Rabu, 09 Mei 2012

Mengungkap Rahasia Keris


 Keris adalah senjata khas masyarakat Jawa. Pada kepercayaan masyarakat Jawa keberadaan keris adalah sebagai salah satu pusaka yang memiliki peranan gaib dan peranan fisik. Peranan gaib dan peranan fisik sering dicampur adukkan sebagai manfaat dari keris, dan sebagai suatu bentuk perpaduan antara yang gaib dan yang fisik. 

Keris pada dasarnya dibagi dalam dua bentuk dasar yaitu bentuk lekuk lekuk dan lurus meruncing. Batang keris yang berbentuk lekuk lekuk disebut dengan keris luk, sedangkan keris yang lurus meruncing disebut dengan keris lajer.

Keris dengan bentuk luk adalah keris yang memiliki keindahan  bentuk dan proses pembuatan yang lebih sulit.

Berbagai nama yang beredar dalam lingkup spiritualis, adalah memiliki nama yang berbeda beda berdasarkan nama yang diberikan oleh orang terdahulu, atau oleh yang menginginkan nama yang baru. Misalkan ada keris yang memiliki nama keris Tulak Bala, maka nama tersebut adalah diambilkan dari fungsinya yaitu keris yang mampu menolak kekuatan jahat atau daya negatif.

Dalam proses pembuatan keris, maka sang empu melakukan ritual tertentu untuk menghimpunkan kekuatan gaib yang kelak akan dimasukkan ke dalam keris. Ritual ini adalah dilakukan dengan puasa, mencari wangsit atau ritual dilakukan dengan mencari bahan yang tepat untuk membuat keris.

Keris biasanya dibuat dari beberapa jenis logam antara lain adalah baja, karbon (dari tanduk kerbau), atau batu meteor. Baja adalah pembentuk utama yang dijadika nkeris dari bentuk batang baja menjadi bentuk keris. Setelah baja terbentuk menjadi keris, maka dilakukan warangan dengan menggunakan rcun alam berupa batu meteor. Jika keberadaan batu meteor tidak didapatka, maka digunakan ular atau katak kerok (kodok kerok=jawa). Karbon pada jaman dahulu adalah berasal dari tanduk kerbau. Kerbau yang diambil tanduknya dipilih kerbau yang memiliki tanduk yang besar, jantan, dan gagah. Dari tanduk ini maka dibuatlah bubuk tanduk kerbau yang merupakan bubuk karbon.

Dalam ilmu pengerasan logam, karbon yang diberikan pada baja dengan menggunakan perlakuan panas, maka akan menghasilkan baja yang lebih keras. Ilmu pengersan logam yang telah berbentuk keris ini dilakukan dengan memanaskan keris hingga mendekati titik leleh., kemudian keris dimasukkan ke dalam bubuk karbon. Pendingin dengan media pendiingin bubuk karbon ini akan menjadikan keris dimasuki atau dilapisi oleh bubuk karbon pada setiap permukaan yang bersentuhan dengan bubuk.

Racun dimasukkan ke dalam keris dimaksudkan agar dalam menggunakan keris jikas musuh terkena meski hanya berbentuk goresan, tetapi luka tersebut akan dapat mematikan. Racun yang berasal dari hewan adalah dapat disembuhkan dengan pengobatan yang sama jika terkena bisa hewan tersebut. Jenis hewan yang biasanya digunakan untuk memberikan racun pada keris adalah ular tanah, ular welang weling, ular kobra, ular derik, katak kerok (kodok kerok= Jawa = katak yang memiliki kulit tebal).

Mendeteksi keberadaan kekuatan yang ada pada keris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mendeteksi kekuatan racun, dan mendeteksi kekuatan gaib yang ada dalam keris. Kekuatan yang berada pada keris adalah memiliki peranan penting dalam penilaian masyarakat Jawa. Kekuatan ini adalah ditujukan pada besar manfaat untuk mengatasi hal hal gaib.

Jika akan dilakukan pengujian besar daya racun, maka dapat dilakukan dengan menusukkan keris pada pohon pisang dan melihat reaksi yang akan terjadi sehari setelah ditusuk. Cara lainnya adalah dengan menjilat permukaan keris, cara inni hanya dikuasai oleh paguyuban tertentu dan jika dilakukan oleh orang awam maka akan berakibat kematian.

Cara untuk melihat berapa besar kekuatan yang ada dalam keris, maka dapat dilakukan dengan cara seperti dalam pendeteksian benda pusaka.
Cara yang biasa digunakan adalah :
a.       Merasakan getarakan yang berada pada keris, jika besar, maka kekuatan gaibnya besar, jika kecil, maka kekuatan gaibnya kecil.
b.      Melihat dengan menggunaka mata batin.
c.       Mengadu kekuatan keris dengan kekuatan yang ada pada penguji.

Meredam kekuatan gaib dalam keris dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a.       Nayuh, yaitu dengan mengadu kekuatan batin dengan kekuatan jahat yang berada pada keris (hal ini biasanya dilakukan pada keris yang memiliki aura panas, dan dilakukan oleh orang yang memiliki kelebihan dalam ilmu kebatinan).
b.      Memberikan kayu, atau benda lainnya di dekat keris untuk meredam kekuatan jahatnya.
c.       Merendam pada air sirih atau kunyit.
d.      Diikatkan emas pada keris.
e.       Diikatkan benang lawe pada keris.
f.       Merendam pada air cucian beras (leri).

Cara yang biasa dilakukan oleh para spiritualis adalah seperti di atas, tetapi jika dilakukan tanpa adanya panduan dari orang linuwih, maka jangan sesekali melakukannya, bisa jadi racun yang melekat pada permukaan keris akan meracuni dan berakibat buruk.

Racun yang berada pada keris biasanya berada pada lapisan kurng lebih 0,1 mm di permukaan keris. Jika pada saat dilakukannya pengeresan adalah bersamaan dengan dimasukkannya racun, maka kemungkinan rcun akan masuk pada setiap bagian keris, tetapi hal ini akan merusak keris secara perlahan. Cara untuk melihat daya atau kekuatan membunuh dari racun yang terdapat pada keris dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Cara I
Menusukkan keris pada batang pisang, atau tanaman lainnya, lihat reaksi yang terjadi pada tanaman tersebut, jika dalam waktu singkat tanaman menjadi layhu maka racun cukup kuat. Batas waktu yang ditentukan jika dilakukan pada batang pisang untuk racun yang hebat adalah semalam. Jika dalam waktu semalam pohon pisang tidak menunjukkan layu daunnya, maka racun tersebut kurang mematikan, dan sebaliknya.

Cara II
Jika seseorang telah memiliki ilmu alam dan ia mampu menguasai kekuatan logam, maka dapat dilakukan dengan menjilat ujung keris. Jika rasa ujung keris adalah seperti terdapat soda, maka racun yang terdapat pada keris adalah berbahaya, tingkat rasa getir yang seperti soda ini dijadikan acuan menentukan besarnya racun yang ada.

Perawatan keris dapat dilakukan dengan memberikan minyak wangi agar permukaan keris tidak mudah berkarat dan memiliki aroma wangi. Untuk menambahkan racun pada keris, maka dilakukan warangan pada keris. Untuk memperlihatkan permukaan pamor, maka diberikan minyak yang biasanya berwarna gelap dan hal ini dilakukan secara rutin atau berkala. (***)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar