Minggu, 25 Maret 2018

Nani, Ini Pengusaha Salon dari Makam Nyai Ronggeng

DUGEM, dugem, dugem. Demikian perempuan muda ini membunuh malam-malam liarnya sepanjang kalender yang baru berlalu. Kenalkan : Nani. Lengkapnya : Nani Re****. Ini cukilan sejarah hidupnya yang tak nyana berujung keampuhan tuah. Tuah apa?

"Saya minta Margarita," kata Nani pada waitress Eb, karaoke berkelas di Jalan Putri Hijau, Medan. Selain Illusion, Margarita yang ditaburi garam di bibir gelas juga jenis minuman favorit banyak cewek malam. "Ok, thanks," desisnya saat pesanannya diantar bersama Double Bastard Ale, minuman untuk lelaki tua yang malam itu membokingnya. Itu bir impor dari Belgia
dengan kadar alkohol mencapai 10 persen. Dan pemesan bir 'kelas satu' itu memang bukan orang sembarang.

Dia yang malam itu terus 'menempeli' Nani adalah pengusaha transportasi. Pemilik brand bus terkenal. Mereka berdua di sebuah ruang karaoke. Ruangan itu berukuran sekira 15 meter persegi. Tentu kedap suara dan dilengkapi toilet. Selain meja, 2 sofa panjang plus 1 berukuran pendek bisa menampung hingga 20 orang. Lampu bisa distel redup atau terang. Sebuah TV 29 Inchi juga tersedia. Dan pendukung vitalnya adalah sebuah layar lebar plus remote control, 2 microphone dan satu set sound system yang tertata dalam lemari di bawah layar karaoke.

Begitulah. My Way, lagu kesekian yang didendang laki uzur pemboking Nani membuat suasana mereka semakin romantis. Berdua mereka bernyanyi. "I've loved, I've laughed and cried, I've had my fill my share of losing, And now…" sambung Nani, menutup lagu lawas milik Frank Sinatra itu. Toast ! Untuk kali kesekian dia kemudian mengajak si tua tajir itu minum bersama. Dan sedetik kemudian, mulut dan hidung laki di sampingnya itu menempel ketat di buah dada yang mengintip dari balik belahan gaun perempuan sensual ini.

Seperti malam-malam liar sebelumnya, malam itu Nani juga tampil menggairahkan. Sexy lingerie yang melekat di tubuhnya menjadi gaun sensual yang makin memperindah lekuk body-nya. Itu ditambah bibirnya yang merah berkilat oleh polesan lipstick. Dan, wajah cantiknya itu makin menggoda akibat penuh polesan eye-shadow dan blash-on.

Sejam berlalu. Di sela acara karaoke bercampur mabuk birahi itu Nani lalu mengubah order minumannya. Kali itu dia yang perokok memesan B52. Ini minuman alkohol campuran Baileys, Kahlua dan Contrue. Sementara Pak Tua tetap dengan kegemarannya menenggak bir impor 'kelas satu'. Kali itu St. Bernardus Abt 12. Ini bir asal Belgia dengan kadar alkohol mencapai 10 persen.

Sambil nyanyi berjam-jam, romantisme Nani dan si tua itu terus beradu dengan asap rokok, canda tawa, denting adu gelas, serta tabiat yang semakin basah oleh nafsu liar mereka yang bercampur bau alkohol. "Ya, itu kenangan (dugem) terakhirku dengan dia. Tak terlupakan," Nani mendadak menyudahi kisahnya. Matanya seketika berkaca-kaca. Kekasih gelapnya itu ternyata kini bermukim di Surabaya. Kisah hijrahnya dari Medan belum lama terjadi.

"Ini semua ya pemberiannya," bongkarnya soal Ruko 2 lantai lengkap sejumlah perabot mewah plus usaha salon, tempat dia berkisah pada wartawan Anda. Ruko sekaligus tempat tinggalnya itu berada dekat Jalan Sei Batang Hari, Medan. Nani si pengusaha salon lalu menyambung ceritanya. Kali ini soal berkah mendadak yang didapatnya belakangan ini.

Menurutnya, keberhasilannya hingga memiliki Ruko dan usaha salon tidak semata karena kecantikan atau keelokan tubuhnya. Tapi juga karena lelaku ajaran cenayang Abah Rahman. Ceritanya, sebelum 'menyudahi' hobi dugem, persisnya saat baru mengenal sang pengusaha transportasi, cenayang itu membawanya 'sowan' ke makam Nyai Ronggeng.

Makam diyakini punya magi itu berada di sebuah desa di Deliserdang, Sumatera Utara. Nyai Ronggeng dulu dikabarkan suka mendidik wanita malam yang ingin mendalami keahlian menari dan menyanyi. Nah, setelah meninggal, banyak orang menganggap makamnya sebagai tempat keramat. Dianggap punya tuah. Setiap perempuan malam yang ‘sowan’ di makam ini
diyakini akan laris dan berhasil hidupnya.

"Sekali aja (bersama Abah Rahman) ziarah.  Di sana, saya nyekar, menaburkan berbagai macam bunga di kuburannya. Eh, besok-besoknya, Om W**** (sapaan sang pengusaha) yang saat itu baru kukenal kok mendadak ngebet kali ingin selalu jumpa aku. Kumanfaatin aja. Sejak itulah, setiap permintaanku diturutinya. Ya ini semua hasilnya dan kusyukuri," beber Nani. "Sejak itulah," sambungnya, "muncul kepercayaanku :  makam Nyai (Ronggeng) itu cocok untuk perempuan yang kelakuannya seperti aku. Karena itu, lewat Abah, ya sampai sekarang setiap hari aku ngirim uang untuk membeli sesaji 'makanan'
kesukaan Nyai."

Ditemui di lokasi terpisah, Abah Rahman mengamini kisah tuah Nani sejak ziarah ke makam penyanyi baheula itu.  "O iya, dia bahkan salah satu pasien tetap saya. Kuncinya, setiap perempuan yang ngalap berkah ke makam keramat mana pun jangan pernah rewel dan harus royal memberi uang untuk beli sesajen. Itu karena semakin kuat ikatan dengan roh halus maka semakin makmur dan harmonilah hidup seseorang," jelas spiritual yang sudah bertahun-tahun menekuni dunia okultisme itu. Dia sedikit bercerita.

Tak hanya Nani, menurutnya, ada 18 perempuan malam lain yang juga telah mendapat  keampuhan tuah dari makam Nyai Ronggeng. Pun begitu, dia selalu memberi peringatan kepada para pasiennya agar tidak sirik dan musrik. "Itu (roh) hanya perantaraNya saja. Termasuk saya," tandas Abah Rahman. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar