Keris
adalah senjata khas masyarakat Jawa. Pada kepercayaan masyarakat Jawa
keberadaan keris adalah sebagai salah satu pusaka yang memiliki peranan gaib
dan peranan fisik. Peranan gaib dan peranan fisik sering dicampur adukkan sebagai
manfaat dari keris, dan sebagai suatu bentuk perpaduan antara yang gaib dan
yang fisik.
Keris pada
dasarnya dibagi dalam dua bentuk dasar yaitu bentuk lekuk lekuk dan lurus
meruncing. Batang keris yang berbentuk lekuk lekuk disebut dengan keris luk,
sedangkan keris yang lurus meruncing disebut dengan keris lajer.
Keris
dengan bentuk luk adalah keris yang memiliki keindahan bentuk dan proses pembuatan yang lebih sulit.
Berbagai
nama yang beredar dalam lingkup spiritualis, adalah memiliki nama yang berbeda
beda berdasarkan nama yang diberikan oleh orang terdahulu, atau oleh yang
menginginkan nama yang baru. Misalkan ada keris yang memiliki nama keris Tulak
Bala, maka nama tersebut adalah diambilkan dari fungsinya yaitu keris yang
mampu menolak kekuatan jahat atau daya negatif.
Dalam
proses pembuatan keris, maka sang empu melakukan ritual tertentu untuk
menghimpunkan kekuatan gaib yang kelak akan dimasukkan ke dalam keris. Ritual
ini adalah dilakukan dengan puasa, mencari wangsit atau ritual dilakukan dengan
mencari bahan yang tepat untuk membuat keris.
Keris
biasanya dibuat dari beberapa jenis logam antara lain adalah baja, karbon (dari
tanduk kerbau), atau batu meteor. Baja adalah pembentuk utama yang dijadika
nkeris dari bentuk batang baja menjadi bentuk keris. Setelah baja terbentuk
menjadi keris, maka dilakukan warangan dengan menggunakan rcun alam berupa batu
meteor. Jika keberadaan batu meteor tidak didapatka, maka digunakan ular atau
katak kerok (kodok kerok=jawa). Karbon pada jaman dahulu adalah berasal dari
tanduk kerbau. Kerbau yang diambil tanduknya dipilih kerbau yang memiliki
tanduk yang besar, jantan, dan gagah. Dari tanduk ini maka dibuatlah bubuk
tanduk kerbau yang merupakan bubuk karbon.
Dalam ilmu
pengerasan logam, karbon yang diberikan pada baja dengan menggunakan perlakuan
panas, maka akan menghasilkan baja yang lebih keras. Ilmu pengersan logam yang
telah berbentuk keris ini dilakukan dengan memanaskan keris hingga mendekati
titik leleh., kemudian keris dimasukkan ke dalam bubuk karbon. Pendingin dengan
media pendiingin bubuk karbon ini akan menjadikan keris dimasuki atau dilapisi
oleh bubuk karbon pada setiap permukaan yang bersentuhan dengan bubuk.
Racun
dimasukkan ke dalam keris dimaksudkan agar dalam menggunakan keris jikas musuh
terkena meski hanya berbentuk goresan, tetapi luka tersebut akan dapat
mematikan. Racun yang berasal dari hewan adalah dapat disembuhkan dengan
pengobatan yang sama jika terkena bisa hewan tersebut. Jenis hewan yang
biasanya digunakan untuk memberikan racun pada keris adalah ular tanah, ular
welang weling, ular kobra, ular derik, katak kerok (kodok kerok= Jawa = katak
yang memiliki kulit tebal).
Mendeteksi
keberadaan kekuatan yang ada pada keris dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan mendeteksi kekuatan racun, dan mendeteksi kekuatan gaib yang ada dalam
keris. Kekuatan yang berada pada keris adalah memiliki peranan penting dalam
penilaian masyarakat Jawa. Kekuatan ini adalah ditujukan pada besar manfaat
untuk mengatasi hal hal gaib.
Jika akan
dilakukan pengujian besar daya racun, maka dapat dilakukan dengan menusukkan
keris pada pohon pisang dan melihat reaksi yang akan terjadi sehari setelah
ditusuk. Cara lainnya adalah dengan menjilat permukaan keris, cara inni hanya
dikuasai oleh paguyuban tertentu dan jika dilakukan oleh orang awam maka akan
berakibat kematian.
Cara untuk
melihat berapa besar kekuatan yang ada dalam keris, maka dapat dilakukan dengan
cara seperti dalam pendeteksian benda pusaka.
Cara yang
biasa digunakan adalah :
a.
Merasakan
getarakan yang berada pada keris, jika besar, maka kekuatan gaibnya besar, jika
kecil, maka kekuatan gaibnya kecil.
b.
Melihat
dengan menggunaka mata batin.
c.
Mengadu
kekuatan keris dengan kekuatan yang ada pada penguji.
Meredam
kekuatan gaib dalam keris dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.
Nayuh,
yaitu dengan mengadu kekuatan batin dengan kekuatan jahat yang berada pada
keris (hal ini biasanya dilakukan pada keris yang memiliki aura panas, dan
dilakukan oleh orang yang memiliki kelebihan dalam ilmu kebatinan).
b.
Memberikan
kayu, atau benda lainnya di dekat keris untuk meredam kekuatan jahatnya.
c.
Merendam
pada air sirih atau kunyit.
d.
Diikatkan
emas pada keris.
e.
Diikatkan
benang lawe pada keris.
f.
Merendam
pada air cucian beras (leri).
Cara yang
biasa dilakukan oleh para spiritualis adalah seperti di atas, tetapi jika
dilakukan tanpa adanya panduan dari orang linuwih, maka jangan sesekali
melakukannya, bisa jadi racun yang melekat pada permukaan keris akan meracuni
dan berakibat buruk.
Racun yang
berada pada keris biasanya berada pada lapisan kurng lebih 0,1 mm di permukaan
keris. Jika pada saat dilakukannya pengeresan adalah bersamaan dengan
dimasukkannya racun, maka kemungkinan rcun akan masuk pada setiap bagian keris,
tetapi hal ini akan merusak keris secara perlahan. Cara untuk melihat daya atau
kekuatan membunuh dari racun yang terdapat pada keris dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
Cara I
Menusukkan
keris pada batang pisang, atau tanaman lainnya, lihat reaksi yang terjadi pada
tanaman tersebut, jika dalam waktu singkat tanaman menjadi layhu maka racun
cukup kuat. Batas waktu yang ditentukan jika dilakukan pada batang pisang untuk
racun yang hebat adalah semalam. Jika dalam waktu semalam pohon pisang tidak
menunjukkan layu daunnya, maka racun tersebut kurang mematikan, dan sebaliknya.
Cara II
Jika
seseorang telah memiliki ilmu alam dan ia mampu menguasai kekuatan logam, maka
dapat dilakukan dengan menjilat ujung keris. Jika rasa ujung keris adalah
seperti terdapat soda, maka racun yang terdapat pada keris adalah berbahaya,
tingkat rasa getir yang seperti soda ini dijadikan acuan menentukan besarnya
racun yang ada.
Perawatan
keris dapat dilakukan dengan memberikan minyak wangi agar permukaan keris tidak
mudah berkarat dan memiliki aroma wangi. Untuk menambahkan racun pada keris,
maka dilakukan warangan pada keris. Untuk memperlihatkan permukaan pamor, maka
diberikan minyak yang biasanya berwarna gelap dan hal ini dilakukan secara
rutin atau berkala. (***)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar