Sabtu, 13 Desember 2014

Cincin Pelaris Abah Rahman Bikin Yang Mati Jadi Hidup



Pengakuan Amoyen, Pengusaha Salon
Terimakasih banyak, karena Abah Rahman telah berjasa menghidupkan
yang telanjur mati dalam diri ini dengan cincin pelaris. Doakan ya Bah,
supaya aku ketemu jodoh yang sepadan dan setia. Nantikan kedatanganku bersama tiga asistenku ke tempat praktek.


            ABAH Rahman yang gendut dan ganteng, apa kabar ? Mudah-mudahan tetap sehat dan semakin banyak uangnya. Aamiin. Sore Bah.. eh salah, sorry Bah, aku seloro.
Bah lapor, aku blasteran Cina Jawa yang Abah panggil Amoyen, sekarang sudah bebas dari masalah. Berkat memakai cincin pelaris ini. Dan ini salah satu bukti keberhasilannya, Bah. Ini Barang Baru, BB. Pengganti BB lama, yang ‘kusekolahkan’. Hehehe… Ini pinku, Bah.
Bah, dua minggu ini mulai banyak pasienku yang datang ke salon. Dengan begitu, asistenku tidak jadi hengkang. Mereka yang semula tidak yakin dengan pemakaian cincin pelaris, bahkan ada yang mengejek, justeru sekarang minta didampingi untuk memahari cincin pelaris dari Abah Rahman.
Memang begitu ya Bah, setiap usaha ada saja tantangannya. Padahal yang kulakukan dengan memakai cincin pelaris ini kan, sebuah usaha alternatif. Ditempuh jalan ini, karena jalan lain yang sudah ditempuh lebih dahulu tidak berhasil.
Selain keuanganku sekarang sudah mulai membaik, jujur Bah, mentalku pun sudah mulai membaik. Keinginanku berumah tangga yang sebetulnya sudah ‘mati’, sekarang terasa hidup kembali. Obsesiku untuk menjadi pengusaha sukses yang sempat ‘terkubur’, kini menjelma kembali.
Pokoknya Bah, aku berkesimpulan, cincin pelaris made in Abah Rahman ini, mampu membikin yang sudah ‘mati’ di dalam diri ini, menjadi hidup kembali. Aku salut lo…
           
AURA LEBIH HIDUP
            Betul Bah, yang Abah Rahman bilang kemarin itu. Aura tubuhku terasa lebih hidup, karena betul-betul meyakini pemakaian cincin pelaris punya Abah. Energi supranatural yang memancar dari batu cincin, sampai sekarang terasa betul-betul menyatu dengan aura tubuhku.
            Begitu aku mau bicara penting, misalnya mempromosikan usaha salon, sepertinya energi cincin berada di lidahku. Sehingga aku lancar-lancar saja ngomong, dan orang pun bisa tertarik.
            Begitu juga ketika aku sedang berkerja, misalnya memangkas. Sepertinya energi cincin mengalir deras dari batu cincin yang berada di jari manis tangan kananku, ke gunting dan peralatan lain. Secara otomatis, Bah. Sehingga sekarang, tak jarang hasil kerjaku dipuji oleh orang yang kupangkas. Baik laki-laki maupun perempuan. Dan mereka, pasti akan kembali lagi.
            Makanya Bah, mudah-mudahan dalam minggu ini aku bisa bawa tiga asisten salonku ke tempat praktek Abah di Jalan Medan – Tanjung Morawa km 14,5  No 79  Tg Morawa Deli Serdang, samping masjid Al Hidayah itu, supaya mereka memahari cincin pelaris.
Sekarang asistenku sudah tiga orang, Bah. Cantik-cantik lah, Bah. Kalau mau pangkas atau gundul, sekarang Abah Rahman lebih senang gundul kan, datang saja ke salon. Maharnya murah kok, Bah… hehehe… Kalau mahar cincin pelaris, masih Rp 300 ribu sebuah kan, Bah ?
Maksudku menyarankan asistenku pakai cincin pelaris, ya seperti saran Abah juga. Kalau bisa mereka juga buka usaha saloon sendiri. Dan cari lagi pengganti mereka, lalu kasi pula asisten baru itu keterampilan dan cincin pelaris. Sebelum mereka buka usaha salon sendiri, kan aku juga yang beruntung ya, Bah ! Karena omzetku juga yang meningkat.

PENGASAH
            Dan betul kata Abah Rahman. Sedekah tanpa putus walau pun berapa yang bisa, ternyata bisa menjadi pengasah tuah batu cincin pelaris. Disamping memang merupakan ibadah bagi kita.
            Pengaruhnya spontan ya, Bah. Itulah seperti yang sudah kuceritakan, begitu aku bersedekah dengan orang yang tepat, energi cincin terasa membesar. Seperti dicas. Dan begitu aku ada keperluan, apalagi keperluan sifatnya mendesak, misalnya perlu uang untuk bayar cicilan kredit, eh langsung berfungsi maksimal.
            Tapi begitu aku mengabaikan pentingnya sedekah, maksudnya berlalai-lalai karena sok sibuk, cincin seperti handphone lowbad ya, Bah. Ini pengalaman nyataku, Bah.
            Dengan pengalaman ini pula aku pun bisa menafsirkan bahwa, patuh terhadap amanah guru merupakan sesuatu yang penting untuk memaksimalkan fungsi apa saja yang diberikan seorang guru kepada kita.
            Contohnya ya ini. Untuk memaksimalkan fungsi cincin pelaris, Abah Rahman mengamanahkan kepada kami supaya rutin bersedekah. Tidak Abah minta kami untuk melakukan ritual ini itu. Dan tidak pula Abah minta setoran setiap kali kami berhasil.
            Aku yakin, begitulah doa Abah saat melakukan ritual pengolahan batu cincin pelaris. Bagi siapa saja yang ingin merasakan fungsi cincin pelaris, harus rajin bersedekah. Kalau tidak bersedekah, tidak terasa fungsinya.
            Terpetik pelajaran bahwa, Abah Rahman sesungguhnya mau mendorong setiap pasien untuk menjadikan sedekah sebagai budaya hidup. Begitu kan, Bah ?
            Oke, Bah. Terimakasih banyak, karena Abah telah berjasa menghidupkan yang telanjur mati dalam diri ini. Doakan ya Bah, supaya aku ketemu jodoh yang sepadan dan setia. Nantikan kedatanganku bersama tiga asistenku.***

Tulisan ini bersumber dari BBM Amoyen,
yang dikirim ke no hp Abah Rahman
0813 7630 6023 dan pin BB 214841E6,
 yang redaksinya disempurnakan.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar