Sabtu, 31 Maret 2018

Mereka Konglomerat Sukses Berkat Ritual

Catatan : Abah Rahman

KEMATIAN Probosutedjo seketika mengingatkan saya dengan 3 konglomerat lain negeri ini. Mereka adalah Liem Sioe Liong atau Sudono Salim, Eka Cipta Widjaya, dan Prayogo Pangestu. Ini rumor klenik di balik kesuksesan para taipan itu.

Anda pernah ke Gunung Kawi? Seperti banyak tempat keramat lain, gunung di Malang, Jawa Timur, itu juga menyimpan fakta mistik. Di sana bahkan hampir setiap jengkal wilayahnya dianggap keramat. Karena itu, tak heran bila peziarah di gunung tersebut selalu mencari tempat-tempat yang diaggap paling makbul untuk berdoa. Sebuah jenis pohon yang tumbuh di sana dikenal menjadi salah satu tempat favorit untuk menggelar ritual. Pohon itu bernama
Dawandaru. Para peziarah Tionghoa menyebutnya sebagai Dewa Ndaru atau Shianto atau Pohon Dewa. Versi kejawen menamai tumbuhan mirip
pohon manggis itu dengan Cerme Londo.

Di bawah pohon itu hampir tidak pernah sepi orang duduk bersila. Di sana mereka bahkan berdiam hingga berhari-hari. Itu untuk merebut daun, ranting, atau buah Pohon Dawandaru yang jatuh tertiup angin. Itulah sumber magis yang dipercaya memberikan berkah bagi peziarah. Sebuah keberuntungan besar bagi orang yang
kejatuhan buah atau daunnya. Mitologi pohon setinggi 5 meter itu berasal dari jejak hidup Eyang RM Iman Soedjono. Ia tokoh mistis Jawa yang  berasal dari
Tiongkok. Karena itu, Gunung Kawi juga dikenal sebagai wilayah mistis campuran ritual Jawa dan Tionghoa. Shampoho, demikian nama asli Eyang RM  Iman Soedjono. Ia wafat pada tahun 1876.

Pohon Dewandaru awalnya pemberian murid Eyang Soedjono. Semasa hidup, tokoh itu memang dikenal gemar dengan pohon. Tapi dari banyak jenis pohon yang ditanamnya, hanya Dewandaru yang bertahan hidup sampai sekarang. Eyang Soedjono menanam pohon itu di samping kiri makam Eyang Joego di punggung Gunung. Sang sahabat wafat 5 tahun sebelum kematian Eyang Soedjono.


Kini, seiring 142 tahun kematian Eyang Soedjono, Pohon Dewandaru yang menjulang di areal pemakaman 2 eyang sakti itu pun lama diyakini sebagai pembawa berkah. Di tahun yang belum lama berlalu, saat kesulitan untuk membantu pasien, saya bersama seorang teman paranormal juga berziarah ke sana. Di sana pula kami temui cerita soal ritual beberapa konglomerat negeri ini.

Liem Sioe Liong atau Sudono Salim, salah satunya. Saat masih melarat, sahabat dekat Presiden Soeharto itu dilaporkan menggelar ritual di sana hingga dia kejatuhan buah dan daun Pohon Dewandaru. Setelah peristiwa itulah bisnis Salim pun meroket. Ia menjadi miliuner dan tercatat pernah menjadi orang terkaya di Indonesia.

Taipan lain yang dikabarkan acap nyekar di bawah pohon berkah itu adalah Eka Cipta Wijaya dan Prayogo Pangestu. Mereka berharap usaha mereka berhasil setelah berkunjung ke Gunung Kawi. Dan, buah dari harapan dan kesabaran menggelar ritual di sana telah menghasilkan mereka menjadi pengusaha kakap.
Nah, seperti keampuhan tuah Dewandaru, pohon keberuntungan sejenis juga tumbuh menjulang tak jauh dari tepi Sungai Deli di alur Delitua, Deliserdang, Sumatera Utara. Pohon mirip Kanthil itu diketahui telah berumur lebih 300 tahun. Pohon ini adalah simbol kepercayaan banyak orang guna menghargai budaya orang-orang zaman dulu, persisnya era Kerajaan Aru Baru serta Kesultanan Deli yang dikenal kaya raya di masanya.

Dan seperti Dewandaru, kesabaran juga menjadi kata kunci dalam setiap ritual di bawah rindangnya pohon ini. Karena itu, lamanya menunggu (berkah) bukan jaminan akan mendapat keuntungan. Kekeramatan pohon satu ini persisnya saya temukan sepulang ziarah dari Gunung Kawi. Begitulah. Dua tahun terakhir ini, tak terhitung sudah saya membantu pasien yang belakangan mengaku turut sukses lewat berkah dari pohon baheula itu. Kebanyakan mereka juga dari
kalangan Tionghoa. Ada yang tertantang membuktikan? (*)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar