Minggu, 01 April 2018

Abah Rahman Fans Club Diwacanakan

BERAWAL maraknya posting yang akhirnya menjadi diskusi maya, wacana pembentukan perkumpulan ini diharapkan menguatkan simpul silaturahmi antar pengguna jasa 'ilmu titen', terutama dari spiritualis Abah Rahman. Dan semua kudu sepakat : paranormal itu hanya 'syariat', hakekatnya tetap Sang Maha Kuasa.

"Awalnya bermalam-malam diskusi tentang banyak soal dalam praktik dunia kebatinan. Mereka bicara dari hati ke hati. Ada yang bicara soal mahar, nanya mantera ini, ajimat itu, macam-macamlah hingga akhirnya muncul ide mereka membuat (fans club pasien Abah Rahman) itu. Dengan latar beragam profesi dan tinggal di banyak kota dan desa di negeri ini, mereka itu adalah orang-orang yang selama ini menjadi pasien tetap saya. Ya, biar pun sangat jarang bertemu, tapi karena sering kirim milis rasanya jadi sudah seperti keluarga. Tak cuma mitra, selama ini saya dan mereka juga berusaha saling kerja sama untuk kemajuan bersama," beber Abah Rahman.

Begitulah. Selama belasan tahun ini tak terhitung sudah rupa-rupa ritual dilakukan Abah Rahman kepada para kliennya itu. Ada yang dimandikan dengan air kembang, diberi jimat, dipasangi susuk, diberi jampi-jampi, atau diberi benda-benda bertuah. "Karena telah selama itu dan melibatkan banyak orang," sambungnya, "saya pikir bagus juga ide membuat fans club itu. Dengan wadah khusus itu, saya menjadi bisa menerawang sinkron dan tidaknya antara fakta mereka sekarang dengan kemujaraban 'ilmu titen' dari saya."

Titen adalah ilmu warisan leluhur. Ini soal kemampuan menebak perkara yang akan terjadi. "Sebuah perkara A, misalnya, terjadi pada waktu, tempat dan suasana tertentu. Kemudian, roh leluhur akan melakukan persiapan jika tanda-tanda yang sama mulai muncul," jelas Abah Rahman. Ia terus bercerita.

"Tapi saran saya, fans club itu nantinya juga bisa menjadi semacam forum kedukunan adat. Itu penting. Dengan forum itu, selain mengangkat harkat dan martabat tradisi leluhur, (peran) dukun yang selalu dikonotasikan macam-macam bisa semakin diluruskan. Soal dukun yang sering melakukan praktik penipuan, kan itu yang masih sering terdengar. Trus kalau seseorang berobat ke dokter, apakah dengan datang ke dokter harus atau dijamin langsung sembuh, tidak kan, lalu apa itu juga dibilang praktik penipuan?"

"Pelurusan pemahaman-pemahaman seperti itu yang saya rasa harus dibuat nanti dalam wadah itu. Juga penjelasan soal uang mahar. Uang yang semuanya telah dibelikan untuk sesajen atau makanan jin atau roh halus kok mau diminta balik? Ini juga sering terjadi."

"Begini. Secara tak sadar, setiap orang sebenarnya punya 'prewangan'. Masing-masing punya penjaga jiwanya. Nah, trus, si A, misalnya, datang ke saya minta jampi-jampi agar usaha bisnisnya berkembang. Kemudian belakangan, dia yang tak sabar mengaku ritualnya tak mendatangkan hasil. Usahanya masih berjalan gitu-gitu juga."

"Dia tak tahu, ritual gaibnya belum menunjukkan hasil karena masih ada penolakan kuat dari penjaga jiwanya. Biasanya itu juga terjadi karena orang itu sebenarnya masih setengah hati menempuh jalan supranatural. Lalu karena dirasanya gagal, dia pun minta mahar yang telah diberinya dikembalikan. Mahar yang telah dibuat untuk makanan roh halus kok diminta balik! Itu kan lucu," tandasnya, seraya menggeleng.

Pengetahuan soal mistik atau praktik kebatinan sedianya akan lebih dijernihkan lewat forum kedukunan adat dalam fans club para pasien sang cenayang. Beginilah gaya dukun jaman now. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar