Gara-gara Cincin Pelaris Bermata Intan
Gara-gara sebentuk cincin pelaris bermata intan,
seorang pengusaha emas
di Medan meminta preman menjeput paranormal Abah Rahman
yang sedang ‘ngalap berkah’ di sebuah tempat keramat di kawasan Deliserdang.
Karena waktu
itu, motor matic Abah Rahman mogok.
KITA
sebut saja Mbak Tia si pengusaha toko emas itu. Orang kita Mandailing yang
lahir di Jakarta tapi dibesarkan di Medan ini sudah empat hari meminta Abah
Rahman untuk datang ke tokonya di sebuah kawasan elit di kota Medan. Tapi
karena pasien Abah Rahman berdatangan terus ke tempat prakteknya, paranormal muda asal Tanjungbalai itu pun belum bisa memenuhi
permintaannya.
Karena terlalu penting, akhirnya
pada sore Jumat lalu Mbak Tia pun mengutus dua orang preman untuk menjeput Abah
Rahman yang kebetulan sudah punya jadwal ‘ngalap berkah’ di sebuah tempat
keramat di kawasan Deliserdang. Karena waktu itu, entah apa sebabnya, motor
matic Abah Rahman mogok.
“Beliau (Mbak Tia.red) telepon aku
lagi, meminta aku datang. Tapi begitu aku mau berangkat ke sana, mogok pula
‘kudaku’ ini. Makanya, aku dijeput dua orang utusannya yang pakai mobil,” kata
Abah Rahman.
Tempatnya ‘ngalap berkah’, imbuh
pemilik nomor handphone 0813 7630 6023 dan pin BB 214841E6 ini, kebetulan cukup
jauh dari bengkel. Sehingga ia ditarik dengan tali oleh dua preman dengan
mobil. Dan begitu motor maticnya bisa ditinggalkan di sebuah bengkel, Abah
Rahman naik ke mobil menuju tidak lagi toko emas, karena sudah lewat maghrib.
Tapi sebuah hotel, tempat menginap kerabat Mbak Tia, yang hari sabtunya mau
pulang ke Jakarta.
CINCIN BERMATA INTAN
Penyebab Abah Rahman dijeput adalah
sebentuk cincin pelaris bermata intan. Sebuah cincin kesayangan Mbak Tia, yang
sekira empat atau tiga bulan lalu diisi oleh sang paranormal muda ini dengan
ajian pelaris usaha, dengan mahar Rp 300 ribu.
Rupanya, begitu kata Abah Rahman, apa
yang dihajatkan Mbak Tia dibilang berhasil. Buktinya, penjualan toko emasnya
dari minggu ke minggu tampak meningkat. Terus, Mbak Tia pun berhasil menjadi
pemenang tender, untuk mengusahai sebuah penambangan emas di Kalimantan.
Nah atas dasar itu pula, Mbak Tia
meyakinkan kerabatnya yang di Jakarta, yang kebetulan juga pengusaha toko emas,
untuk ikut memahari cincin pelaris made in Abah Rahman.
Jadi, sekira empat hari sebelum hari Jumat
itu, kerabat Mbak Tia dimaksud sudah di Medan. Namun karena terlalu padat
kegiatannya, sehingga dia minta maaf tidak bisa menyambangi Abah Rahman di
tempat praktek. Makanya, Mbak Tia meminta Abah Rahman lah yang bertandang ke
toko emas atau penginapan tamu dari Jakarta tersebut.
Lantas, lanjut Abah Rahman, Mbak Tia
pun meminta dua orang yang katanya preman, untuk menjeputnya. Maksud Mbak Tia,
untuk mendekatkan salah seorang preman itu kepadanya, untuk dibina.
“Yang menjeput aku itu, adik
kandungnya Mbak Tia, bersama seorang temannya. Maksud Mbak Tia, supaya adiknya
itu akrab sama aku, terus bisa dibina. Setelah bagus, baru dikasi modal untuk
usaha,” jelas Abah Rahman.
BATU BERBALUT EMAS
Begitu sampai ke penginapan, yang
disodorkan orang Jakarta itu adalah dua buah batu cincin berharga. Jenis topaz
warna pink berbalut emas murni, dan jenis amethyst atau kecubung berwarna ungu
yang juga dibalut emas murni.
Sesuai permintaan, Abah Rahman pun
memeriksa dengan kebathinan, mana yang paling cocok untuk dipakai orang Jakarta
tersebut.
Abah Rahman pun menyatakan jenis
topaz yang paling cocok. Alasannya, topaz yang merupakan bahasa Yunani dengan
arti berkilau atau api itu, sangat bagus dipakai oleh orang berzodiak scorpio
dan sagitarius, atau orang yang lahir pada bulan November seperti halnya orang
Jakarta tersebut.
Bila diyakini, energi pada topaz
bisa membentengi si pemakainya, dari bahaya racun atau keracunan.
“Fungsi
lain dari topaz adalah menurunkan temperamen, mengembalikan kewarasan,
menyembuhkan asma, mengurangi insomnia dan bahkan dapat mencegah 'sudden
death', atau kematian mendadak,” terang Abah Rahman
Seterusnya, Abah Rahman pun
melakukan ritual pengisian cincin topaz, dalam waktu lebih kurang setengah jam.
Karena senangnya tamu dari Jakarta tersebut, batu kecubung berbalut emas murni
pun diberikan kepada paranormal Abah Rahman, plus mahar yang lumayan besar.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar