Pengakuan Amoyen, Pengusaha Salon
Terimakasih banyak, karena Abah Rahman telah berjasa
menghidupkan
yang telanjur mati dalam diri ini dengan cincin pelaris.
Doakan ya Bah,
supaya aku ketemu jodoh yang sepadan dan setia.
Nantikan kedatanganku bersama tiga asistenku ke tempat praktek.
ABAH
Rahman yang gendut dan ganteng, apa kabar ? Mudah-mudahan tetap sehat dan
semakin banyak uangnya. Aamiin. Sore Bah.. eh salah, sorry Bah, aku seloro.
Bah
lapor, aku blasteran Cina Jawa yang Abah panggil Amoyen, sekarang sudah bebas
dari masalah. Berkat memakai cincin pelaris ini. Dan ini salah satu bukti
keberhasilannya, Bah. Ini Barang Baru, BB. Pengganti BB lama, yang
‘kusekolahkan’. Hehehe… Ini pinku, Bah.
Bah,
dua minggu ini mulai banyak pasienku yang datang ke salon. Dengan begitu,
asistenku tidak jadi hengkang. Mereka yang semula tidak yakin dengan pemakaian
cincin pelaris, bahkan ada yang mengejek, justeru sekarang minta didampingi
untuk memahari cincin pelaris dari Abah Rahman.
Memang
begitu ya Bah, setiap usaha ada saja tantangannya. Padahal yang kulakukan
dengan memakai cincin pelaris ini kan, sebuah usaha alternatif. Ditempuh jalan
ini, karena jalan lain yang sudah ditempuh lebih dahulu tidak berhasil.
Selain
keuanganku sekarang sudah mulai membaik, jujur Bah, mentalku pun sudah mulai
membaik. Keinginanku berumah tangga yang sebetulnya sudah ‘mati’, sekarang
terasa hidup kembali. Obsesiku untuk menjadi pengusaha sukses yang sempat
‘terkubur’, kini menjelma kembali.
Pokoknya
Bah, aku berkesimpulan, cincin pelaris made in Abah Rahman ini, mampu membikin
yang sudah ‘mati’ di dalam diri ini, menjadi hidup kembali. Aku salut lo…
AURA LEBIH HIDUP
Betul Bah, yang Abah Rahman bilang
kemarin itu. Aura tubuhku terasa lebih hidup, karena betul-betul meyakini
pemakaian cincin pelaris punya Abah. Energi supranatural yang memancar dari
batu cincin, sampai sekarang terasa betul-betul menyatu dengan aura tubuhku.
Begitu aku mau bicara penting,
misalnya mempromosikan usaha salon, sepertinya energi cincin berada di lidahku.
Sehingga aku lancar-lancar saja ngomong, dan orang pun bisa tertarik.
Begitu juga ketika aku sedang
berkerja, misalnya memangkas. Sepertinya energi cincin mengalir deras dari batu
cincin yang berada di jari manis tangan kananku, ke gunting dan peralatan lain.
Secara otomatis, Bah. Sehingga sekarang, tak jarang hasil kerjaku dipuji oleh
orang yang kupangkas. Baik laki-laki maupun perempuan. Dan mereka, pasti akan
kembali lagi.
Makanya Bah, mudah-mudahan dalam
minggu ini aku bisa bawa tiga asisten salonku ke tempat praktek Abah di Jalan
Medan – Tanjung Morawa km 14,5 No
79 Tg Morawa Deli Serdang, samping
masjid Al Hidayah itu, supaya mereka memahari cincin pelaris.
Sekarang
asistenku sudah tiga orang, Bah. Cantik-cantik lah, Bah. Kalau mau pangkas atau
gundul, sekarang Abah Rahman lebih senang gundul kan, datang saja ke salon.
Maharnya murah kok, Bah… hehehe… Kalau mahar cincin pelaris, masih Rp 300 ribu
sebuah kan, Bah ?
Maksudku
menyarankan asistenku pakai cincin pelaris, ya seperti saran Abah juga. Kalau
bisa mereka juga buka usaha saloon sendiri. Dan cari lagi pengganti mereka,
lalu kasi pula asisten baru itu keterampilan dan cincin pelaris. Sebelum mereka
buka usaha salon sendiri, kan aku juga yang beruntung ya, Bah ! Karena omzetku
juga yang meningkat.
PENGASAH
Dan betul kata Abah Rahman. Sedekah
tanpa putus walau pun berapa yang bisa, ternyata bisa menjadi pengasah tuah
batu cincin pelaris. Disamping memang merupakan ibadah bagi kita.
Pengaruhnya spontan ya, Bah. Itulah
seperti yang sudah kuceritakan, begitu aku bersedekah dengan orang yang tepat,
energi cincin terasa membesar. Seperti dicas. Dan begitu aku ada keperluan,
apalagi keperluan sifatnya mendesak, misalnya perlu uang untuk bayar cicilan
kredit, eh langsung berfungsi maksimal.
Tapi begitu aku mengabaikan
pentingnya sedekah, maksudnya berlalai-lalai karena sok sibuk, cincin seperti
handphone lowbad ya, Bah. Ini pengalaman nyataku, Bah.
Dengan pengalaman ini pula aku pun
bisa menafsirkan bahwa, patuh terhadap amanah guru merupakan sesuatu yang
penting untuk memaksimalkan fungsi apa saja yang diberikan seorang guru kepada
kita.
Contohnya ya ini. Untuk
memaksimalkan fungsi cincin pelaris, Abah Rahman mengamanahkan kepada kami
supaya rutin bersedekah. Tidak Abah minta kami untuk melakukan ritual ini itu.
Dan tidak pula Abah minta setoran setiap kali kami berhasil.
Aku yakin, begitulah doa Abah saat
melakukan ritual pengolahan batu cincin pelaris. Bagi siapa saja yang ingin
merasakan fungsi cincin pelaris, harus rajin bersedekah. Kalau tidak
bersedekah, tidak terasa fungsinya.
Terpetik pelajaran bahwa, Abah
Rahman sesungguhnya mau mendorong setiap pasien untuk menjadikan sedekah
sebagai budaya hidup. Begitu kan, Bah ?
Oke, Bah. Terimakasih banyak, karena
Abah telah berjasa menghidupkan yang telanjur mati dalam diri ini. Doakan ya
Bah, supaya aku ketemu jodoh yang sepadan dan setia. Nantikan kedatanganku
bersama tiga asistenku.***
Tulisan ini bersumber dari BBM
Amoyen,
yang dikirim ke no hp Abah Rahman
0813 7630 6023 dan pin BB 214841E6,
yang redaksinya disempurnakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar