlah lakon nakal Maya di tahun-tahun berlalu sebelum memutuskan berhenti menjadi massage girl. Dia selalu menganggap lelaki yang membukingnya adalah suaminya sendiri. Mesra dan manja. 

Saking mesra, hampir semua pasien menganggap Maya jatuh cinta dan ingin bersetubuh bukan semata alasan uang. Anggapan itu pun akhirnya menjadi keyakinan massal. 

Di sinilah kegaduhan mulai terjadi. Massage girls lain iri. Itu karena Maya jadi rebutan banyak pasien. Jadi primadona. Padahal, dibanding mereka, paras Maya terbilang "di bawah standar". 

Temuan emosional itu akhirnya membuat para massage girls menduga-duga soal resep rahasia primadona Maya. 

Pasti anak itu sudah pakai guna-guna. Pasti dia pakai susuk. Pasti dia main dukun. Dia laris karena pakai ini, karena pakai itu, dan... bla bla bla lain. 

Ragam syakwasangka itu mengalir liar di benak masing-masing massage girl, teman sekerja Maya. Tapi tak satu pun berhasil membuktikannya. 

Maya memang berparas biasa. Kulitnya tak putih. Hidung juga tak mancung. Tapi gadis ini punya body super aduhai. Ampun dijey...!! 

Nyaris tak ada cowok yang jakunnya tidak naik turun asal memandang Maya. Itu juga yang diakui Koko Edy, salah seorang langganan tajir yang dirawat Maya. 

Saking yakin Maya cinta padanya, lakon Koko Edy mirip kerbau dicucuk hidung. Dia nurut. Nurut senurut-nurutnya. Pesona Maya kuat menarik hatinya. 

Saking kuat, dia bahkan jadi pelanggan yang paling sering datang ke panti pijat itu. Om berkendara mobil Ford Everest itu datang setiap hari. Tentu hanya untuk mendapat layanan dari Maya. 

Lalu benarkah Maya jatuh cinta dan ingin selalu bersetubuh dengan Koko Edy bukan semata alasan uang? Tentu itu salah besar. Layanan macam itu dilakukan Maya dengan lelaki mana pun. 

"Mereka tak sadar, bego. Sebenarnya, inilah (layanan) penjual cinta betulan. Gua lah penjual cinta betulan. Lo lihat, cinta gua dibeli Koko (Edy) dengan harga yang paling mahal." 

"Itu sudah gua survei dari semua pasien. Koko lah yang (membayar cinta gua) paling mahal. Ya jelaslah gua milih dia," urai Maya, mengenang ulah curiga teman-teman lamanya di panti pijat. 

Lalu benarkah tubuh super seksi dan layanan seks yang aneh-aneh semata jadi modal Maya sebagai penjual cinta betulan? Ini juga anggapan salah. Maya bercerita lagi. 

Saat menjadi massage girl, persisnya pada Januari 2018,  dia memang memakai jasa mistik untuk mendongkrak "karier pijat plus-nya". 

"Setiap melayani pasien yang banyak duit, diam-diam gua foto dia dengan hape. Fotonya lalu gua kasih ke Abah Rahman. Nah sama Abah itu, setiap foto yang gua kasih kemudian ditempelnya (foto itu) di 7 makam keramat." 

"Di sana Abah berdoa. Setiap hari. Gua dikasih bacaan-bacaan. Juga harus mengubah beberapa kebiasaan rutin, seperti mandi. Gua sudah dibawanya ke 7 kuburan tua itu." 

"Macam-macam tu (lokasinya). Ada di Karo, ada juga daerah Simalungun. Tapi niat kita harus kuat kalo mau minta bantuan ke dunia yang begini." 

"Banyaklah sudah foto tamu yang gua kasih ke dia. Ha haa...Nggak bisa gua lngat lagi (jumlahnya). Hasilnya lo lihat .. kan memang terbukti. Dan Koko (Edy) yang paling royal dengan gua." 

"Makanya saat dah jenuh (kerja di panti), gua milih berhenti dan setia dengan dia," papar Maya. 

Kecurigaan teman-teman lamanya di panti pijat ternyata benar. Saat itu, Maya mengaku sangat menjaga rahasia tabiatnya bermain dukun. 

"Sekarang sudah gua buka (rahasianya), hanya pada Lo. O ya, masih di Medan Pos  kan...Dulu gondrong sekarang botak ya." 

Di rumahnya yang besar dan penuh perabotan uks, Maya pun menutup obrolan dengan wartawan Anda. 

Lalu siapa Abah Rahman, dukun tempatnya mengerjai hati para tamu panti pijat,  terutama Koko Edy? 

Dicek lewat Google,  Abah Rahman adalah spiritualis yang sejak puluhan tahun lalu selalu mencari wangsit di sejumlah makam keramat di Sumatera dan Tanah Jawa. 

Pasiennya didominasi kalangan perempuan malam. Kini dia membuka praktik di Jalan Halat, Gang Umar No.1 Medan. Silahkan menguji minat. (afm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar