Rabu, 23 November 2011

Cincin Pelaris Bukan Media Pesugihan


Paranormal Abah Rahman menegaskan, cincin pelaris hasil olah bathinnya bukanlah media pesugihan atau alat membuat orang kaya mendadak. Melainkan, bagian dari ikhtiar untuk memotivasi diri dalam mengatasi masalah usaha. Diibaratkan minum jamu saat badan sedang lesu.
Jamu diharapkan dapat memulihkan stamina.


Penggunaan cincin pelaris merupakan usaha alternatif, atau bagian ikhtiar dari seorang yang meyakini, untuk membangkitkan motivasi diri dalam mengatasi masalah usahanya.

Itu satu. Kedua, cincin pelaris merupakan produk olah bathin seorang manusia biasa. Yang dilahirkan dalam sebuah prosesi ritual sebagaimana yang diajarkan guru, dengan bermunajat kepada Allah SWT.

“Ini merupakan kesimpulan yang harus menjadi pegangan bagi yang meminati cincin pelaris, untuk memperoleh manfaat yang maksimal,” kata paranormal Abah Rahman dalam diskusi santai bersama sejumlah rekannya di tempat praktek, belum lama ini.

Artinya, tegas pemilik ponsel ini, jangan pernah menafsirkan cincin pelaris sebagai media persugihan atau alat membuat penggunanya kaya mendadak. Karena ya itu tadi, hanya dimunajatkan berfungsi sebagai pembangkit motivasi atau semangat pengguna dalam mengatasi masalah usahanya.

“Jadi, mohon maaf saya, jika ingin kaya mendadak niatnya, lebih bagus tidak menggunakan produk olah bathin ini,” tandasnya. “Saya yang serba salah nanti. Kalau niat tidak tercapai, saya yang dibilang pembohong. Sebaliknya, kalau diluar dugaan bisa berhasil, terus informasinya bergulir kemana-mana, bisa merepotkan. Karena tak ada jaminan, pakai cincin pelaris terus bisa kaya mendadak.”

Menihilkan Emosi
Nah, bagaimana caranya agar motivasi diri didapati setelah memakai cincin pelaris ? Ini pertanyaan yang dilontar dari seorang peserta diskusi.

Jawab Abah Rahman, tugas terpenting pada awal pemakian cincin pelaris adalah, menihilkan emosi didalam diri. Artinya, berupaya untuk menjalani apa adanya dulu.

“Kalau keadaannya kekurangan pengasilan, sedang tumpur, tidak lagi memiliki modal dan lain sebagainya, ya dijalani saja dulu dengan ikhlas. Dengan demikian, energi supranatural yang terdapat dalam cincin memiliki luang yang lebar untuk menyatu dengan energi diri atau cakra diri,” terang Abah Rahman.

Karena memang, sambungnya, penyatuan dua energi tersebut sangat dibutuhkan untuk saling memberi pengaruh. Sebab energi atau cakra diri butuh pengaruh energi supranatural, agar motivasi diri diperoleh. Dan sebaliknya, energi supranatural yang terdapat pada cincin, juga butuh pengaruh, untuk percepatan perolehan hasil.

“Jadi, diri dan cincin memiliki keterkaitan, karena mesti saling mempengaruhi. Makanya, saya perlu nama calon pemakai. Istilahnya, untuk diijazahkan agar saling tanda. Energi diri tanda dengan energi cincin, dan sebaliknya,” terangnya lagi.

Soal Mahar
Pertanyaan berikutnya yang menggelinding ke telinga Abah Rahman, soal mahar. Mengapa ada mahar ? Kan sama saja dengan jual beli !

Mahar, jawab Abah Rahman, memang harus ada. Karena ada pekerjaan yang dilakukan untuk memproduksi dari sebuah cincin biasa menjadi sebuah cincin pelaris. Yakni olah bathin berupa prosesi ritual, yang terus terang kata Abah Rahman, membuatnya tidak lagi menjalani profesi yang lain. Kemudian, pekerjaan mengijazahkan cincin kepada pemakainya.

Itu satu. Kedua, pembukaan tempat praktek dilakukan secara profesional, seperti halnya tempat praktek dokter dan lainnya. Ada kos harian dan bulanan yang mesti dikeluarkan. Diantaranya sewa tempat, jasa staf, pembayaran rekening listrik, air, jasa iklan dan sebagainya.

“Inilah alasan logisnya. Karena dari pengalaman guru saya dan teman-teman seprofesi, kita tidak bisa menjadikan kegiatan ini sebagai pekerjaan. Apalagi pekerjaan sampingan. Harus ditekuni secara profesional, supaya hasilnya maksimal,” ungkapnya.

Itu satu. Kedua, informasi yang bergulir, apakah lewat iklan atau pun informasi yang digulirkan pasien-pasien lama, membuat Abah Rahman harus stanby dengan nomor ponsel 0813 7630 6023, akun di Facebook, bloger konsultasi dan media komunikasi lainnya. Karena orang butuh konsultasi dengannya.***


Cincin Pelaris Harus Sinergi Dengan Cakra Diri


Untuk mendapatkan manfaat yang optimal, menurut Paranormal Abah Rahman, energi supranatural yang terdapat pada cincin pelaris harus bersinergi dengan cakra diri pemakainya. Karenanya, emosi dan kegundahan di dalam diri harus dinihilkan terlebih dahulu.


Untuk memperoleh anak, seorang perempuan membutuhkan lelaki. Mereka harus melakukan hubungan, supaya bibit yang terdapat pada keduanya bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Yakni menghubungkan sel telur yang dimiliki perempuan dengan sel telur yang dimiliki lelaki, hingga diharapkan terjadi pembuahan, yang ditandai dengan gestasi (proses kehamilan).

Seperti itulah untuk memperoleh hasil pelarisan. Energi supranatural pelarisan yang telah dibubuh pada cincin melalui proses olah bathin, membutuhkan cakra diri sang pemakainya. Keduanya harus bersinergi, hingga diharapkan terjadinya pembuahan atau perolehan hasil.

“Yang ditandai dengan terasanya pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan semangat dalam diri pemakainya, dan perkembangan usaha yang ditekuninya, menjadi lebih baik, dan selanjutnya lebih baik lagi,” terang paranormal Abah Rahman ketika diajak ngobrol soal cincin pelaris produk olah bathinnya yang belakangan paling laris itu.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa, ada proses yang mesti dilalui seorang pemakai cincin pelaris untuk memperoleh hasil yang optimal. Pertama, kata Abah Rahman, proses mengijazahkan cincin, sehingga diperlukan nama lengkap calon pemakai berikut nama orang tuanya.

“Supaya energi supranatural yang terdapat pada cincin, kenal dengan jodoh atau pasangannya,” jelasnya.

Kedua, melakukan proses pembuahan, dengan mensinergikan energi supranatural dengan cakra diri pemakainya. Dan proses itu akan terjadi dengan sendirinya, karena sudah dimunajatkan lewat ritual olah bathin dan diperkenalkan lewat prosesi pengijazahan, bila sang pemakai mampu menihilkan emosinya terlebih dahulu.

Menihilkan Emosi
Nah, apa yang dimaksud dengan menihilkan emosi dan kegundahan, serta bagaimana caranya ? Ini pertanyaan berikutnya yang disampaikan ke Abah Rahman, sang pemilik nomor ponsel 0813 7630 6023 ini.

Dijawabnya, menihilkan emosi dan kegundahan adalah upaya diri sendiri untuk membuang perasaan kecewa dan marah, serta kepanikan dan kegelisahan yang terjadi didalam diri, karena adanya problem usaha atau problem ikutan yang disebabkan adanya problem usaha.

Caranya, menyakini bahwa menjalani keadaan apa adanya jauh lebih baik ketimbang larut dalam emosi atau kegelisahan. Itu pertama. Kedua, selalu mengingat bahwa, ada upaya alternatif yang akan dimulai, yakni menggunakan batu cincin pelaris, untuk mengatasi problem usaha.

Dan ini, lanjut Abah Rahman, akan jauh lebih mudah untuk dilakukan bila dibarengi dengan pengamalan seperti zikir dan mendengar pengajian, bagi kalangan muslim.

Pusat Energi
Pertanyaan berikut yang dilontar ke Abah Rahman adalah, apa sebetulnya cakra diri, sehingga begitu penting untuk disinergikan dengan energi supranatural yang terdapat pada cincin pelaris ?

Abah Rahman pun menjawab, cakra diri adalah pusaran energi vital yang ada di setiap tubuh manusia, yang memiliki getaran elektromagnetik, yang dikenal dengan sebutan aura.

Potensi getaran elektromagnetik itu dapat diperbesar dan diperluas, untuk menghasilkan energi diri yang memiliki kemampuan mempengaruhi, membenteng, membuang, menangkap, menyedot, meliputi, dan sebagainya. Sehingga banyak kecabangan ilmu energi diri yang dapat dipelajari.

“Misalnya silat, pengobatan, penderas dan sebagainya. Hanya saja umumnya orang tidak dapat mempelajarinya secara sendiri. Karena ada metode atau tatacaranya yang mesti dipelajari secara khusus. Makanya dibutuhkan guru atau pembimbing,” kata Abah Rahman.

Jadi kesimpulannya, lanjut Abah Rahman, yang akan bekerja sebagai pelarisan adalah dua energy yang disinergikan. Yang satu terdapat dalam tubuh, yang satunya lagi terdapat pada media. Salah satu medianya, batu cincin.

Mengapa Abah memilih cincin sebagai medianya ? Supaya mudah dibawa kemana-mana, tidak merepotkan dan biaya yang harus dikeluarkan sebagai mahar hanya sekali, jawab Abah Rahman.

“Bedak, minyak wangi dan lipstick pun bisa. Cuma kan ada masa habisnya. Dan kalau butuh lagi, harus keluar mahar lagi. Kalau cincin, kan hanya sekali,” katanya.***

