WA : 0813 7630 6023 Izin Kejatisu : No. B/72/DSP.5/2/2020. Alamat : Jalan Halat, Gg. Umar No. 1 Medan.
Sabtu, 20 Desember 2014
‘Mengintip’ Fenomena Mistis Di Kawasan Perkebunan Sei Merah
Oleh : Abah Rahman
Ternyata, kawasan perkebunan Sei Merah Tanjung Morawa Deli Serdang itu menyimpan ‘fenomena mistis’. Boleh jadi inilah salah satu objek yang bisa menawarkan keberkahan tertentu untuk penggiat ‘ngalap berkah’. Inilah yang ‘terintip’ ketika kami menyambangi kawasan nan asri itu sekira tiga jam.
Namanya perkebunan Sei Merah di kawasan kec. Tanjung Morawa Deli Serdang, Sumut. Untuk menyambangi kawasan nan asri itu, menggunakan sepeda motor juga bisa. Seperti yang kami lakoni pada Jumat akhir November lalu. Rencana semula, kami ingin bertandang ke wilayah desa. Tapi itulah, begitu melintas di antara pohon sawit di sana, yang terjadi adalah ‘kontak radiasi elektromagnetik’. Semacam kontak gelombang lewat medan magnet, yang menyebabkan terjadinya penyatuan gelombang atau sinyal. Maksudnya begini. Kami kan kebetulan sudah mendalami ilmu kebathinan sejak beberapa tahun lalu, dan Alhamdulillah sampai sekarang sudah membuka praktek paranormal. Artinya, dalam tubuh kami sudah ada semacam ‘softwere berantena’ yang secara spontan dapat menghubungkan pusat gelombang (energi diri pada kami) dengan gelombang-gelombang yang dikehendaki (gelombang terbimbing) yang berada di luar diri. Nah, melalui ‘softwere berantena’ itulah masuk informasi bahwa, di kawasan itu ada komunitas makhluk ghaib. Kontak gelombangnya begitu terasa karena relatif dekat, sehingga kami memutuskan untuk singgah.
Khodam IlmuSingkat kisah, setelah menyampaikan salam secara kebathinan, kami pun ‘menelusur’ lewat gelombang yang telah terhubung tersebut, dengan maksud bertamu ke pemukiman mereka. Raga kami berada di bawah pohon sawit yang tidak jauh dari jalan, namun yang ‘menelusur’ khodam ilmu kami. Namun ternyata letih juga. Sebab perjalanan yang harus di tempuh oleh khodam ilmu kami, memakan waktu hingga 22 menit, untuk sampai ke gerbang salah satu pemukiman mereka yang terdekat. Memang sulit untuk membandingkan antara waktu di alam ghaib dengan waktu di alam nyata. Tapi itulah kira-kira, sekitar 22 menit, jika dipakai hitungan waktu di alam nyata. Ini hitungan perjalanan pergi ya, dan perjalanan pulangnya pasti sama. Artinya, perjalanan kita ke sana tidaklah seperti perjalanan mengikuti arus energi listrik atau cahaya, sungguh pun yang dipakai sebagai sarana ‘berjalan’ adalah gelombang yang terhubung tanpa putus tersebut. Sebab ibarat masuk hutan, ternyata ada beberapa jarak (kawasan) yang harus dilewati. Dan mirip seperti masuk kawasan hutan belantara. Kalau mau dihayalkan, seperti mau masuk ke perkampungan suku pedalaman. Bedanya memang, kemungkinan kami tidak akan tersesat. Karena ‘mata’ kami seperti cahaya yang sudah sampai ke objek (sampai batas gerbang pemukiman mereka). Tugas kami ‘berjalan’ hanya memperpendek ‘jarak pandang’. Semakin pendek jarak pandang, yang ditandai membesarnya objek yang dilihat, berarti sudah semakin dekat, dan akan sampai ke tujuan. Singkat kisah lagi, kami berkesempatan dialog dengan satu makhluk yang mungkin usianya sudah di atas seratus, tapi masih ganteng. Mengenakan jubah putih. Dia memang menunggu di pintu gerbang, begitu bisa kontak dengan kami. Dia terkesan cukup santun, dan bisa menangkap maksud kedatangan kami. Kalau meminjam istilah anak-anak sekarang,” aduh senyumnya yang awak tak tahan.’ Tapi sayangnya, kami dimintanya untuk memilih waktu yang lain, jika ingin bertandang ke pemukimannya. Karena ternyata, ada kegiatan yang harus dilakukannya pada sore itu. Kalau meminjam istilah kita, mereka mau wirid. Dan kami disarankannya untuk menyambangi kediaman seorang tokoh di kawasan Sei Merah itu. Untuk memudahkan kami menyambangi orang dimaksud, dia menghubungkan gelombang kami dengan gelombang, kita sebut saja orang tua, seperti dimaksud makhluk ghaib itu.
