Selasa, 30 Oktober 2012

Batu Akik Mengandung Kekuatan Magnetik ?


Disamping sebagai perhiasan, konon batu akik banyak dicari orang karena mengandung kekuatan magnetik.  

Beberapa batu mulia, termasuk batu akik memang mengandung kekuatan magnetik. Apabila batu mulia tersebut digosok dengan kain wol atau dipanaskan, maka akan tampak kakuatan magnetiknya. Artinya, batu mulia itu dapat menarik atau menolak benda lain. Batu-batu mulia asli jika dipegang atau digenggam juga bisa menimbulkan beraneka ragam perasaan.

Banyak orang yang mempercayai bahwa batu mulia mempunyai beragam khasiat yang bisa digunakan untuk menyembuhka penyakit atau mempengaruhi kejiwan pemiliknya. Tetapi apakah kepercayaan terhadap batu mulia ini tahayul atau bukan, biarlah para ahli batu yang menerangkannya. Yang jelas dilihat dari sisi kesehatan pemanfaatan khasiat batu mulia ini sudah lama diterapkan. 

Di sebuah rumah sakit Hindu di Hyderabad, India. Batu batu mulia ditumbuk halus sebagai ramuan obat. Saya ambilkan contoh misalnya batu agate (akik), mempunyai khasat untuk menyembuhkan penyakit demam panas, sakit perut, mejan dan sakit batuk. Batu mata kucing (cat’s eye), mempunyai khasat untuk menyembuhkan penyakit asma (bengek) dan dapat digunakan untuk menolak pengaruh sihir. (***)

Mendedah Aura

Aura diartian sebagai medan elektromagnetik yang mengelilingi sekujur tubuh makhluk hidup. Bentuknya berlapis lapis, tapi tidak memiliki batas yang jelas antara lapisan satu dengan lapisan lainnya, keadaanya mirip pelangi. Pada manusia, pancaran warna warni aura dapat mengungkapkan keadaan fisik maupun kejiwaannya. Warna warni aura seseorang sangat unik dan spesifik dan akan berbeda beda saat orang itu sakit atau sehat, sedang gembira atau sedih.(***) 

Minggu, 21 Oktober 2012

Soeharto dan Klenik


KEJAWEN! Sebagai seorang yang memiliki latar belakang budaya Jawa kental, mantan Presiden Soeharto dikenal sebagai sosok yang lekat dengan ritual kejawen. Ritual yang kemudian dilekatkan pada laku spiritual mistik dan klenik.

Klenik, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga diartikan sebagai sebuah kegiatan perdukunan dengan cara-cara yang sangat rahasia dan tidak masuk akal, tetapi dipercayai banyak orang. Sedangkan mistik, diartikan sebagai hal gaib yang tak terjangkau akal manusia yang biasa.

Sementara kejawen, dalam buku yang sama diartikan sebagai segala yang berhubungan dengan adat dan kepercayaan Jawa. Padahal, dalam dunia kini, kepercayaan Jawa, acapkali bersinggunggan dengan ritual-ritual yang menurut logika dan ilmiah sangat tidak masuk akal. Seperti ritus bertapa, semedi, menyimpan benda keramat hingga mendatangi tempat-tempat keramat.

Tak heran, jika ritual warisan para leluhur orang-orang Jawa itu seringkali dihadapkan pada mistik dan klenik. Mereka yang mengikuti aliran kejawen ini sangat dekat dengan kegiatan berbau mistik dan klenik!

Laku ritual mistik ini pun kemudian dianggap cukup lumrah dilakukan orang-orang Jawa pada umumnya dan bangsawan Jawa pada khususnya. Demikian pula, Soeharto saat masih awal-awal berkuasa dan pejabat Jawa lainnya.

Berdasar buku Dunia Spiritual Soeharto (Menelusuri Laku Ritual, Tempat-tempat dan Guru Spiritualnya), karya Arwan Tuti Artha, disebutkan tempat-tempat keramat yang biasa didatangi mantan penguasa orde baru itu.

Seperti Gunung Selok, gunung keramat yang terletak di Desa Karangbenda, Kecamatan Adipala, Cilacap. Kemudian, Srandi, Pohon Jambe, Sanggar Pamujan, Sanggar Palereman Kakung, Sanggar Palereman Putri dan Sanggar Supersemar.

Dari tempat inilah kegiatan spiritual Soeharto berjalan, dengan tujuan ngalap berkah atau mencari kekuatan spiritual dengan tujuan tertentu.

Seorang abdi dalem kraton Kasunanan Solo, KRA Sukatno Purwoprojo juga mengungkapkan sebuah fakta mengejutkan. Sebagai seorang kejawen, Soeharto juga memiliki puluhan benda pusaka keramat. Pria yang akrab disapa Mbah Sukat ini mengaku pernah diminta datang ke Cendana untuk menyuci pusaka keramat dengan berbagai bentuk dan kekuatan mistik itu.

Bahkan, dari penuturan Mbah Sukat, di awal kepemimpinannya sebagai presiden, Soeharto pernah meminjam dua benda pusaka kraton yakni tombak dan gong soromoyo. Namun, Hanya Pak Harto dan Paku Buwono XII Suryoguritno yang tahu tujuan dua benda pusaka kraton itu disimpan di Istana Negara.

Yang pasti, hanya berselang beberapa saat tombak dan gong itu dikembalikan ke kraton, Pak Harto pun lengser keprabon. Tak bisa dipungkiri, masyarakat yang percaya dunia klenik pun kemudian mengaitkan kekuatan dua benda pusaka itu dengan lengsernya Soeharto.

Sakit kritis yang diderita Pak Harto belakangan ini juga memancing publik untuk berbicara klenik. Berapa kali Pak Harto koma, dan berapa kali keadaan itu membaik, menimbulkan ketakjuban di masyarakat. Kondisi kesehatan Soeharto yang up and down di usia senja ini pun memicu spekulasi mistik.

Susuk! Benda pusaka berdaya magis yang dimasukkan ke dalam tubuh pemiliknya inipun diperbincangkan. Menurut pandangan orang "pintar", termasuk Mbah Sukat, pengguna susuk akan sulit meninggal saat ajal mendekat. Bahkan, Mbah Sukat yakin, sakit yang diderita pria kelahiran Kemusuk itu terkait susuk yang dipakai.

Pencuci pusaka kraton itu sempat berujar, bahwa banyak orang Jawa pada masa lalu, maupun pejabat orde baru yang memasang susuk di tubuhnya untuk tujuan tertentu.

Pada akhirnya, susuk, dan pusaka keramat pun seakan berpadu dalam ritus kegiatan spiritual kejawen yang dianggap lumrah pada masanya. Entah sekarang!
(net)

Rabu, 17 Oktober 2012

Cincin Pemberian Genderuwo

Selama ini Tomi tak menyangka kalau rumah tua yang dilewatinya tiap malam sepulang kerja ternyata merupakan rumah angker yang menyimpan beribu misteri. Peristiwa yang terjadi beberapa tahun yang lalu merupakan pengalaman yang tak bisa dihilangkan dari ingatannya hingga hari ini.

Sebagai pegawai pabrik sablon, bagi Tomi dan kawan-kawannya sudah bukan merupakan hal yang aneh kalau tiap hari harus kerja lembur mengerjakan pesanan dari perusahaan tempatnya bekerja. Tak jarang ia baru bisa menyelesaikan pekerjaannya hingga tengah malam dan setelah itu pulang ke rumah yang jaraknya lumayan jauh.

Seperti hari itu. Tomi diminta lembur oleh bosnya karena sedang banyak pekerjaan. Dengan senang hati Tomi mengerjakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Tanpa tersa hari menjelng tengah malam. Tomi berhasil menyelesaikan pekerjaaanya dan bergegas pulang setelah memasukkan semua pesanan untuk besok ke dalam bungkusan. Dikayuhnya sepeda tua peninggalan orang tuanya dengan pelan.

Sepanjang jalan yang dilewatinya terasa gelap, rupanya listrik di daerah tersebut padam. Dengan pelan sepeda tua tersebut berjalan menembus kegelapan malam. Sebetulnya hati Tomi sudah merasa tidak enak. Jalanan yang gelap ditambah suasana jalan yang sepi membuatnya miris. Tetapi rasa lelah karena seharian bekerja membuat tekadnya untuk pulang dan segera tidur semakin kuat.

Tiba di tikungan, Tomi tanpa sengaja melihat rumah tua yang sudah lama ditinggalkan penghuninya. Perasaannya menjadi tidak enak. Aneh mengapa hatiku berdebar-debar, gumam Tomi.

Seperti ada yang menyuruh, Tomi malah menghentikan sepedanya. Rasa takut yang mencekamnya membuat bulu kuduknya berdiri. Dengan kaki yang bertopang pada sandaran sepeda. Tomi mencoba memberanikan dirinya untuk menatap rumah tua yang ada di depannya. Jantungnya semakin berdebar-debar.

Apa aku lebih baik kembali dan tidur di gudang saja ya? tanya hati Tomi penuh rasa bimbang. Dia juga heran mengapa dirinya tidak segera beranjak dari tempat itu. Sebaliknya, kakinya justru melangkah mendekati rumah tua itu. Tomi merasakan ada kekuatan gaib yang menariknya untuk terus mendekat ke rumah itu.

Perasaan hatinya yang semakin kacau menjadi semakin tidak karuan waktu dilihatnya sesosok bayangan tampak berkelebat ke luar dari arah pintu pagar rumah kosong tersebut.

Dengan kaki yang gemetar karena ketakutan melihat bayangan tersebut. Tomi berusaha membalikkan sepedanya untuk berputar kembali.

Belum selesai ia  mengangkat roda sepedanya untuk berputar terdengan suara memanggilnya. “Mas…!” suara parau terdengar menyapanya.

Dengan memberanikan diri Tomi yang sudah bersiap-siap untuk mengambil langkah seribu menatap ke arah suara tersebut. Ternyata suara tersebut keluar dari seorang pria paroh baya berpakaian hitam dengan sarung membelit lehernya. Bayangan tersebut bergerak mendekatinya sambil mengarahkan lampu senter menyoroti Tomi beserta sepedanya.

Melihat sosok laki-laki beserta lampu senter yang menyorotinya, hati Tomi merasa lega. Bayangan yang dikiranya hantu tersebut ternyata merupakan manusia.

“Ada apa Pak?” kata Tomi balik bertanya.

Laki-laki bersarung tersebut tersenyum, sementara lampu senter di tangannya tampak digoyang-goyang. “Saya Basori, penjaga rumah tua ini,” laki-laki itu memperkenalkan dirinya pada Tomi. Tangan kanannya yang juga besar-besar memegang stang sepeda Tomi. “Kalau boleh saya ingin numpang sampai pohon beringin di pojok desa. Mau mengambil bekal makanan untuk menjaga di rumah tua ini.”

Tomi menatap heran tanda tak mengerti. “Saya tadi lupa membawa bekal. Ketinggalan di rumah” Basori meneruskan ucapannya yang terpotong.

“Boleh..boleh” Tomi langsung mengiyakan karena merasa gembira ada teman.

Tak lama kemudian Basori membonceng di sepeda Tomi. “Busyet. Berat banget ini orang,” kata Tomi dalam hati sambil tetap mengayuh sepedanya.

Di perjalanan lampu listrik yang padam tetap belum menyala. Tapi dengan adanya lampu senter yang dibawa Basori, jalanan yang gelap menjadi agak terang.

“Sudah, sini saja Mas,” Basori berkata kepada Tomi, ia menepuk bahu Tomi memberi isyarat agar berhenti. Tomi kemudian menghentikan sepeda.

“Rumah saya ada di balik gerumbulan pohon itu,” Basori menunjuk ke  arah pepohonan di balik tikungan jalan.

Tomi hanya bisa menatap gerumbulan pohon yang ada.

Basori kemudian memasukkan senternya pada saku jaket Tomi “Senternya buat Mas saja. Buat kenang- kenangan.”

Tomi hanya bisa mengucap terima kasih. Ditatapnya laki-laki paroh baya  bernama Basori yang melangkah melewati gerumbulan pohon yang ada. Tampak laki-laki itu menoleh. Namun wajah pria paroh baya itu kini berubah menjadi makhluk tinggi besar penuh bulu yang menutupi seluruh tubuhnya.

Tomi yang melihat hal tersebut hanya bisa berteriak minta tolong sambil mengayuh sepedanya sejauh mungkin. Sesampai di rumah diambilnya senter milik genderuwo yang mengaku bernama Basori tersebut dari sakunya. Senter itu ternyata telah berubah menjadi sebuah batu akik. Tomi sebetulnya merasa takut dan teringat akan genderuwo yang menakut-nakutinya sebelum ini. Tapi selanjutnya ia berpikir tentu batu akik ini bukan sembarangan karena milik genderuwo. Pasti mempunyai khasiat.

Keesokan harinya dipakainya cincin tersebut bekerja. Entah pengaruh cincin yang dipakainya atau bukan. Tumpukan kain yang akan disablonnya menjadi terasa ringan. Pekerjaan yang semestinya harus diselesaikannya dalam beberapa jam mampu diselesaikannya dalam setengah jam. Bahkan yang menakjubkan tumpukan bahan sablon dalam kaleng mampu diangkatnya hanya dengan satu tangan.

“Rupanya cincin ini benar-benar berkhasiat,” dengan bangga Tomi mengelus-elus cincin tersebut.

Ternyata khasiat cincin genderuwo bukan itu saja. Di warung Mbak Ira tempatnya makan siang kalau bekerja, cincin genderuwo itu juga mempunyai khasiat yang lain. Rina anak gadis Mbak Ira yang selama ini selalu cuek kalau digoda para pria, tiba-tiba menjadi genit pada Tomi. Dengan kerling mata yang nakal mengarah ke Tomi gadis itu tampak dengan sibuk meladeni Tomi makan. Selama ini jangankan melayani, menoleh saja ia tidak mau. Berkali-kali Tomi mengelus akiknya . Ia seolah-olah mendapat durian runtuh dengan memiliki cincin genderuwo tersebut. Bayangan tubuh Rina yang bahenol seakan-akan menari di benaknya. Ia sudah membayangkan malam ini akan meniduri tubuh Rina yang montok, daripada meniduri tubuh istrinya yang sudah mulai kendor .

Seminggu sudah Tomi memiliki cincin genderuwo tersebut. Di malam Jumat setelah capek setelah seharian bekerja Tomi terlelap di ruang tamu. Sementara istrinya tidur di kamar sendiri. Tanpa terasa semalam suntuk ia telah  tidur dengan nyenyaknya.  Paginya setelah bangun dengan  wajah sumringah sang istri menghidangkan kopi .

”Mas tadi malam lain lho. Kuat sekali. Aku sampai berkali-kali,” celoteh istri Tomi dengan genitnya.

Mendengar ucapan sang istri, Tomi merasa terkejut. Didesaknya sekali lagi istrinya. Kepalanya serasa berputar-putar manakala istrinya bercerita kalau semalam telah berhubungan badan dengan Tomi dan merasa puas sekali. Tidak biasanya Tomi menjadi begitu perkasa di ranjang.

“Genderuwo keparat!!!!” teriak Tomi setelah mendengar cerita tersebut. Sang istri hanya melongo tanda tak mengerti. Tomi mencaci maki membayangkan apa yang telah dilakukan genderuwo tersebut sewaktu ia tertidur dengan nyenyaknya. Dengan bergegas ia mengayunkan sepedanya ke rumah tua tempat ia bertemu genderuwo seminggu sebelumnya.

Dilemparkannya cincin tersebut ke arah rumah tua tersebut. Cincin yang terlempar itu langsung lenyap masuk kedalam halaman rumah kosong. Ternyata cincin genderuwo itu membawa korban. Si genderuwo pemilik cincin berubah bentuk menjadi Tomi dan menyetubuhi istrinya. Sebagai makhluk halus, genderuwo memang bisa berubah bentuk. Bagaimanapun juga genderuwo adalah setan.***

(Oleh : Bayu Indrayanto. Dimuat di Majalah Misteri edisi 527)