Sabtu, 19 November 2011

Tukang Kredit Mahari Cincin Pelaris Abah Rahman



Ternyata, persaingan di dunia perkreditan tradisional cukup tajam. Itu terbukti, seorang tukang kredit datang ke tempat praktek Abah Rahman, untuk memahari sebuah cincin pelaris. Setelah melakukan konsultasi lewat ponsel 0813 7630 6023 milik sang paranormal muda itu.
Seorang ibu bermarga, kita sebut saja namannya Ny Embun, mendatangi tempat praktek paranormal Abah Rahman. Dia tidak perduli jaket bermerek sebuah sepeda motor dan celana lee yang dikenakannya hari itu basah, terkena guyuran hujan. Karena memang, hujan di hampir seluruh kawasan Medan sejak malam harinya belum juga berhenti.
Abah Rahman yang pagi itu bersama Mas Kodir, seorang stafnya sedang menata ulang ruang prakteknya, spontan melempar senyum begitu Ny Embun muncul dan membilang, hujan harus diterobosnya, karena persaingan bisnis perkreditan uang yang ditekuninya secara tradisional sejak tujuh tahun yang lalu makin membuat kepalanya panas.
“Lagi kan aku sudah janji sama Abah pagi ini datang kemari. Waktu ku telpon Abah ke nomor.., 0813 7630.., em.. 6023. Ya itu nomornya. Hapal kan aku, Bah,” celotehnya sembari minta dipinjami handuk untuk melap wajah dan rambutnya yang juga basah. Sedangkan jakatnya, ia kembangkan di sadel motor matic milik Abah Rahman yang terparkir di teras depan tempat praktek Abah.
Terhadap ungkapannya itu, Abah Rahman menyambutnya dengan tertawa kecil. Dan mengatakan,” Kepala boleh panas, Bu. Tetapi hati harus sejuk. Karena sebesar apa pun persoalan hidup yang datang, harus dihadapi dengan kesejukan. Sehingga kita bisa berpikir realistis, dan bertindak yang benar,”.
Persaingan Tajam
Kepada Ny Embun, Abah Rahman menyatakan, percaya bahwa persaingan di dunia prekreditan mulai tajam. Itu terbukti, iklan kredit makin ramai di media massa. Juga di Facebook dan situs-situs internetlainnya. Bahkan, iklan pengumuman yang dipasang di pohon-pohon di pinggir jalan besar. Karena memang, masyarakat yang memerlukan jasa prekreditan dari waktu ke waktu makin bertambah jumlahnya, disebabkan keadaan ekonomi bangsa yang belum membaik. Yang berdampak menjamurnya layanan jasa kredit uang kontan, apakah itu yang dikelola secara tradisional maupun dengan lembaga seperti yang mengatas namakan koperasi.
“Dan Ibu, bukan orang pertama yang datang kemari. Sudah pernah datang, pengelola koperasi maupun yang tradisional. Mereka juga bilang, butuh cincin peralis karena persaingan yang tajam. Makanya saya bilang, percaya sama Ibu,” ungkap Abah.
Niat dan Keyakinan
Dan diceritakan Abah Rahman, mereka yang sudah menggunakan cincin pelaris itu, kini sudah bebas dari hal yang dikeluhkan. Tidak lain karena, niat yang dipasang mereka fokus. Bertujuan untuk membangkitkan kembali usaha yang digeluti. Bukan untuk yang lain-lain, misalnyauntuk pelet atau pengasih. Karena dalam olah bathin yang dilakukan, spesial untuk pelarisan.
Kedua, sambung Abah, karena mereka bisa memahami bahwa, ada proses yang mesti dijalani untuk memperoleh hasil dari penggunaan batu cincin pelaris. Yakni prosespenyerapan atau penyedotanenergi-energi yang mengitari calon konsumen, terutama calon konsumenyang berjarak dekat dengan cincin, supaya merekadatang mendekati cincin. Dan setelah dekat, diharapkan ketertarikannya muncul untuk membeli produk atau menerima tawaran yang dilakukan si pemakai cincin pelaris.
Kemudian ketiga, mereka juga bisa meyakini bahwa, pemakaian cincin merupakan sebuah usaha alternatif. Mengharap kekuatan magis yang terdapat pada cincin tersebut, berfungsi sebagaimana yang dimunajatkan oleh Abah Rahman. Dan harapan itu, hanya dilimpahkan kepada Sang Pencipta. Bukan kepada Abah Rahman yang hanyalah seorang hamba. Dan bukan pula
kepada batu cincin, yang hanyalah sebuah benda alam hasil kreasi manusia. “Jadi, kalau niat dan keyakinan ibu seperti mereka, Insya Allah akan berhasil. Ini yang paling penting harus saya sampaikan, supaya mahar yang dikeluarkan tidak sia-sia,” jelas Abah Rahman.
Pemakaian cincin pelaris disebut usaha alternatif, lanjut Abah, karena memang masih banyak usaha-usaha lainnya dalam mengatasi masalah bisanis yang dihadapi. Misalnya, dengan melakukan perbaikan managemen usaha, peningkatan pelayanan dan promosi, berkabolarasi dengan usaha sejenis, dan sebagainya.
“Dan usaha-usaha semacam itu tidak memerlukan mahar. Hanya memerlukan ilmu pengetahuan diri sendiri,” kata Abah Rahman. Maksud dari penjelasan itu, kata Abah Rahman, supaya jangan terjadi peralihankeyakinan dari Sang Pencipta kepada yang lain, hanya karena melakukan sebuah usaha alternatif, yang dalam hal ini memakai cincin pelaris.***