Khodam Orang SaktiSingkat kisah, setelah kami pamitan dengan sosok makhluk ghaib itu, khodam ilmu kami pun kembali ke raga kami. Kemudian, sesuai informasi sang orang tua seperti yang dimintanya saat kami komunikasi, kami pun melanjutkan perjalanan ke sebuah rumah dengan sepeda motor. Nah dari orang tua itulah kami memperoleh informasi bahwa, ada tiga tokoh ghaib yang bermukim di kawasan perkebunan nan asri tersebut. Namanya Ki Guntur Geni, yang tidak lain adalah sosok makhluk ghaib yang berhasil kami ‘jumpai’ melalui gelombang terbimbing. Kemudian Mbah Poleng dan Mbah Zirah. Menurut orang tua kita ini, makhluk yang tiga itu adalah khodam ilmunya tiga orang sakti yang hidup di masa lampau. Maksudnya begini. Pada masa lampau hidup tiga orang sakti yang bernama Ki Guntur Geni, Mbah Poleng dan Mbah Zirah. Sayangnya kami lupa menanyakan, apakah ini nama asli atau gelar, atau panggilan hormat. Setelah mereka meninggal dan dikuburkan, ilmu masing-masing mencari tempat, karena dalam kepercayaan ghaib ilmu itu tidak akan pernah mati. Ilmu yang mencari tempat itulah yang diistilahkan dengan khodam ilmu. Khodam ilmu ini tidak ada beda ‘wujud tubuhnya’ dengan sang pemilik ilmu. Makanya tetap dipakai nama-nama sang pemilik ilmunya, supaya mudah menandai. Karena memang biasanya ada spesifikasi ilmu.
‘Ngalap Berkah’Jadi, kata orang tua kita itu, bagi penggiat ‘Ngalap Berkah’ (pencari berkah atau tuah), silahkan saja membangun komunikasi dengan tiga tokoh ghaib dimaksud. Tapi orang tua kita ini tidak berani menjamin berhasil, karena menurutnya makhluk seperti manusia tidak punya kekuasaan untuk menjamin. Pastinya, seperti yang diketahuinya selama ini, tiga khodam ilmu itu berkarakter seperti karakter pemilik ilmunya. Ya seperti itu, Ki Guntur Geni, karakternya santun dan penghiba. Makanya, bagi siapa yang bisa berkomunikasi kepadanya, lalu betul-betul tulus ingin mendapatkan berkah karena ada persoalan yang dihadapi, biasanya berhasil. Tapi begitulah, karena Ki Guntur Geni ahli pula dalam penerawangan, harus bersihkan niat dulu kalau ingin berkomunikasi. Karena khodam ilmu itu tahu betul untuk bersikap jika yang berkomunikasi kepadanya adalah orang-orang yang misalnya ingin ‘anggar jago’, atau mau ‘menawannya’ sebagai kekuatan Ghain untuk melakukan kejahatan. Begitu menurut orang tua kita yang keberatan namanya dipublikasikan. Bagi yang hobi dengan hal-hal yang ghaib seperti ini, silahkan untuk memanpaatkan peluang. Namun sekedar mengingatkan, tetaplah dalam tuntunan ajaran agama, dan jangan pernah berpaling dari kebesaran Tuhan. Hanya kepadaNya kita menyembah, dan hanya kepadaNya pula kita memohon pertolongan. Begitu kalimat yang diungkap orang tua kita tersebut, sebagai penutup bincang-bincang kami, karena masuk waktu salat maghrib.(*)
Tulisan ini telah dipublikasikan di Majalah MISTERI edisi 595 (20 Desember - 04 Januari 2015)
Keris Pelaris Abah Rahman Bikin Aku Hamil
Kesaksian Mbak Tunik
Pengusaha Salon
yang kumahari Rp 300 ribu sekitar lima
bulan lalu.
PANGGIL saja aku Mbak Tunik, karena
aku orang Jawa. Jujur, aku sekarang semakin senang dengan paranormal muda Abah
Rahman. Pasalnya, keris
pelaris yang kumahari Rp 300 ribu dari Abah Rahman, bikin aku hamil jalan dua
bulan.
Ceritanya begini. Suamiku yang
menikahiku setahun setengah lalu, sempat pulang ke Jawa, karena beberapa sebab.
Salah satunya, karena aku tidak hamil-hamil. Sementara ibunya kepingin betul
momong cucu pertama, sebelum dia berpulang.
Mertuaku bilang begitu, karena dia yakin betul umurnya
tak lama lagi. Sebab penyakit kanker ganas terlanjur menderanya sejak beberapa
bulan sebelum kami menikah. Pernikahan kami pun ya karena permintaan mertua
perempuanku itu. Kalau mertua laki-laki, sudah lima tahun meninggal.
Karena aku pun pening dalam kesepian, akibatnya usaha
salon yang kugeluti sejak awal pernikahan pun berantakan. Pelanggan pun satu
persatu menghilang, karena tidak puas dengan pelayananku yang dinilai tidak
serius.
Nah, ditengah kegalauan seperti itu, aku pun diusulkan
oleh seorang temanku untuk berkonsultasi dengan Abah Rahman. Temanku itulah yang mula-mula mengontak Abah
Rahman lewat nomor 0813 7630 6023,
supaya bisa ngomong sama aku. Seterusnya kami yang bertandang ke tempat praktek
Abah Rahman. Waktunya, sekitar lima atau enam bulan yang lalu.
SEBENTUK KERIS KECIL
Singkat cerita, ada dua solusi
alternatif yang diberikan pemilik pin BB 214841E6 itu. Pertama, suamiku
dipanggil pulang dengan cara kebathinan oleh Abah Rahman. Diantara maksudnya,
supaya semangatku menjadi bangkit, dan maaf, kebutuhan bathinku terpenuhi
kembali.
Kedua, aku ditawari menggunakan
ajian pelaris tingkat tinggi, untuk membangkitkan usaha salonku kembali.
Medianya yang dipilih adalah sebentuk keris kecil yang bisa dibawa kemana saja.
Tidak kupilih cincin, karena entah kenapa, kulit tanganku menjadi alergi, jika
pakai cincin. Cincin apa saja, termasuk cincin mahar pernikahan.
Hasilnya, memang nyata. Pada minggu
kelima setelah Abah Rahman melakukan ritual pemanggilan, suamiku pun muncul ke
Medan. Tapi membawa pengakuan, sudah menikah lagi dengan cewek yang pernah jadi
pacarnya di kampung. Dan maduku yang saat dinikahinya berstatus janda itu sudah
pula hamil.
Hancur betul hatiku sebetulnya. Tapi
karena banyak pertimbangan, utamanya menyangkut kebutuhan biologisku, akhirnya
kuabaikanlah persoalan dia sudah nikah lagi. Sehingga kami bersama lagi. Dan
disepakati bahwa, supaya tidak merepotkan, maduku itu dijeput, lantas dicarikan
rumah yang agak jauh dariku di Medan ini.
Satu lagi hasilnya, usaha salonku
bisa pula bangkit lagi tahap demi tahap. Dan sekarang ini bisa dibilang,
termasuk digemari lah. Karena keinginanku untuk memperdalam pengetahuan tentang
pangkas, sanggul, busana pengantin dan lain-lainnya, ikut bangkit pula. Yang
itu karena aku menggunakan keris pelaris. Jadinya usaha salonku bisa laris.
HAMIL DUA BULAN
Sehingga aku pun berani menyimpulkan
bahwa, kehamilanku berkat bantuan supranatural Abah Rahman. Karena faktanya,
suamiku bisa bersamaku lagi, sebab pemangilan secara bathin oleh Abah Rahman.
Kemudian usaha salonku bangkit, ya juga karena bantuan supranatural Abah Rahman
melalaui pengisian keris kecil.
Dengan kelancaran usaha, suamiku pun
lebih betah di rumah, sehingga kami punya waktu yang banyak berdiskusi, salah
satunya bagaimana agar aku hamil. Salah satu hasil diskusi adalah, minta tolong
juga kepada Abah Rahman agar suamiku tetap tahan melayani dua istri yang
sama-sama masih muda. Dan aku pun tetap hot. Aku dan suamiku diberinya
masing-masing obat.
Singkat
cerita lagi, tiga minggu yang lalu aku pun periksa ke salah satu praktek bidan.
Nah oleh bidan, aku dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan
HSG (Hysterosalpingography).
HSG harus
dilakukan, karena aku merupakan istri yang mengalami infertilitas, atau sudah
satu tahun menikah tapi belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Yang membuat
aku bahagia, aku dinyatakan positif hamil. Itulah mengapa kubilang, keris
pelaris Abah Rahman bikin aku hamil.
Keren pokoknya
paranormal Abah Rahman, yang kabarnya orang Tanjung Balai itu. Atas usaha
alternatifnya, suamiku kini terus lengket sama aku, walaupun harus bergantian
dengan maduku. Usahaku juga Nampak mulai lancar, dan hore… aku hamil.
Terimakasih banyak, Abah Rahman.***
Setiap Kali Seluler Berdering Keris Pelaris Bergetar
Pengalaman Ajaib Pasien
Abah Rahman
Aku biasa dipanggil Supri (26 th),
cewek perantau yang diberi kepercayaan majikan menjaga toko ponsel di salah
satu pusat keramaian di Medan. Hampir dua tahun juga kegiatan usaha ini
kujalani, untuk belajar hidup mandiri. Aku tinggal di rumah kos, yang tak
begitu jauh dari toko ponsel.
Memang sih target penjualan bulanan
tetap terpenuhi sampai november kemarin. Karena terbantu dari penjualan kartu
perdana untuk internet atau BB, juga pengisian ulang pulsa. Makanya sampai
sekarang, majikanku tetap memberikan kepercayaan penuh kepadaku dalam
pengelolaan. Dari mulai penjualan hingga belanja.
Tapi karena aku punya dua keperluan
pribadi, yakni pertama menyiapkan biaya pendaftaran kuliah adikku yang sekarang
ini kelas III SMA di kampung, dan kedua mau meringankan beban calon suami untuk
mengumpulkan biaya pernikahan kami, seperti yang dijanjikannya kepada
keluargaku ketika meminang tiga bulan lalu, ya aku pun melakukan langkah
praktis. Yakni menggunakan keris pelaris dari paranormal Abah Rahman.
Adalah Ita, orang sekampungku yang
membawa aku ke tempat praktek Abah Rahman. Iya
samping masjid Al Hidayah namanya.
Ita yang baru enam atau tujuh bulan menikah itu,
mengawali kemandirian di tanah rantau sebagai penjaga toko kain. Tapi sekarang
dia sudah punya toko kain sendiri. Dikelola bersama suaminya, yang tidak lain
adalah teman satu majikan. Suaminya itu dulunya bertugas sebagai pengantar
pesanan sejumlah tukang jahit. Makanya dulu sering kuejek mereka,’cinta bersemi
diantara kain.’
Ita mengaku, bisa mendapatkan nasib baik seperti itu,
karena menggunakan cincin pelaris dari Abah Rahman. Sejak pakai cincin pelaris yang dimaharinya
Rp 300 ribu, usaha toko kain majikannya bertambah maju. Makanya kemudian, Ita
pun dibantu majikannya supaya punya toko kain sendiri.
PILIH KERIS PELARIS
Aku kan sebelum meluncur ke tempat
praktek, konsultasi dulu sama Abah Rahman melalui BBM. Eh mula-mula kutelpon ke
nomornya 0813 7630 6023. Kemudian kami BBM, setelah dikasinya pin BB
214841E6.
Kubilang sama beliau, dijariku sudah ada dua cincin.
Cincin bermata yang sudah dibubuhi oleh kakekku dengan ajian apa ya…,
istilahnya untuk menjaga badan di tanah rantau. Supaya orang tidak sepele sama
kita. Kedua, cincin emas yang diberikan calon suamiku ketika meminang.
Istilahnya, cincin pengikat.
‘Kan aneh rasanya kalau cewek pakai cincin lebih dari
dua. Dipikir orang pula awak sok dukun. Apa ada benda lain sebagai pengganti
cincin, Pak Abah ?” tanyaku waktu itu sama beliau. Hehehehe… Kusebut beliau Pak
Abah, karena kupikir Abah itu nama beliau juga.
Rupanya, abah artinya bapak atau ayah ya. Kalau pakai
istilah Arab, sama dengan buya. Ita yang kasi penjelasan soal itu, begitu kubilang
kok Pak Abah Rahman tertawa ya, setiap kusebut ya Pak Abah.. iya Pak Abah.
Maklum sajalah, aku orang pelosok hehehe…
Nah begitulah. Sebentuk keris kecil yang dibubuhi Abah
Rahman dengan ajian pelarisan usaha itulah yang kupilih. Dan juga kumahari Rp
300 ribu, sekira tiga minggu lalu.
Sampai sekarang kemana pergi kubawa, karena atas izin
Abah Rahman komodefikasi ke tukang emas, menjadi mata rantai.
KERIS BERGETAR
Pada seminggu pertama kupakai,
terkesan biasa-biasa saja. Belum bisa kuhubungkan antara keberadaan keris
pelaris dengan omzet penjulan toko ponsel. Omzet toko masih seperti biasa.
Masih sekitar Rp 1,5 juta hingga Rp 3
juta perhari. Pada waktu itu memang, masih kusimpan di dalam dompet
keris pelarisnya.
Baru pada minggu kedua, hitungan
dari jumat ke jumat ini ya, karena aku memaharinya pada hari jumat, ada
kejadian luar biasa. Dua hari berturut,
senin dan selasa, keris pelaris bisa pula bergetar di dalam baju, setiap kali
ada namanya Bang Hadi, Pak Martua dan Bu Lisa menelepon atau SMS aku.
Tiga orang yang kukenal ini adalah orang yang kutawari menjadi mitra
kerja. Mereka semula ingin tanya-tanya dulu, tapi kok tiba-tiba ngebet minta
kurekomendasi.
Memang aku sudah buat terobosan. Yakni memberikan
kesempatan kepada orang-orang tertentu untuk buka konter ponsel di wilayah
tempat tinggal masing-masing. Syaratnya, mereka yang siapkan toko, kita dari
Medan yang menyiapkan produk, dengan sistim bagi hasil. Makanya, orang yang kukenal
dulu yang kuprosfek.
Waktu kejadian itu, aku entah kenapa biasa-biasa saja.
Dan bisa pula getaran keris yang terasa betul oleh tubuhku waktu itu, sebagai sesuatu
yang nikmat. Biasa saja aku waktu itu.
Nah, setelah tiga hari lah, atau setelah Bang Hadi, pak
Martua dan Bu Lisa datang ke Medan untuk meneken surat kontrak kerjasama dengan
tokeku, baru aku sadar. Baru bisa aku menilai bahwa hal itu adalah pengalaman
ajaib, yang membuat aku tertanya-tanya. Semuanya kuceritakan dengan Abah
Rahman. Merinding aku menuliskan tulisan ini. Ihh…
Menurut Abah Rahman, itu adalah tanda-tanda positif,
yang bentuknya khusus. Disebut khusus, karena tidak ada jaminan bahwa setiap
pengguna keris pelaris, akan mengalami hal sama. Mendapatkan tanda positif iya,
tapi bentuk tandanya berbeda.
Itu adalah sebuah proses interaksi energi, yakni energi
supranatural yang terdapat pada keris dengan energi di dalam diri. Nah energi
yang telah berpadu itu lah yang membuat getaran berulang, karena secara spontan
menjadi gelombang untuk bersatu dengan gelombang tertentu yang datang melalui
ponsel.
Istilahnya kontak, kata Abah Rahman. Seperti ponsel
yang berdering dekat televisi, sering televisinya berbunyi bahkan bergetar
setiap kali ponsel bordering atau bergetar. Keris pelaris itulah seperti tv.
“Karena yang akan dilakukan oleh energi yang terdapat
pada keris adalah menjamah energi. tubuh orang yang berbicara. Dengan begitu
dia yang semula tidak mau menjadi mau dengan apa saja yang kita maui atau
tawarkan.
Keterangan Abah Rahman inilah yang membuat aku puas.
Artinya, aku kini punya kekuatan untuk membuat orang yang semula mungkin tidak
mau menjadi mau dengan setiap yang kutawarkan atau kujual. Notabene, sepertinya
ada kepastian aku dapat meraih apa yang kuniatkan atau rencanakan.***
Kamis, 18 Desember 2014
Keris Pelaris Itu Bangkitkan ‘Dendamnya’
Kisah Nyata Pasien Abah Rahman
KARENA hujan deras masih mengguyur
bumi pada Rabu sekira pukul 10 Wib itu, aku, Mbak Rini dan Abah Rahman berbalik
arah menuju tempat praktek Abah Rahman. Kami memutuskan menunda rencana ‘ngalap berkah’ ke sebuah tempat
keramat di kawasan Deli Tua.
Ternyata, aku yang terlanjur kuyup
tak tahan ‘dibantai’ hujan. Karena mantelku kebetulan model baju celana, dan
itu kuminta dipakai Mbak Rini yang kubonceng. Mantel Abah Rahman juga modelnya
sama. Sebab itu pula, kami yang sudah berada di Jalan Kopi kawasan Marindal,
singgah ke sebuah warung. Sementara Abah Rahman berinisiatif membelikan mantel
untukku.
Baru sekitar lima atau tujuh menit
kami duduk di warung nasi, handphone Mbak Rini yang pengusaha pakaian itu
berdering. Oleh seseorang, Mbak Rini diminta meluncur ke rumahnya di kawasan
Medan Selayang, karena petugas bank ingin menangih janji pembayaran kredit.
Kalau tidak, rumah akan disita. Mbak Rini pun menjawabnya, “tunggu saya
pulang.”
“Stress betul awak, Bang. Beginilah
nasib janda, semuanya serba sendiri. Karena capek miskin, setahun lalu itu kan
awak kredit ke bank, untuk buka toko pakaian kecil-kecilan. Tapi itulah, karena
banyaknya hutang lama yang mau dibayar, orang tua di kampung pun menyandarkan
hidupnya sama awak, enam bulan sudah pembayaran macat,” ungkap Mbak Rini. Air
matanya menitik deras, mengimbangi hujan yang tak kunjung reda.
“Jadi apa yang bisa kami bantu
dengan Abah Rahman ?” tanyaku.
“Coba kita diskusikan nanti sama
Abah Rahman, Bang. Apa yang awak harus lakukan dengan keris kecil pelaris ini.
Tiga bulan sudah awak mahari ini, Bang,” sambutnya.
SOLUSI ABAH RAHMAN
Begitu Abah Rahman sampai ke warung
dengan membawa sebuah mantel untuk kupakai, persoalan Mbak Rini itu pun
disampaikan kepadanya. Abah Rahman hanya manggut-manggut. Dan kulihat dia
seperti berpikir keras, karena dua bola matanya naik turun, seakan mencari sesuatu
untuk diamati. Mungkin, itulah yang dimaksud dengan menerawang.
Terus paranormal pemilik nomor
handphone 0813 7630 6023
itu bilang,”jadi saranku begini, Mbak Rini. Mbak telephone petugas bank, bilang
minta waktu sampai senin nanti. Tidak usah pulang, karena terikat janji lagi
nanti, karena ada yang mau ditekenkan mereka itu. Sudah, telephone lah, aku
bantu doa.”
Paten, Mbak Rini pun bisa ‘mengusir’
petugas bank dari rumahnya. “Jutaan itu Bah, untuk senin nanti. Apa yang harus
awak buat ?” Tanya Mbak Rini.
Dijawab pemilik akun facebook Abdur
Rahman dan www. Abah rahman.blogspot.com itu,”coba Mbak ingat-ingat,
siapa-siapa yang sudah Mbak tawari belanja pakaian atau bakal pakaian. Atau
yang mungkin bisa jadi agen penjualan. Kita hanya punya waktu empat hari,
sebelum senin kan.”
“Oh…. ada Bah, ada. Enam orang juga
yang awak telephone. Apa petunjuk, Bah ?”
“Oke. Sekarang begini, kita pisah.
Aku balik ke tempat praktek, karena ada pasien menunggu,” kata pemilik pin BB
214841E6 itu, sambil menunjukan BBM yang masuk.
“Kami ?” tanyaku, sampil menyepak
kaki Mbak Rini yang disampingku, dengan maksud supaya dibayarnya nasi yang kami
makan bertiga.
Mbak Rini pun bangkit, tapi ditahan
Abah Rahman. “Sudah, aku saja yang bayar, Mbak. Sekarang, Abang kawani Mbak
Rini menjumpai enam orang itu. Tak usah ditelephone mereka. Dari
penerawanganku, mereka di alamatnya masing-masing ini. Mbak Rini, bawa keris
pelaris kan ?”
“Iya, Bah bawa. Karena takut
tercecer, maaf, awak tarok di bra,” jawab Mbak Rini polos. Spontan kami berdua
tertawa.
“Tak masalah, kalau niat
meletakkannya tak menyimpang. Dimana saja pun boleh, asal kan tidak di tempat
yang kotor. Memang, maaf kalau diletakkan di cd misalnya, tidakkan hilang
energi supranaturalnya.
Percayalah.
Karena tak ada benda apa pun yang bisa menyedot energi supranatural di
wadahnya, baik cincin, keris kecil, maupun benda lain, kecuali aku atau guruku
yang menariknya. Hanya saja, kita sudah melanggar asas kepatutan.
Kan tak patut namanya kalau benda keramat
semacam itu, kita letakkan sembarangan. Jangan mentang-mentang maharnya hanya
Rp 300 ribu, kita bisa sembarangan. Energi di benda-benda itu, konek ke
langsung ke aku itu, sebagai penerima ijazah ajiannya.”
