Sabtu, 29 September 2012

Menerawang Anisme, Dinamisme dan Teisme di Nusantara

Sejak zaman pra sejarah nenek moyang bangsa Indonesia telah mengenal kepercayaan yang disembut animisme dan dinamisme. Dalam buku Sosiologi Agama yang ditulis Roland Robertson disebutkan :"Sebelum kedatangan agama Hindu di sekitar tahun 400 SM, tradisi keagamaan dari berbagai suku Melayu masih mengandung unsur-unsur animisme" (Roland Robertson, Jakarta : 182)

Dengan pengertian dari pernyataan tersebut bahwa kepercayaan dari tradisi keagamaan yang dimiliki oleh suku-suku bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh kepualan Indonesia pada waktu itu telah berabad abad tumbuh dan berkembang dalam bentuk corak yang masih sederhana (primitif). Meskipun masih sulit untuk memberikan gambaran tentang kehidupan kepercayaannya itu, namun mempunyai banyak garis kesamaan yang oleh AC. Kruyt dalam bukunya Keluar dari Agama Suku Masuk ke Agama Kristen menyebutkan :

Beberapa suku bangsa yang berbeda satu sama lain dalam perkembangan rohani dan agama ini telah saling pengaruh memengaruhi dan menciptakan  suatu kebudayaan majemuk. Kita dapat menganggp ada 3 taraf pemikirannya :
1. Dinamisme, dimana kuasa tak kelihatan dan yang ditakuti itu tidaklah berpribadi dan pengaruh yang dipunyai oleh kuasa kuasa ini atas orang-orang berlangsung secara mekanis, tanpa suatu kemauan sendiri, apabila orang memberi bentuk atas kuasa itu, maka mereka itu tak lain dari pada hantu hantu.
2. Anismisme, dimana kuasa itu menjadi berpribadi merupakan tokoh-tokoh rohani dengan kemauan sendiri, dengan jiwa-jiwa dan roh-roh.
3. Adanya kesadaran akan Allah, yaitu apabila alam manusia dan roh-roh dianggap berada di bawah pemerintahan para dewa atau Allah (AC Kruyt, Jakarta : 39)

Kehidupan manusia yang berpikir secara dinamistis besar mempunyai adanya kuasa roh  yang tak kelihatan (ghaib), yang ditakuti, dipercaya dan dilayani meskipun tak jelas apakah roh itu manusia setelah mati atau hantu hantu yang dapat menganggu kehidupan manusia.

Sedangkan kepercayaan yang kedua atau animisme ialah kepercayaan adanya roh (nyawa) yang ada pada benda-benda atau batu-batu, kayu-kayuan, tumbuh-tumbuhan, binatang maupun dalam makhluk lain yang terdapat di dunia. Menurut sarjana CF. Sruyt, "3/4 bagian dari suku-suku bangsa Indonesia masa itu adalah dinamisme dan animisme, sedangkan sisanya 1/4 bagian menunjukkan kesadaran akan adanya dewa-dewa atau kuasa Allah."(***) sumber : Dr. Drs. IGM Nurdjana, SH., M.Hum


Tidak ada komentar:

Posting Komentar