“Maaf
Bah, sudah mengecewakan Abah,” sebut Mbak Rini.
Abah
Rahman tertawa kecil. “Aku tidak marah, Mbak. Hanya mau menerangkan apa
sebetulnya energi supranatural itu, dan harus bagaimana kita menghargai dan
menggunakannya. Oke. Sekarang, kita terobos lagi hujan ini. Supaya kebetuhan
senin terpenuhi. Aku tetap akan kontrol, perjalanan Mbak.”
BANGKITKAN ‘DENDAM’
Mbak Rini pun kubonceng di tengah
hujan, menuju ke enam alamat dimaksud. Dan betul penerawangan Abah Rahman itu,
kami ketemu dengan keenam orang dimaksud.
Singkat kisah, memang tidak
seluruhnya berhasil. Tapi dari satu orang, Mbak Rini mendapatkan janji transfer
Rp 7,6 juta untuk pemesanan bakal baju seragam batik. Kebetulan, yang dipesan
ada di toko Mbak Rini.
Bathinku waktu transaksi itu, luar biasa pengaruh energi
keris kecil pelaris made in Abah Rahman. Bayangkanlah, sebetulnya pada awalnya
pemesanan tak jadi, karena corak batik yang tak cocok. Tapi bisa pula Mbak Rini
meyakinkan, bahwa corak batik yang ada padanya cukup bagus untuk seragam sebuah
sekolah. Dan orang yang kami jumpai itu, menyambut dengan manggut-manggut.
Minta keesokan harinya diantar barang, stelah itu ditransfer uang.
Itulah, akhirnya kami pulang setelah
menelepon Abah Rahman. Dibilang Abah Rahman,”sejumlah itu yang dibutuhkan, ya
itu dulu lah diperoleh. Yang harus disyukuri, doa kita Kabul, karena
betul-betul darurat.”
Ketika kami makan malam yang
kemalaman, Mbak Rini pun mengakui bahwa, sebentuk keris yang dimantrai Abah
Rahman sebagai cincin pelaris buat Mbak Rini itu pengaruhnya terasa betul.
“Begitu
dipakai, macam ada dorongan dari dalam diri. Yang namanya malas, ragu, segan
untuk menawarkan jualan, bisa hilang. Yang enam orang kita jumpai tadi kan yang
awak telepon setelah pakai keris ini. Rupanya ada yang harus didekatkan dengan
energi keris ini ya, supaya del,” kata Mbak Rini.
Mbak
Rini juga mengakui bahwa, keris pelaris hasil olah bathin Abah Rahman itu sudah
membangkitkan ‘dendamnya’ terhadap kemiskinan. Buktinya, badan Mbak Rini
seperti tak capek mengerjakan apa saja yang pantas dan halal, supaya dia bisa
bayar hutang, memenuhi kebutuhan hidup, dan pada gilirannnya nanti punya
tabungan.
“Dari
kecil awak miskin, Bang. Memang sih, selama ini motivasi cukup kuat untuk
mengubah nasib. Tapi begitu pakai keris pelaris, ibaratnya, kalau selama ini
awak lari kepepatan gopek, ini sekarang sudah lari seribu,” kata janda beranak
satu itu. Tidak hanya aku yang terbahak, dia juga. Itu menandakan, pikirannya
sudah segar.
Itulah,
sungguh pun resikonya aku sampai rumah tengah malam, karena harus mengantar
Mbak Rini ke rumahnya di kawasan Medan Selayang,
tapi aku puas. Bisa membantu dia untuk menuntaskan satu persatu persoalan
hidupnya.
Nekat
memang aku, karena dia janda yang baru hari itu kukenal, karena diminta Abah
Rahman memboncengnya.****
Langganan:
Postingan (Atom)